TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya memutus mata rantai persebaran Covid-19, yang di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jumlahnya nyaris tembus 20 kasus positif terpapar.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan sampai 29 Maret, sudah hampir 75 persen wilayah Yogyakarta, khususnya di kampung-kampung melakukan penyemprotan disinfektan.
"Hampir semua pertokoan, pasar, tempat publik menyediakan tempat cuci tangan, yang dilakukan secara swadaya masyarakat," ujar Heroe, pada Ahad, 29 Maret 2020.
Sepanjang Maret ini, ujar Heroe, sudah 9.000 orang yang sebagian besar baru pulang berpergian dari luar Yogya termasuk pemudik diperiksa di puskesmas, RS Jogja dan RS Pratama.
Dari jumlah yang diperiksa di Kota Yogyakarta itu, total ada 267 orang dalam pemantauan (ODP), sembilan orang pasien dalam pengawasan (PDP) dan dua orang positif.
Untuk menjaga agar angka positif terinfeksi virus corona ini tak bertambah lagi, Pemkot Yogyakarta kini berfokus mewaspadai gelombang pemudik. Mereka dikhawatirkan berpotensi membawa penularan khususnya dari zona-zona merah sebaran virus corona di tanah air.
Pemudik yang diwaspadai khususnya yang konsentrasinya besar dan memanfaatkan moda angkutan massal. Pemantauan pun sejak pekan ini difokuskan salah satunya lewat terminal.
Heroe mengatakan pihaknya sudah mewanti-wanti pengelola terminal kota, agar saat ini tidak melayani arus mudik. Begitu juga untuk kendaraan pribadi, ujar Heroe, juga dipantau ketat, “Arus mudik terus kami pantau keberadaannya,” ujarnya.
Kepala Satuan Pelayanan Terminal Induk Giwangan Kota Yogyakarta, Bekti Zunanta menuturkan sudah sejak pertengahan Maret ini, secara periodik tiga hari sekali melakukan desinfeksi dengan menyemprotkan cairan disinfektan di sudut vital terminal.
Khususnya di titik-titik kedatangan dan tempat tunggu keberangkatan Bus Antar Kota Antar Provinis (AKAP), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan juga Trans Jogja. Bus yang masuk ke terminal pun tak luput disemprot disinfektan.
“Penyemprotan tidak hanya dilakukan di badan bus saja, tetapi juga dilakukan pembersihan di bagian dalam bus untuk memastikan agar bud dalam kondisi bersih dan memberikan kenyamanan serta keamanan bagi penumpang berikutnya,” ujar Bekti.
Bekti menambahkan, terminal mewajibkan setiap penumpang yang turun dari bus untuk mencuci tangan di wastafel, yang berada di area kedatangan. Mereka juga dicek suhu tubuhnya, dan untuk menemukanpenumpang yang mengalami demam.
Bila ditemukan penderita demam, petugas Terminal Giwangan menghubungi layanan kegawatdaruratan untuk membawa penumpang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk memastikan lingkungan Terminal Giwangan bersih dari Covid-19, Masjid di Komplek Terminal Giwangan, sejak Jumat (27/3) juga sementara tidak lagi digunakan untuk kegiatan ibadah harian, maupun salat Jumat sampai dengan waktu tanggap darurat berakhir.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta Biwara Yuswantana menuturkan bersama instansi terkait akan memberlakukan pemantauan ketat di empat terminal DIY dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.
Mulai dari Terminal Giwangan Kota Yogya, Terminal Jombor Kabupaten Sleman, Terminal Wonosari Gunungkidul dan Terminal Wates di Kabupaten Kulon Progo, "Kami juga sudah ajukan surat pemberitahuan kepada Organda (Organisasi Angkutan Darat) DIY soal pemantauan terminal ini, " ujar Biwara.
Terminal Jombor di Kabupaten Sleman DI Yogyakarta menjadi salah satu terminal yang dipantau pemerintah dalam upaya penanggulangan sebaran Corona. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Dengan pemantauan bus yang datang dari luar daerah DIY diharapkan menjadi bagian memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya dari pemudik yang mulai masuk ke DIY.
Bus yang masuk akan didata asal dan tujuannya, jumlah penumpang yang diturunkan hingga lokasi penurunan di DIY. Sehingga pergerakan orang orang di terminal itu dapat lebih mudah terlacak di kemudian hari jika ditemukan penambahan pasien dalam pengawasan (PDP) Corona.
"Sehingga bisa diketahui nanti, warga yang datang dari zona merah bisa dilakukan penanganan khusus," ujar dia. Untuk pemantauan bus-bus dari luar daerah itu tim Gugus Tugas akan bertugas mulai pukul 01.00, hingga pukul 06.00.
PRIBADI WICAKSONO