TEMPO.CO, Jakarta - Layanan daring penginapan Airbnb memperbarui kebijakan pembatalan pemesanan tempat menginap selama virus corona baru atau COVID-19 mewabah.
Perusahaan ini menerapkan keputusan dalam keadaan khusus sehingga pelancong bisa mendapatkan pengembalian dana penuh untuk pembatalan reservasi penginapan di beberapa negara yang terjadi wabah virus corona. Negara-negara itu meliputi Cina Daratan, Italia, dan Korea Selatan.
Head of Homes Airbnb, Greg Greeley menyatakan Airbnb akan memberikan pengembalian uang penuh dalam 48 jam setelah tamu memesan. Jika melewati masa itu, maka semua tergantung dari kesediaan pemilik penginapan mengenai penetapan pengembalian uang. "Perlu dipahami kalau layanan Airbnb didukung oleh individu, bukan perusahaan besar," kata Greg Greeley dalam sebuah pernyataan yang dilansir Lonely Planet, Kamis, 12 Maret 2020.
Menurut Airbnb, ada pemilik penginapan yang menawarkan kebijakan pembatalan yang fleksibel, ada pula yang mengembalikan 60 persen dari tarif menginap. Greg Greeley menjelaskan Airbnb menerapkan cara kerja sesuai permintaan pasar.
"Ketika COVID-19 melanda, itu tidak hanya berdampak pada kami sebagai perusahaan, tetapi juga tuan rumah yang mengandalkan pendapatannya dari Airbnb, dan tamu yang rencana perjalanannya terganggu," kata Greeley.
LONELY PLANET | BLOOMBERG