TEMPO.CO, Jakarta - Taj Mahal ditutup untuk mencegah sebaran virus corona baru atau COVID-19. Penutupan Taj Mahal ini juga menjadi kali pertama tidak diadakan acara tahunan Urs.
Mengutip The Economic Times, Urs adalah acara penghormatan tahunan Shah Jahan, kaisar Dinasti Mughal. Tahun perayaan Shah Jahan Urs semestinya berlangsung pada Sabtu, 21 Marwt 2020. Seandainya tetap berjalan, perayaan Shah Jahan Urs berlangsung selama tiga hari. Dalam acara itu, terdapat chadar atau kain berwarna sepanjang 365 meter untuk diusung.
Wabah corona membuat monumen bersejarah Taj Mahal beserta aktivitasnya berhenti sampai 31 Marwt 2020. Kini seluruh area di sekitar Taj Mahal sepi. Bila tidak ada pandemi, Taj Mahal biasanya dikunjungi 30 ribu orang setiap hari. Selama satu bulan terakhir pun, jumlah pengunjungnya menurun drastis.
Taj Mahal yang menjadi destinasi wisata unggulan di Kota Agra, India, pernah ditutup pada 1971 ketika terjadi perang antara India dengan Pakistan. Kemudian, ketika banjir besar pada 1978, Taj Mahal ditutup selama beberapa hari.
Taj Mahal. telegraph.co.uk
Wali Kota Agra, Naveen Jain meminta seluruh objek wisata dan titik-titik keramaian di kota itu ditutup. Para pekerja di belasan hotel bintang lima dan dua puluhan hotel bintang tiga tak jelas bagaimana nasibnya. Begitu pula dengan area paskir di destinasi wisata telah kosong, tempat peristirahatan umum, toko-toko suvenir, semua lini industri pariwisata dalam ketidakpastian.
Media massa India Today melaporkan tak hanya sektor pariwisata yang terpuruk. Pusat keuangan di India, yakni Mumbai juga telah memerintahkan layanan pegawai hanya sebagian. Destinasi wisata bersejarah di Mumbai, Gua Ajanta dan Gua Ellora, serta situs keagamaan seperti Kuil Siddhivinayak, juga tutup. Semua langkah ini dilakukan untuk mencegah sebaran virus corona.
THE ECONOMIC TIMES | INDIA TODAY