TEMPO.CO, Jakarta - Pihak kepolisian Inggris berulang kali mengingatkan agar warga mematuhi seruan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, agar tak bepergian ketika seluruh Inggris menjalankan karantina wilayah atau lockdown.
Namun warga Inggris justru meremehkan imbauan tersebut dengan berjemur dan pergi piknik. Kegiatan mereka memicu peringatan keras dari polisi. Para petugas mendesak publik untuk mengikuti langkah pemerintah untuk memperlambat penyebaran Covid-19
Pasukan kepolisian mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah dan mengikuti aturan lockdown dari pemerintah. Desakan kepolisian itu keluar setelah pada Sabtu, 4 April 2020 lalu, warga justru berjemur dan piknik di taman.
Publik Inggris telah diberi instruksi tegas untuk tidak meninggalkan rumah mereka akhir pekan ini, meskipun cuaca hangat di seluruh negeri, untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Di bawah tindakan karantina wilayah yang diberlakukan pada bulan Maret, orang-orang seharusnya pergi keluar untuk perjalanan-perjalanan penting, seperti membeli makanan atau obat-obatan, serta satu bentuk olahraga sehari.
Namun, gambar yang diposting di Twitter menunjukkan kerumunan orang di London Fields dan Battersea Park di London, dengan beberapa terlihat berjemur dan yang lain menyewa sepeda.
Di Timur Laut, muncul foto peselancar di pantai di Tynemouth, sementara di Brighton, dewan lokal memperingatkan bahwa warga berjemur dengan cara berdekatan di pantai.
Akhirnya, polisi bertindak tegas. Polisi Highbury East di London utara mengatakan mereka harus membubarkan "sekitar 150 orang" dari taman Highbury Fields. Dan memperingatkan warga, bahwa berjemur bukanlah alasan penting untuk meninggalkan rumah.
“Kami tahu ini hari yang indah. Kami memahami bahwa terkurung itu sulit, tetapi kami tidak menyelamatkan hidup dan melindungi Layanan Kesehatan Nasional (NHS) dengan piknik,” tulis Kepolisian Metropolitan Brent di London barat laut di Twitter.
Permintaan agar polisi bertindak tegas, datang ketika Michael Gove, sekretaris kabinet, mengatakan ada bukti yang menunjukkan bahwa beberapa anak muda tidak patuh dengan pembatasan jarak fisik, "Ada bukti para anak muda memiliki kepatuhan yang rendah," kata Gove.
Mereka mengira kemungkinan terinfeksi sangat kecil, dibanding orang tua. Gove mendesak warga untuk mempertimbangkan tekanan terhadap NHS dan bertanya pada diri sendiri: "Bagaimana saya membantu dalam upaya nasional bersama ini?"
"Matahari mungkin keluar, tetapi itu tidak berarti Anda harus keluar," kataStephen Powis, direktur medis NHS England, menambahkan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memimpin rapat melalui video conference di London, Inggris, 28 Maret 2020. Meski telah dinyatakan positif terpapar virus Corona, Boris tetap memimpin rapat sembari menjalani perawatan dan mengisolasi diri di rumah. Andrew Parsons/10 Downing Street/Handout via REUTERS
"Kehidupan dan kesehatan kita semua, teman-teman kita, kerabat kita, teman-temanmu, kerabatmu, yang bergantung pada kita mengikuti instruksi ini."
Sebelumnya pada hari Sabtu, 4 Maret 2020, pemerintah meminta para pemilik rumah kedua untuk menjauh dari properti liburan mereka. Pihak kepolisian juga memperingatkan akan mendenda siapa pun yang melakukan perjalanan tidak penting akhir pekan ini. Dan menyuruh mereka kembali ke rumah.