TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona telah ditemukan di Kota Bethlehem di Tepi Barat, Palestina, membuat Israel was-was. Kota itu akhirnya ditutup oleh otoritas Palestina dan Israel. "Kesehatan masyarakat mendahului segalanya," kata perdana menteri Israel dalam pidatonya di negara itu.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, Israel menetapkan aturan karantina diri selama 14 hari bagi siapa pun yang datang ke negara itu.
Kebijakan baru ini segera berlaku untuk warga negara Israel dan akan mulai berlaku pada hari Kamis, 12 Maret 2020, untuk warga negara asing, menurut BBC. Keputusan itu akan berlangsung selama dua minggu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pidato yang diposting ke Twitter pada hari Senin, 9 Maret 2020.
"Setelah satu hari diskusi yang kompleks, kami membuat keputusan: setiap orang yang datang ke Israel dari luar negeri akan memasuki isolasi 14 hari," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan di Twitter. "Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat - dan kesehatan masyarakat mendahului segalanya."
Pada Selasa pagi, 10 Maret 2020, Israel telah melaporkan 58 kasus virus corona yang dikonfirmasi, tetapi tidak ada kematian. Israel juga memanfaatkan peta waktu nyata dari Universitas Johns Hopkins, yang melacak virus di seluruh dunia. Israel berkukuh memaksa pengunjung dari beberapa negara di Asia dan Eropa untuk dikarantina, Reuters melaporkan.
Untuk warga negara asing yang memasuki negara itu, ini berarti mereka harus menunjukkan tempat tinggal selama periode karantina, kata BBC. Setiap warga negara asing yang tidak dapat mengkarantina sendiri akan ditolak masuk ke negara itu.
Kebijakan karantina ini akan memengaruhi sekitar 300.000 warga di negara itu, yang memiliki total populasi sekitar 9 juta, menurut catatan Reuters, mengutip media Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memimpin pertemuan tentang persiapan Israel untuk implikasi virus Corona, di Kantor Perdana Menteri di Yerusalem, 25 Februari 2020.[Haim Zach/GPO/Jerusalem Post]
Kebijakan itu muncul ketika Italia, yang memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi kedua di luar China daratan. Italia saat ini memiliki 9.100 warga yang terinfeksi virus corona. Negeri itu menerapkan karantina nasional dalam upaya untuk membendung gelombang wabah.
Keputusan yang diambil Israel juga diengaruhi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan orang Amerika, terutama mereka yang lebih tua atau dengan kondisi kesehatan tak prima, untuk menghindari kapal pesiar dan "perjalanan tidak penting seperti perjalanan pesawat panjang."