TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan mancanegara maupun lokal tak banyak yang berkunjung ke Chiang Mai. Imbasnya, Anchalee Kalampichit, pemilik Kamp Gajah Maesa di Chiang Mai, Thailand utara, menutup taman itu pada hari Senin, 23 Meret 2020. Penutupan itu karena wabah virus corona atau Covid-19, yang membuat jumlah wisatawan anjlok dari "ratusan" setiap hari menjadi kurang dari 20.
Kalampichit mengatakan kepada CNN Travel, ia mengambil kesempatan untuk merenovasi taman dan membiarkan 78 gajah di lokasi itu, bebas berkeliaran untuk pertama kalinya. Menurutnya, ketika dibuka kembali di masa depan, taman itu akan fokus pada edukasi mengenai gajah - dan tidak akan lagi memaksa mereka ditunggangi wisatawan atau melakukan trik.
Baca Juga:
Kamp gajah milik Kalampichit kerap dikritik, merujuk kepada wisata satwa liar dikategorikan sebagai atraksi yang kejam. Kalampichit mengatakan ia telah memutuskan untuk membuat perubahan tahun lalu, yang memungkinkan gajah untuk hidup lebih Bahagia. Bahkan ia studi banding ke tempat perlindungan gajah dengan stafnya untuk belajar tentang konservasi dan edukasi.
Dia mengatakan pandemi virus corona mempercepat keputusannya, karena penurunan wisatawan secara efektif memaksa taman wisata miliknya untuk tutup. Kalampichit, yang almarhum ayahnya mendirikan Kamp Gajah Maesa pada 1970-an, mengubah kamp gajahnya karena termotivasi pula oleh Elephant Nature Park di Thailand utara, yang dikelola dengan semangat konservasi.
"Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi di kamp, bukan pertunjukan dan menunggang gajah. Saya berbicara dengan seorang wanita yang terkenal karena menyelamatkan gajah dan alam di Elephant Nature Park... dia membiarkan gajah berkeliling tanpa perawatan. Kami ingin melakukan hal yang sama di Kamp Gajah Maesa," katanya.
Kalampichit mengatakan terdapat 78 gajah yang hidup di kamp miliknya, dan di masa depan mereka tak lagi ditonton untuk beratraksi atau dikendarai, “Tak ada lagi tribun kursi penonton, kami tidak ingin melakukannya lagi," katanya.
Gajah-gajah di Kamp Gajah Maesa dilatih melukis. Hasil karya mereka dijual kepada wisatawan. Foto: @lady_koi
Pemerintah Thailand pada hari Rabu, 25 Maret 2020 mengumumkan akan melarang mayoritas warga negara asing memasuki negara itum sebagai bagian dari langkah-langkah yang dirancang untuk mengatasi penyebaran virus corona. Thailand sejauh ini memiliki 1.045 kasus virus corona dan empat kematian yang dikonfirmasi.