Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peninggalan Mesir Kuno Ternyata Sangat Memuja Wanita

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Sebuah patung wajah Cleopatra, seorang ratu terkenal dari peradaban Mesir kuno. Benda-benda bersejarah ini dipamerkan di museum nasional Tokyo, hingga 23 September. Tokyo, Jepang, 11 Juli 2015. The Asahi Shimbun/Getty Images
Sebuah patung wajah Cleopatra, seorang ratu terkenal dari peradaban Mesir kuno. Benda-benda bersejarah ini dipamerkan di museum nasional Tokyo, hingga 23 September. Tokyo, Jepang, 11 Juli 2015. The Asahi Shimbun/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bila sebagian besar negara di muka bumi masih berkutat dengan persoalan emansipasi dan gender, maka kebudayaan Mesir Kuno mendahului zamannya. Sebagaimana dinukil dari Afar, Mesir memiliki banyak piramida yang didedikasikan untuk ratu dan dewi Mesir yang kuat.

Bayangkan, ketika era modern sebagian negara berbudaya patriakal menempatkan pria pada otoritas yang kuat, sementara perempuan diasingkan ke tugas rumah tangga, peradaban Mesir Kuno malah sebaliknya.

Perempuan Mesir Kuno memiliki properti, berpartisipasi dalam sistem hukum, dan bebas menikah dan bercerai sesuka hati. Beberapa wanita bahkan memerintah seluruh kerajaan, seperti Cleopatra VII, penguasa terakhir Ptolemeus Mesir (323–30 SM) sebelum dikalahkan dan dianeksasi oleh Roma. Demikian juga, dewa-dewa pria dan wanita sangat dihormati dalam agama Mesir Kuno, dan kedua jenis kelamin diyakini memainkan peran penting dalam mempertahankan "tatanan kosmik."

Warisan dari wanita-wanita terkemuka dari era Mesir Kuno beberapa di antaranya dilindungi sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Sebagaimana dinukil dari Afar, inilah situs bersejarah Mesir Kuno yang didedikasikan kepada para wanita hebat pada zamannya

Kuil Isis, Pulau Agilkia, Aswan

Di Mesir kuno, dewi kesuburan Isis mewakili istri dan ibu yang ideal — dia melindungi orang sakit dan mengajar wanita cara menenun, memasak, dan memfermentasi bir. Selama masa pemerintahan Ptolemeus II (285–246 SM), Kuil Isis dibangun di Philae, sebuah pulau Sungai Nil di hilir dari Aswan, sebuah kota di Mesir selatan.

Kuil Isis, Pulau Agilkia, Aswan. Foto: @virjofer

Situs itu menghormati sang dewi istri dari Osiris (dewa kematian); dan putra mereka yang berkepala elang, Horus the Young (dewa langit yang kuat). Bagian interior dan fasad Kuil Isis dipahat lakon mitos Mesir. Namun ukiran-ukiran itu dirusak oleh orang-orang Kristen selama era Bizantium (330-1453 C.E.). Mereka merusak banyak ukiran yang disebut sebagai gambar “kafir”, lalu menggantinya ukiran salib Koptik ke dinding.

Pada tahun 1960, setelah pembangunan Bendungan Tinggi Aswan mengancam merendam Kuil Isis, UNESCO meluncurkan kampanye untuk memindahkan situs tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Antara tahun 1976 dan 1980, hampir 50.000 balok batu pasir dipindahkan dengan hati-hati dari situs aslinya dan disusun kembali di Pulau Agilkia, sebuah pulau kecil di utara Philae. Pada tahun 1979, Kuil Isis ditambahkan ke daftar Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari koleksi yang harus dilindungi.

Kuil Isis disebut juga sebagai Monumen Nubian, lokasinya dekat Kota Aswan -- penerbangan 1,5 jam dari Kairo). Biaya masuk sebesar US$11 dan pengunjung hanya dapat mencapai kuil dengan perahu; melalui perjalanan 10 menit dari marina yang terletak sekitar 20 menit dari pusat kota Aswan. Biaya berperahu ke Kuil Isis sekitar US$10 sekali jalan.

Kuil Hathor, Kuil Dendera, Qena

Monumen ini didedikasikan untuk Hathor, dewi langit Mesir Kuno, terdaftar sebagai situs Warisan Dunia Astronomi UNESCO. Warisan Dunia Astronomi yang dibuat UNESCO merupakan sebuah gelar yang diberikan kepada lokasi, yang dikhususkan sebagai tempat mempelajari astronomi pada zaman lampau. Kuil Hathor dibangun sebagai bagian dari kompleks Kuil Dendera selama periode Ptolemeus (305–30 SM) dan diselesaikan pada masa pemerintahan kaisar Romawi Tiberius (14–37 M).

