TEMPO.CO, Jakarta - Musim pariwisata Turki diperkirakan akan ditunda hingga periode setelah Mei karena pandemi virus corona (Covid-19).
"Mudah-mudahan, kami akan melihat bahwa kegiatan pariwisata akan mulai lagi selama pesta Ramadan," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy, seperti dikutip dari laporan Hurriyet Daily News beberapa hari lalu.
Pesta Ramadan direncanakan akan dirayakan pada akhir Mei, masih dalam suasana Hari Raya Idul fitri, "Kegiatan pertama akan dimulai dengan wisatawan domestik," ucap Ersoy. Ia mengimbau perusahaan pariwisata bisa mengambil manfaat dari dukungan pekerjaan jangka pendek untuk anggota mereka.
Jika operasional perusahaan ditunda sepenuhnya atau sebagian karena force majeure, seperti pandemi Covid-19, pemerintah membayar gaji anggota mereka.
"Jumlah tunjangan pekerjaan pendek harian adalah 60 persen dari penghasilan rata-rata harian," menurut keterangan Badan Tenaga Kerja Turki.
Mengutip Al Jazeera, Pemerintah Turki telah memperketat aturan pembatasan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan aturan pembatasan jam malam untuk kaum muda. Kemudian, menutup perbatasan 31 kota untuk menghambat penyebaran virus corona. Ihwal mengenai penutupan perbatasan kota akan berlaku selama 15 hari, "Namun periode ini bisa diperpanjang jika perlu," ujarnya.
Aturan pembatasan jam malam berlaku menyeluruh untuk warga di bawah usia 20 tahun. Pembatasan itu telah berlaku mulai tengah malam, Jumat, 3 April.
Ankara juga menutup perbatasan untuk kendaraan, kecuali kendaraan logistik yang mengangkut persediaan penting. "Penggunaan masker akan wajib di tempat-tempat ramai," ucap Erdogan.
Menurut Kementerian Kesehatan Turki, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia berjumlah 425. Sementara jumlah kasus Covid-19, yang dikabarkan pada Sabtu, 4 Maret 2020, berjumlah lebih dari 20.000.
HURRIYET DAILY NEWS | AL JAZEERA