Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ke Taman Wisata Gajah Thailand, Cari yang Ramah Satwa

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sejumlah gajah yang tengah sakit, menyantap makanannya saat mendengarkan alunan musik yang dibawakan oleh seorang pianis asal Inggris Paul Barton di Elephants World, Kanchanaburi, Thailand, 9 Desember 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Sejumlah gajah yang tengah sakit, menyantap makanannya saat mendengarkan alunan musik yang dibawakan oleh seorang pianis asal Inggris Paul Barton di Elephants World, Kanchanaburi, Thailand, 9 Desember 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Thailand, gajah sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari warga. Bahkan sejak abad pertengahan gajah membantu masyarakat yang hidup di wilayah yang saat ini disebut Thailand. Satwa itu digunakan untuk mengangkut beban, pertanian, hingga perang. Kini untuk melihat gajah, cukup mengunjungi taman wisata gajah.

Gajah disebut sebagai Chang dalam bahasa Thailand. Warga menyukai karena kekuatan, ketangguhan, dan jinak. Namun, pada tahun 1989, karena masalah lingkungan, pemerintah penggunaan gajah. Ribuan gajah beserta mahout (pawang gajah) mereka, kehilangan pekerjaan. Karena setiap gajah makan sekitar 250kg per hari, dengan biaya £ 1.000 sebulan, satu-satunya cara untuk menjaga mereka tetap hidup adalah melalui pariwisata.

Untuk kegiatan wisata, menukil dari The Travel Magazine, Thailand memiliki 3.000 gajah piaraan, dengan lebih dari 200 pusat taman wisata gajah, yang  tersebar di seluruh Thailand. Kini, wisatawan kian sadar mengenai hak-hak satwa, termasuk gajah. Memaksa mereka terus menghibur pengunjung atau mengendarai membuat gajah lelah secara fisik dan mental. Wisatawan pun menuntut standar perawatan tinggi.

Tuntutan pelancong itupun berimbas positif. Sejumlah pusat gajah menyebut diri mereka sebagai tempat perlindungan atau konservasi, tetapi saat ini tidak ada standar yang disepakati, dan terkadang kata itu ditambahkan hanya sebagai taktik pemasaran belaka.

Asosiasi Agen Perjalanan Inggris (ABTA) mengimbau kepada wisatawan dunia, yang melancong ke berbagai negara untuk menghindari semua bentuk kontak dengan satwa, termasuk mengendarai dan memandikan mereka. Dan hanya memberi makan bila terdapat penghalang. Di Thailand tak banyak pusat gajah yang mematuhi imbauan tersebut. Berikut taman wisata atau pusat gajah, yang memperhatikan aspek perlindungan atau konservasi.

Gajah di Elephants World sedang berendam di sungai yang mengalir membelah pusat gajah tersebut. Foto: @elephantsworld

Elephants World

Butuh berkendara sekitar tiga jam ke barat dari Bangkok ke Kanchanaburi untuk mengunjungi Elephants World. Pusat gajah itu didirikan pada 2008 oleh dokter hewan Thailand dan istrinya. Mereka mulai dengan tiga ekor gajah dan sekarang memiliki 22 gajah.

Elephants World adalah situs luas yang indah, di tepi Sungai Kwai, dan perawatannya terasa menyenangkan. Memberi makan diperbolehkan di belakang penghalang, dari pedestrian yang dibangun khusus. Namun, wisatawan masih diperbolehkan memandikan gajah pada pagi hari – meskipun jumlah wisatawan sangat dibatasi.

Green Elephant Sanctuary Park

Di selatan Bangkok, di wilayah Phuket yang berpantai indah, rupanya terdapat pusat-pusat gajah yang didirikan. Mereka jadi alternatif bagi wisatawan yang bosan dengan suasana lautan dan sengatan matahari.

Kabarnya di Phuket terdapat gajah yang diikat kakinya di pinggir jalan. Tapi, Green Elephant Sanctuary Park tak melakukannya. Bahkan mereka tak mengizinkan wisatawan mengendarainya. Dan hanya kelompok besar yang boleh berkunjung ke pusat gajah tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Green Elephant Sanctuary Park terdapat 14 gajah, termasuk bayi gajah yang lahir di taman tersebut. Wisatawan diperkenankan memberi susu anak-anak gajah, termasuk memandikan mereka di kolam. Sayangnya, kolam pemandian gajah terlalu kecil, untuk 20 turis yang memandikan gajah.

