Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Corona Membuat Pesta Sushi di Tokyo Berhenti

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Seorang pembeli mengecek kualitas tuna beku yang dijual dalam acara lelang saat pembukaan pasar ikan Toyosu, Tokyo, Jepang, 11 Oktober 2018. Pasar Tsukiji, yang berusia 83 tahun, telah menarik puluhan ribu pengunjung setiap tahun karena menyajikan berbagai jenis ikan eksotis dan <i>sushi</i> segar. REUTERS/Issei Kato
Seorang pembeli mengecek kualitas tuna beku yang dijual dalam acara lelang saat pembukaan pasar ikan Toyosu, Tokyo, Jepang, 11 Oktober 2018. Pasar Tsukiji, yang berusia 83 tahun, telah menarik puluhan ribu pengunjung setiap tahun karena menyajikan berbagai jenis ikan eksotis dan sushi segar. REUTERS/Issei Kato
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya, resto sushi di Tokyo selalu ramai. Seperti pesta, antrean pun mengular. Tapi setelah wabah virus corona merebak, turis sepi dan antrean orang makan sushi pun tak ada lagi.

Dinukil dari CNN Travel, saat fajar menguning, koki sekaligus pemilik resto sushi, Hideki Sugiura bergerak dengan cepat melewati lorong sempit Pasar Ikan Toyosu, Tokyo. Pasar Ikan Toyosu dalam dua bulan terakhir memang jadi sepi, gegara wabah. Keadaan jauh lebih tenang dari biasanya. Sugiura tak perlu membeli ikan dalam jumlah besar untuk untuk restoran sushi kecilnya, Sushi Marubatsu.

“Bisnis turun sekitar 50 persen,” kata Sugiura, karena dampak pandemi virus corona. Virus ini telah menyebar ke sebagian besar Asia dan sekarang mencengkeram Eropa dan AS, dengan lebih dari 300.000 kasus secara global. Jepang saat ini memiliki lebih dari 1.000 kasus yang dikonfirmasi, beberapa pasien di antaranya telah meninggal.

"Sederhananya, pelanggan berhenti datang," kata Sugiura kepada CNN. "Aku sangat sedih. Aku marah pada virus."

Hampir setiap hari selama sembilan tahun terakhir, Sugiura telah melaksanakan ritual hariannya di Pasar Toyosu - bagian grosir dari pasar ikan Tsukiji yang terkenal, yang pindah ke tempat baru pada tahun 2018.

Keramaian di Pasar Tsukiji Tokyo yang merupakan pasar ikan terbesar di Jepang. Kondisi ini difoto jauh sebelum wabah virus corona. (japan.travel)

Sugiura menciptakan menu hariannya yang kadang berubah – bergantung jenis ikan yang ditemuinya di pasar dan juga mempertimbangkan harga. Kali ini, ia memilih tuna, salmon, kakap merah, ekor kuning, dan udang.

Restoran mungilnya, yang dapat menampung sekitar selusin pengunjung, berada di Shibuya, dekat persimpangan Tokyo yang terkenal dengan persimpangan pejalan kaki empat arah. Tetapi mayoritas pelanggannya adalah warga setempat.

"Para pegawai perusahaan yang dulu datang untuk makan siang tidak datang sama sekali sekarang," katanya. "Dan ibu rumah tangga biasa datang saat makan siang, juga tidak ada yang datang sekarang."

Dia mengatakan bahwa bisnis sudah sakit sebelum virus menyebar, karena ekonomi yang melambat setelah pemerintah Jepang menaikkan pajak konsumsi pada bulan Oktober.

Jesper Koll, ekonom yang berbasis di Tokyo mengatakan, ekonomi Jepang lesu karena secara de facto semua mesin utama permintaan ditutup: konsumsi, belanja bisnis, ekspor barang, dan pariwisata yang masuk. Banyak bisnis berusaha tetap bertahan sambil berharap ekonomi tumbuh dari Olimpiade Tokyo 2020 – tapi perhelatan itu juga ditunda hingga 2021. Sementara industri ritel dan pariwisata Tokyo - tampak tidak pasti karena pandemi virus corona.

Krisis saat ini mendorong Sugiura untuk mempertimbangkan menutup restoran, "Jika bisnis saya tetap seperti ini karena virus, saya tidak bisa beroperasi sama sekali," katanya. "Tidak ada cara lain selain menutupnya."

Tuna bahan pembuat sushi di Pasar Ikan Tsukiji. (Foto: Shutterstock)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pasar ikan Tsukiji Menderita

Dampak dari coronavirus juga merusak Pasar Ikan Tsukiji, yang merupakan titik pelesiran wisatawan mancanegara bila datang ke Tokyo. Beberapa vendor pasar memberi tahu CNN bahwa bisnis mereka turun 70-80 persen.

"(Bisnis) mengerikan, mengerikan," kata Naoto Furusawa, yang telah bekerja di salah satu kios yang menjual ikan kering dan makanan lainnya selama 23 tahun. Biasanya, katanya, jalanan penuh dengan pengunjung dari seluruh dunia. "Itu lautan manusia," kata Furusawa. "(Biasanya) aku bahkan tidak bisa berjalan."

Turis juga merasakan hal yang sama saat bertandang ke Pasar Ikan Tsukiji, "Saya datang tiga tahun lalu dan saya tidak bisa berjalan (melewati kerumunan), dan sekarang hampir tidak ada orang," kata turis Kolombia Andres Bitar (32).

