TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menyusun dan menyiapkan tata cara atau prosedur khusus, untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan wisatawan yang datang ke tanah air.
Hal tersebut dilakukan Wishnutama karena beberapa negara menempatkan Indonesia pada level kuning, dalam travel advisory mereka. Berkaitan dengan status level kuning itu, Kemenparekraf pada Senin, 9 Maret 2020, juga menyelenggarakan kelompok diskusi terpumpun (FGD) bertema “Sistem Keselamatan dan Keamanan Terpadu Dalam Rangka Menunjang Pariwisata di 5 Destinasi Super Prioritas” yang berlangsung di Hotel Borobudur.
“Kami harus menjaga keselamatan dan kenyamanan kepada siapapun yang berkunjung ke Indonesia. Untuk itu kami sedang menyusun prosedur khusus keamanan dan keselamatan. Tujuannya untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman, juga bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 20-30 persen,” kata Wishnutama.
Wishnutama menjelaskan saat ini status Indonesia dalam travel advisory dari negara-negara tetangga dalam kondisi kuning (hati-hati untuk dikunjungi) dan bukan hijau (aman untuk dikunjungi).
“Prosedur keamanan dan keselamatan ini salah satu upaya untuk mengubah dan memberi perhatian lebih kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia,” katanya.
Presiden Jokowi, kata Menparekraf Wishnutama, beberapa waktu lalu secara khusus datang ke Labuan Bajo yang menjadi salah satu destinasi superprioritas. Mereka melihat langsung dan mengintruksikan kepada TNI, POLRI, BNPB, BASARNAS, dan kementerian lain untuk membentuk organisasi terpadu di destinasi wisata.
“Hal itu untuk menunjukkan kehadiran kami secara fisik di destinasi wisata. Bila di destinasi wisata itu terlihat tim patroli hadir secara wujud, tentu membuat perasaan wisatawan itu semakin aman dan nyaman,” katanya.
Staf Ahli Bidang Keamanan Kemenparekraf Adi Deriyan pada kesempatan yang sama berharap, prosedur khusus keamanan dan keselamatan ini merupakan rintisian awal bagi Indonesia untuk memiliki tata cara atau prosedur keamanan dan kenyamanan. Dengan begitu maka wisatawan tidak ragu untuk merencanakan kunjungannya ke Indonesia.
“Pada 24 April kami akan melakukan skenario planing. Sebuah kegiatan dari apa yang sudah kami buat dan kerjakan, akan diwujudkan dan diimplementasikan dalam skenario planing yang akan dilakukan dalam tiga tahap di Labuan Bajo,” katanya.
Suasana di Taman Nasional Pulau Komodo. Dok. Kemenparekraf
Ketiga tahap itu mengatur bagaimana mengatasi wisatawan yang mengalamai kecelakaan individu, seperti sakit jantung dan lainnya saat berada di destinasi wisata. Lalu menangai kasus kapal terbalik hingga bencana alam termasuk misalnya gempa bumi.
“Semoga ini bisa dikembangkan terus-menerus, sehingga bisa menjadi prosedur khusus keamanan dan keselamatan versi Indonesia. Yang nanti akan kita sebarkan dan informasikan ke masyarakat agar semuanya mengetahui hal tersebut termasuk informasi pengaduannya,” katanya.