Phang Nga Elephant Park

Sekitar dua jam di utara Bangkok terdapat Phang Nga Elephant Park atau Taman Gajah Phang Nga. Pusat gajah itu didirikan pada 2015, dan hanya memiliki sembilan gajah. Meskipun gajah di lokasi itu tak sebanyak di tempat lain, namun pemandangan hutan yang subur di sekitar Phang Nga Elephant Park, bis amembuat wisatawa betah.

Gajah-gajah itu memiliki ikatan yang kuat dengan para mahout. Tapi wisatawan bisa memberi makan mereka, dan menuntunnya menyusuri jalur-jalur yang sulit di dalam hutan. Pelesiran memasuki hutan bersama gajah ini, hanya dibatasi 18 orang. Agar perjalanan itu, jadi kesempatan untuk benar-benar dekat dan menghabiskan waktu bersama hewan-hewan besar itu. Wisatawan pun bisa memandikan mereka di kolam – yang tampaknya mengabaikan saran ABTA.

Patara Elephant Farm

Berajak ke Chang Mai, di utara Bangkok, wilayah itu merupakan konsentrasi gajah lokal Thailand. Sesampai di Chang Mai, lanjutkan dengan berkendara selama sejam untuk mengunjungi Patara Elephant Farm. Peternakan itu fokus ke pengembangbiakan gajah, dan memiliki 44 bayi gajah yang lahir di peternakan itu.

Pat, pemilik peternakan itu, menawarkan program latihan memelihara gajah dalam sehari. Wisatawan diajarkan memandikan mereka sekaligus menungganginya, dan memberi perintah terhadap gajah-gajah itu.

Gajah-gajah di Elephant Nature Park sangat tak diperkenankan didekati wisatawan. Foto: @elephantnaturepark

Elephant Nature Park

Lalu, siapa yang benar-benar melaksanakan konservasi? Kunjungilah Elephant Nature Park. Lokasinya sekitar 60 km di luar Chang Mai. Gajah-gajah di lokasi itu, tak memiliki kontak sama sekali dengan manusia – mereka terlihat bebas dan lebih sehat dibanding pusat gajah lainnya.

Wisatawan diperkenankan melihat mereka dari jauh, di jalan setapak yang tinggi. Hal itu memberi kesan melihat mereka di alam liar. Tentu saja, mereka dikurung di malam hari, mematuhi hukum Thailand, untuk mencegah mereka merusak tanah pertanian, dan jantan dipisahkan dari betina. Lek Chailert pemilik Elephant Nature Park memiliki komitmen kuat, membiarkan gajah-gajah itu liar dan tak berbaur dengan wisatawan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

1 hari lalu

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

Perayaan Songkran dijuluki sebagai tujuh hari berbahaya karena banyaknya korban di jalan raya karena kecelakaan.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

1 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

1 hari lalu

Ponsel Honor 50. gizmochina.com
Honor 200 Lite Terlihat di Laman Sertifikasi NBTC Thailand

Ponsel Honor 200 Lite dapat ditujukan sebagai penerus seri Honor 100 yang diluncurkan pada November 2023.


7 Tempat Terbaik Merayakan Festival Songkran di Thailand

3 hari lalu

Biksu Buddha Thailand bepergian dengan perahu di Kanal Ong Ang saat sedekah pagi untuk melakukan upacara keagamaan untuk menandai Tahun Baru tradisional Thailand 'Songkran' di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. Thailand merayakan Tahun Baru tradisional Thailand 'Songkran' festival, juga dikenal sebagai festival air, yang setiap tahun jatuh pada tanggal 13 April, dan dirayakan dengan percikan air sebagai tanda simbolis pembersihan dan penghapusan dosa dan nasib buruk dari tahun yang lalu. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) memasukkan Festival Songkran Thailand ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan. EPA-EFE/NARONG SANGNAK
7 Tempat Terbaik Merayakan Festival Songkran di Thailand

Dari hiruk pikuk kota metropolitan hingga keindahan alam yang memesona, Thailand memiliki segala yang Anda butuhkan untuk merayakan Festival Songkran.


Mengenal Festival Songkran, Perayaan Tahun Baru Khas Thailand

3 hari lalu

Mengenal Festival Songkran, Perayaan Tahun Baru Khas Thailand

Festival Songkran di Thailand adalah perayaan yang menggabungkan unsur-unsur kegembiraan, kebersihan spiritual, dan tradisi kuno.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

4 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Mengintip Kemeriahan Festival Songkran di Thailand, Pertama Kali Sejak Diakui UNESCO

5 hari lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Mengintip Kemeriahan Festival Songkran di Thailand, Pertama Kali Sejak Diakui UNESCO

Untuk pertama kalinya pada tahun ini, Festival Songkran dirayakan di Thailand setelah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

7 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

7 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

7 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.