Ketika pasar grosir pindah ke Toyosu, pasar bagian luar yang memiliki lusinan toko dan restoran, tetap buka di Tsukiji. Tapi, toko-toko itu bisa saj atutup bergantung pada sebarapa lama, virus corona mewabah. "Semua orang mengatakan, yang bisa mereka lakukan adalah bersabar," katanya.

Di luar jalan-jalan utama pasar Tsukiji ada beberapa lorong gelap dan sempit yang dijejali lusinan sushi kecil - juga menderita penularan ekonomi virus corona, "Ada banyak bisnis tutup," kata Toru Honma, yang memiliki salah satu restoran kecil. "Tiga atau empat restoran telah ditutup dalam satu atau dua bulan terakhir."

Biasanya pada pagi hari, Honma yang berusia 68 tahun, menyajikan mangkuk nasi sashimi, piring-piring sushi segar, dan secangkir teh Jepang yang asapnya mengepul. Semua menu itu ia sajikan  kepada pengunjung yang berdatangan setelah berbelanja di pasar.

Tapi sekarang, dia hanya menghitung kerugiannya. "Aku merasa sangat sedih - itu menyakitkan," kata Honma. "Itu penurunan yang tajam."

Honma telah menjadi koki sushi selama 45 tahun, dan mengatakan dia belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya - bahkan setelah gempa bumi dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang pada tahun 2011.

Saba zushi varian sushi yang dipres. Foto: Taste Atlas

Tetapi situasinya cenderung memburuk lebih lanjut, karena para ahli mengatakan dampak dari krisis virus corona masih jauh dari selesai, "Anda akan melihat setidaknya tiga atau empat bulan ke depan, data ekonomi yang akan terus memburuk, Anda akan melihat data laba yang terus memburuk," kata Jesper Koll.

Krisis telah membuat pemilik usaha kecil di Jepang - dan di seluruh dunia - menghadapi masa depan yang tidak pasti, "Kami tidak tahu kapan itu berakhir, dan semakin buruk dari hari ke hari," kata Honma.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

1 hari lalu

Shopping street Ueno Ameyokocho di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Nichika Yoshida
8 Shopping Street Terbaik untuk Wisata Belanja di Tokyo

Di antara lebih dari 2.400 shotengai atau shopping street di Tokyo, berikut ini yang terbaik untuk wisata belanja


Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

1 hari lalu

Ilustrasi belanja atau pusat perbelanjaan di Tokyo, Jepang. Unsplash.com/Cosmin Serban
Wisata Belanja di Tokyo, 7 Barang Ini Wajib Dibeli

Sebelum merencanakan perjalanan wisata belanja ke Tokyo, ada beberapa hal yang perlu diketahui termasuk barang-barang terbaik yang harus dibeli


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

10 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

17 hari lalu

Seorang peserta melihat-lihat toilet umum yang didesain ulang sebagai bagian dari proyek untuk mengubah toilet umum menjadi toilet yang dapat digunakan dengan nyaman oleh semua orang, selama Tur Antar-Jemput Toilet Tokyo, di kawasan Shibuya, di Tokyo, Jepang 4 April 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

Satu perjalanan, peserta akan diajak mengunjungi delapan atau sembilan toilet umum di Tokyo dengan menggunakan mobil.


Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

21 hari lalu

Presiden terpilih Indonesia dan Menteri Pertahanan saat ini, Prabowo Subianto, kiri, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, melakukan pertemuan di kantor perdana menteri, di Tokyo, Jepang, Rabu, 3 April 2024. Eugene Hoshiko/Pool melalui REUTERS
Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengatakan kepada PM Jepang Fumio Kishida bahwa dia menginginkan keamanan dan kerja sama lebih dalam


Menu Ramadan Genki Sushi Hadirkan Rendang dan Opor dalam Sushi dan Rice Bowl

40 hari lalu

Menu Ramadan Genki Sushi - Chicken Rendang Sushi Rolls. (dok. Genki Sushi)
Menu Ramadan Genki Sushi Hadirkan Rendang dan Opor dalam Sushi dan Rice Bowl

Genki Sushi memadukan cita rasa kuliner Indonesia dengan seni kuliner Jepang


10 Kota Terbaik di Dunia untuk Para Jomlo yang Ingin Solo Traveling

43 hari lalu

Warga melihat warna warni pada Tokyo Tower saat memeriahkan malam pergantian tahun di Tokyo, 1 Januari, 2013. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
10 Kota Terbaik di Dunia untuk Para Jomlo yang Ingin Solo Traveling

Tokyo, Jepang, berada di urutan teratas sebagai kota tujuan solo traveling dengan pertimbangan keselamatan, gaji rata-rata, sewa, dan biaya hidup.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

43 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

44 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Tren Kafe di Tokyo, Menikmati Minuman Ditemani Kapibara

44 hari lalu

Cafe Capybay di Tokyo, Jepang, memungkinkan para  pengunjung menikmati teh dan kopi ditemani dua kapibara. Instagram.com/@cafe_capyba
Tren Kafe di Tokyo, Menikmati Minuman Ditemani Kapibara

Di Tokyo, Jepang, kafe yang menawarkan pengalaman khusus dengan kapibara sedang diminati