Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Kiat Agrowisata di Victoria Melewati Masa Krisis Covid-19

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Ruth dan Robert Ellis, penutupan wilayah Australia akibat Covid-19 dan cuaca yang tidak dapat diprediksi, sangat memengaruhi bisnis agrowisata dan penjualan wine. Mereka memiliki pabrik pengolahan anggur mereka di dekat Hanging Rock, negara bagian Victoria, Australia. 

Cuaca buruk dan wisatawan sepi merupakan perpaduan sempurna yang melumpuhkan pertanian anggur. Untungnya, penjualan online dan diversifikasi dengan beternak sapi speckle park varietas baru, telah membantu bisnis keluarga mereka, untuk melewati musim yang sulit.

"Saya pikir penjualan kami turun sekitar 80 persen pada tahun ini," kata Ellis. Ia merujuk pada hasil panen anggur yang buruk, namun di sisi lain harga sapi jenis speckle park sedang bagus. Memelihara sapi membuat kakak beradik itu tetap bisa membayar staf untuk tetap bekerja.

Sapi jenis speckle park yang dikembangbiakkan di Kanada cukup berhasil diternakkan di Victoria. Sapi jenis ini telah ada di Australia setidaknya 10 tahun -- jenis sapi itu dikembangkan dari tiga jenis sapi Inggris, yakni angus, white Park dan teeswater shorthorn.

Ellis memelihara sekitar 50 sapi dan menjual genetika, embrio, dan sperma mereka - bersama beberapa pejantan.

"Orang tua saya menyerahkan kendali kepada kami pada tahun 2011. Mereka memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda dan menjadi serius pada ternak," kata Ellis.

Wine Autralia salah satunya dihasilkan dari kebun-kebun anggur di pedesaan negara bagian Australia. Foto: @wineaustralia

"Pada saat itu speckle park sudah ada di Australia selama beberapa tahun, tetapi mereka menyukai penampilan mereka, betapa lembutnya mereka dan juga betapa penurut."

Sebagaimana dinukil dari ABC, peternakan keluarga Ellis menjadi salah satu destinasi agrowisata di Hanging Rock. Mereka memotong sapi-sapi mereka dan mengalengkannya, kemudian dijual di peternakan saat para wisatawan mengunjungi kebun anggur dan peternakan sapi mereka. Tapi kini wisatawan sedang sepi. Diversifikasi usaha berupa ternak sapi menyelamatkan kebun anggur mereka. 

"Kami telah kehilangan banyak bisnis dengan menutup pintu ruang bawah tanah kami, yang populer sebagai tujuan agrowisata, tetapi sekarang bukan saatnya PHK staf, izinkan saya memberi tahu Anda," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Ellis meskipun dalam keadaan sulit, ia tak ingin mem-PHK para karyawannya, "Mereka telah bekerja 12 bulan untuk memastikan kami bisa menjual anggur. Mereka sudah bagian dari keluarga kami," ujar Ellis. 

Sebagian besar telah berada di sini selama 10 hingga 15 tahun. Semua masalah telah didiskusikan dengan karyawan, "Kami terbuka dengan kondisi kami, dan manusiawi bernego dalam masa ulit untuk membayar mereka," imbuhnya. 

Ellis beruntung berada di Hanging Rock, yang tak seperti negara bagian lainnya yang terkena kabut asap akibat kebakaran besar di Australia. Hanya saja kondisi cuaca yang kurang bersahabat, membuat panen anggur menurun. 

Sebagaimana Ellis, Peter Leeke petani di Kimbarra Wines di Grampians, cuaca beku membuat panen anggurnya berantakan, "Ini adalah salah satu musim di mana Anda tidak dapat memprediksi hal-hal dan itu di luar kendali kami," kata Leeke.

"Tahun ini kebun anggur kami mungkin akan menghasilkan di bawah satu ton anggur - tahun lalu mencapai 40 ton," imbuhnya. Meskipun pukulan keras menimpa bisnis kebun anggurnya, penjualan wolnya ke China November lalu sudah cukup untuk keluarga Leeke melewati masa sulit.

Harga wol membantu Leeke melewati sepinya wisatawan akibat virus corona dan cuaca yang buruk, "Kami memelihara sekitar 2.500 ekor merino super-fine. Kami menjual wol tahun lalu, dan penjualannya sangat baik," katanya.

Para pegawai di perkebunan anggur keluarga Ellis. Foto: Ruth Ellis/ABC

Meskipun pasar wol sedang jatuh pada 2020, ia memprediksi harganua kembali normal pada Juli dan Agustus, "Jadi kami berharap akan kembali normal saat itu - ini adalah permainan wait and see," ujarnya. 

Dia mengatakan diversifikasi telah memungkinkan dia melewati musim-musim yang sulit, "Ini membantu di tahun-tahun ketika satu bisnis turun dan mudah-mudahan yang lain naik."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

1 jam lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

2 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

3 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

9 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

15 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

16 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

17 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

18 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

Keluarga tersebut memutuskan pindah ke Solo karena unit apartemen mereka disita usai pandemi Covid-19.