Kuil Hathor di Kompleks Kuil Dendera. Foto: @abmagfab

Kalender dan rasi bintang astronomi menghiasi atap aula hypostyle (ruang berlangit-langit tinggi yang didukung oleh beberapa baris pilar), dan setiap kolom yang berbeda ditutup dengan ukiran besar kepala Hathor.

Di sebuah kapel kecil di atas kuil utama, para arkeolog awal abad ke-19 menemukan Dendera Zodiac yang terkenal, relief berbentuk lingkaran yang menampilkan cincin luar dengan 36 divisi yang mewakili 360 hari tahun Mesir dan lingkaran dalam yang dipenuhi dengan rasi bintang dan tanda zodiak – bahkan para sejarawan percaya patung di langit-langit menggambarkan peta alam semesta.

Pada tahun 1820, kolektor barang antik Prancis, Sebastien Louis Saulnier menyewa seorang pencuri barang antik untuk menghilangkan ukiran astronomis dengan gergaji dan bubuk mesiu. Ukiran astronomis itu, kini dipajang di Museum Louvre Paris, sementara replika menutupi langit-langit di Kuil Hathor di Mesir.

Kompleks Kuil Dendera terletak sekitar 45 menit dari pusat wisata utama Luxor di kota Qena. Untuk menikmati kuil tersebut, ambillah tur sehari dengan pemandu dan transportasi pulang pergi antara Kuil Dendera dan Luxor. Pengunjung dapat memilih dari beberapa opsi grup dan pribadi, senilai mulai dari US$40 hingga US$140 per orang -- tergantung pada durasi tur.

Makam Nefertari, Lembah Ratu, Luxor

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar tahun 1250 SM, Firaun Ramses II menguburkan istrinya tercintanya, Nefertari, di Lembah Ratu, sebuah nekropolis yang rumit di tepi barat Sungai Nil yang mencakup lebih dari 90 makam istri dan anak-anak kerajaan.

Sejumlah pengunjung berjalan di depan Kuil Ratu Nefertari, istri Firaun Ramses II, di malam perayaan penobatan Firaun Ramses II, di Aswan, Mesir, Jumat (21/2). REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Meskipun Nefertari bukan seorang ratu yang memerintah seperti Cleopatra atau Hatshepsut, ia memiliki pengaruh signifikan dalam urusan politik dan militer. Ia memainkan peran penting dalam mempertahankan perjanjian damai penting antara Het dan kekaisaran Mesir, yang didirikan pada masa pemerintahan Ramses II. Perjanjian tersebut dianggap sebagai perjanjian internasional pertama dalam sejarah manusia.

Saat ini, ruang bawah tanah Nefertari dikenal sebagai "Kapel Sistina Mesir" karena lukisan-lukisannya yang berusia 3.000 tahun yang sangat terawat, yang dihiasi dengan ayat-ayat dari Kitab Orang Mati dan mewakili perjalanan sang ratu ke akhirat.

Ruang-ruang di Makam Nefertari menampilkan potret Osiris sang dewa kematian, diikuti oleh dewi-dewi Mesir kuno Neith, Isis, dan Hathor. Mereka digambarkan memandu Nefertari bermahkota emas, dalam perjalanannya menuju dunia bawah. Lukisan itu melambangkan status tinggi Nefertari. Sarkofagus Nefertari, yang dijarah pada zaman purba, awalnya diletakkan di ruang terakhir kuil, di bawah langit-langit biru gelap yang ditutupi bintang-bintang emas.

Tiket masuk ke Lembah Ratu sebesar US$7, dan kunjungan 10 menit ke makam Nefertari berharga tambahan US$ 90. Patung dan monumen ke Nefertari juga dapat ditemukan di beberapa situs di seluruh Mesir, seperti Kuil Abu Simbel dan Karnak. 

Kapel Sekhmet, Kompleks Kuil Karnak, Luxor

Membentang di lebih dari 247 hektar di tepi timur Sungai Nil, Kompleks Kuil Karnak (biasa disebut Karnak) adalah pusat ibadah utama di Thebes, salah satu ibu kota kerajaan Mesir kuno. Firaun Sesostris I mulai membangun Karnak pada abad ke-20 SM, meskipun sebagian besar kuil, obelisk, dan tiang-tiang yang tersisa berasal dari Kerajaan Baru (1539 hingga 1075 SM).

Para wisatawan mengambil gambar salah satu patung di Kuil Karnak di Luxor, Mesir, Jumat, 23 November 2018. Kompleks Kuil Karnak merupakan komplek keagamaan kedua terbesar di dunia dengan luas hingga 1,2 kilometer persegi. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Dikenal sebagai Ipet-Isut, atau "Chosen of Places," situs kolosal ini dikemas dengan keajaiban arsitektur dan artistik, yang sebagian besar didedikasikan untuk Triad Theban ilahi Mesir Kuno: dewa matahari Amun, permaisuri Mut, dan putra mereka Khonsu. Kapel Sekhmet merupakan kuil tersembunyi untuk menghormati dewi perang leonine, Sekhmet.

