TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta atau Solo menyatakan kotanya dalam Kondisi Luar Biasa (KLB) virus corona. Penetapan tersebut mengakibatkan jumlah penumpang Kereta Api Prameks menurun.
Pasalnya, kelompok wisata sekolah banyak yang membatalkan perjalanan. Demikian halnya, perkuliahan diadakan secara daring, juga mengakibatkan pembatalan perjalanan dengan kereta api.
”Penumpang Prameks itu ada mahasiswa, pelajar, pelancong. Kelompok siswa yang akan mengikuti edukasi perjalanan dengan kereta api membatalkan rencana. Lagi pula para mahasiswa kuliah secara online menurut kampus masing-masing," kata Eko Budiyanto, Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 6, Ahad, 15 Maret 2020.
Para penumpang Prameks atau prameker umumnya dari kalangan mahasiswa. Mereka adalah warga Yogyakarta yang kuliah di Solo atau sebaliknya. Kereta itu melayani relasi Solo-Yogyakarta-Kutoarjo.
Namun, kata dia, perjalanan kereta Prameks tidak ada yang dibatalkan atau ditiadakan. Dalam satu hari ada 21 perjalanan Kereta Prameks, dari Solo hingga Kutoarjo dan sebaliknya, "Kalau jumlah pasti penurunannya belum kami cek, ini baru dua hari Solo dinyatakan KLB virus corona, yang pasti ada penurunan jumlah penumpang,” kata dia.
Dalam satu hari 21 perjalanan Kereta Prameks bisa mengangkut rata-rata 10.000 penumpang. Saat ini dipastikan jumlah itu menurun akibat merebaknya virus Corona di dua kota itu.
Kepala Daerah Operasi 6 PT Kereta Api Indonesia, Eko Purwanto menyatakan, pihaknya mencegah dan mengantisipasi supaya virus ini tidak menjangkiti para penumpang. Stasiun dan gerbong kereta api disemprot dengan cairan disinfektan.
"Kami antisipasi supaya virus ini tidak merebak, mari bersama-sama menjaga kebersihan dan kesehatan bersama," kata dia.
MUH SYAIFULLAH