TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus corona telah mengubah arena seluncur es atau ice skating Palacio de Hielo di Madrid, Spanyol menjadi kamar mayat. Wabah corona juga mengubah fungsi hotel menjadi rumah sakit.
Mengutip laporan The Independent, Kamis, 26 Maret 2020, semakin banyak jumlah pasien COVID-19 yang meninggal. Layanan pemakaman tak bisa lagi menampung jenazah dan kekurangan alat pelindung diri. Langkanya alat pelindung diri ini membuat keadaan kian mengkhawatirkan karena keamanan.
"Situasi ini tampak seperti kehancuran," kata Mario Navarro, Manajer Rumah Duka Funerarias Madrid kepada Forbes. Dia berharap jumlah korban meninggal berkurang. "Jika kematian tidak berkurang, kami tak mampu menampung jenazah dan pada akhirnya jasad itu menumpuk di rumah sakit."
Karyawan sebuah kamar mayat membawa peti mati pasien meninggal karena virus corona di krematorium pemakaman La Almudena di Madrid, Spanyol, 23 Maret 2020. Membludaknya pasien membuat rumah sakit di Spanyol kekurangan tempat tidur. REUTERS/Juan Medina
Untuk mengantisipasi penumpukan jenazah di rumah sakit, akhirnya pemerintah Spanyol memutuskan arena seluncur es sebagai kamar jenazah sementara sebelum dibawa ke rumah duka kemudian dimakamkan atau dikremasi. Satu demi satu peti mati kini memenuhi arena seluncur es Palacio de Hielo.
Di sebuah kota kecil bernama Alcala del Valle sebelah selatan Andalusia, dilaporkan ada 38 dari 42 orang di panti jompo yang positif terinfeksi virus corona. "Para orang tua membutuhkan solusi sekarang. Kami perlu oksigen, ambulans, dan rumah sakit," kata Wali Kota Alcala del Valle, Rafael Aguilera.
Saat ini kasus infeksi virus corona di Spanyol mencapai 47 ribu orang. Jumlah pasien meninggal sekitar 3.400 orang dan yang sembuh kisaran 5.300 orang.
THE INDEPENDENT | FORBES