Di dalam kuil terdapat patung granit Sekhmet, yang menggambarkan dewi berkepala singa tua yang memegang ankh (salib melingkar) dan bunga lotus -- untuk melambangkan kehidupan dan kelahiran kembali. Cara termudah untuk menemukannya adalah dengan meminta penjaga kuil untuk menunjukkan jalan. Tiket ke Karnak berharga sekitar US$13.

Kuil Hatshepsut, Necropolis Theban, Deir el-Bahri

Terletak di bawah tebing curam, Deir el-Bahri di Lembah Para Raja. Kuil itu didedikasikan untuk menghormati salah satu ratu paling luar biasa di Mesir. Ketika suami Hatshepsut, Thutmose II, meninggal pada tahun 1479 SM, ia bertindak sebagai wali bagi anak tirinya Thutmose III yang berusia tiga tahun, yang merupakan pewaris takhta tetapi belum dapat memerintah.

Sekitar tahun ketujuh masa pemerintahannya, Hatshepsut telah mengumpulkan cukup kekuatan untuk mengadopsi otoritas penuh dan gelar firaun laki-laki. Dia memerintah Mesir bersama Thutmose III sampai kematiannya pada tahun 1458 SM. Dia dimakamkan di dekat Lembah Para Raja di tepi barat Sungai Nil.

Kuil Hatshepsut, Necropolis Theban, Deir el-Bahri di Mesir. Foto: Jean C Bustamante/@bustamante.sa

Di seluruh Kuil Hatshepsut, relief dan lukisan terperinci menggambarkan kemakmuran Mesir di bawah pemerintahannya. Ukiran-ukiran didominasi era damai yang dengan perdagangan dan proyek pembangunan. Setelah kematian Hatshepsut, Thutmose III merusak banyak patung dan monumen Hatshepsut — untuk menghilangkan jasa seorang wanita dari barisan raja-raja. Tiket masuk ke Kuil Hatshepsut berharga sekitar US$9 per orang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

3 hari lalu

Lanskap situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat. Facebook/Danny Hilman Natawidjaja
Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.


Situs Gunung Padang Pernah Ramai Dibicarakan Pada Era Presiden SBY Hingga Muncul Perpres

6 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Situs Gunung Padang Pernah Ramai Dibicarakan Pada Era Presiden SBY Hingga Muncul Perpres

Belakangan Situs Gunung Padang mendapat sorotan karen jurnalnya dicabut penerbit Wiley Online Library. Pada masa SBY, Gunung Padang pernah ramai pula.


Gunung Padang dan Klaim Piramida Tertua yang Lampaui Giza di Mesir

6 hari lalu

Tim peneliti kembali melakukan penelitian dengan sistem georadar di Situs Gunung Padang Cianjur, Jawa Barat, Selasa (17/7) dan Rabu (18/7). TEMPO/Deden Abdul Aziz
Gunung Padang dan Klaim Piramida Tertua yang Lampaui Giza di Mesir

Lantas, benarkah Situs Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia yang diketahui saat ini, lebih tua daripada Giza di Mesir?


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

7 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Top 3 Tekno: Alasan Publikasi Gunung Padang Dicabut, Kampus Global di IKN, Ultimatum dari Bank Tanah

7 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Top 3 Tekno: Alasan Publikasi Gunung Padang Dicabut, Kampus Global di IKN, Ultimatum dari Bank Tanah

Artikel soal alasan pencabutan karya ilmiah situs Gunung Padang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

7 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Tim Peneliti Gunung Padang Pertanyakan Major Error Penyebab Publikasi di Jurnal Dicabut

7 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Tim Peneliti Gunung Padang Pertanyakan Major Error Penyebab Publikasi di Jurnal Dicabut

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang yang dibangun oleh manusia sekitar 20 ribu tahun lalu--tertua di dunia--hanya seumur jagung.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

8 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Makam Kuno Neferhotep di Luxor Mesir Dibuka untuk Wisatawan setelah Restorasi Dua Dekade

45 hari lalu

Makam Neferhotep di Luxor Mesir dibuka untuk wisatawan pada Minggu, 11 Februari 2024, setelah restorasi selama dua dekade. (Instagram/@dr_mostafa_waziry)
Makam Kuno Neferhotep di Luxor Mesir Dibuka untuk Wisatawan setelah Restorasi Dua Dekade

Makam kuno di Luxor, Mesir, tersebut sebelumnya mengalami kerusakan parah yang disebabkan oleh kebakaran pada awal abad ke-20.


Mengenal Sourdough, Roti Pertama di Dunia yang Menggunakan Ragi

7 Januari 2024

Ilustrasi roti gandum panggang. Popsugar.com
Mengenal Sourdough, Roti Pertama di Dunia yang Menggunakan Ragi

Dikenal renyah dan punya rasa unik roti sordough semakin populer di Indonesia