Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Baju yang Dipakai Sultan HB X Menyambut Raja dan Ratu Belanda

image-gnews
Adik kandung Sri Sultan Hamengkubuwono X, KGPH Hadiwinoto melangsungkan ritual Ngabekten kepada raja jawa Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bangsal Kencono, kompleks Keraton Yogyakarta, Kamis (8/8). TEMPO/Suryo Wibowo
Adik kandung Sri Sultan Hamengkubuwono X, KGPH Hadiwinoto melangsungkan ritual Ngabekten kepada raja jawa Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bangsal Kencono, kompleks Keraton Yogyakarta, Kamis (8/8). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Belanda, Willem Alexander dan Ratu Maxima pekan ini dijadwalkan melawat ke sejumlah daerah di Indonesia. Pasangan keluarga kerajaan Belanda tersebut tiba di tanah air pada Senin, 9 Maret 2020. Mereka dijadwalkan bertemu dulu dengan Presiden Joko Widodo pada Selasa, 10 Maret 2020 di Istana Bogor.

Esoknya, pada Rabu, 11 Maret,  Raja dan Ratu Belanda dijadwalkan menyambangi Keraton Yogyakarta pukul 11.00 WIB untuk bertemu Raja Keraton, Sri Sultan Hamengkubuwono X atau Sultan HB X dan keluarga.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura atau Sekjen Keraton Yogya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono kepada TEMPO mengungkapkan bahwa Keraton Yogyakarta, akan mempersiapkan sambutan khusus bagi Raja dan Ratu Belanda tersebut.

Berbeda ketika menerima tamu kehormatan lain, karena yang berkunjung adalah keluarga kerajaan, Keraton Yogyakarta pun akan menyiapkan prosesi penyambutan ala kerajaan.

"Karena yang datang ini Raja dan Ratu Belanda, maka Ngarso Dalem (Sultan HB X) dan (permaisuri) Gusti Kanjeng Ratu Hemas akan memakai pakaian Jawa," ujar Condrokirono kepada Tempo Senin 9 Maret 2020.

Selain itu, menariknya, Raja dan Ratu Belanda ini akan diberi penghormatan melalui kirab khusus bergada (prajurit) Keraton yang akan dilakukan di depan Bangsal Trajumas.

Menurut Condrokirono yang juga putri kedua Sultan HB X itu, sambutan yang membedakan tamu keraton dengan pemerintahan, adalah penghormatan militer dari Bregodo Keraton Yogyakarta. Hal ini berlaku jika tamu merupakan raja, ratu, juga putra mahkota kerajaan lain.

"Seperti dulu saat Pangeran Charles (Kerajaan Inggris) berkunjung ke Keraton, juga dilakukan prosesi (penyambutan khusus) itu," ujar Condro.

Putra mahktota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles pernah mengunjungi Kraton Ngayogyakarta pada 2008 silam. Dalam kunjungan yang kedua setelah tahun 1989 itu, Pangeran Charles disambut Sultan Hamengkubuwono X mengenakan busana adat Jawa.

Condrokirono menuturkan kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Keraton Yogyakarta itu hanya bentuk silaturahmi antarkeluarga kerajaan, yang sudah beberapa waktu tak bertemu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dalam rangka silaturahmi saja kok, tidak ada pembicaraan khusus.
Dulu kan pernah Ratu Belanda ke Yogya juga," ujar Condro.

Selain di Keraton, Raja dan Ratu Belanda juga dijadwalkan menyambangi Kampung Cyber Tamansari, yang lokasinya masih di area Jeron Beteng Keraton Yogyakarta, pada pukul 13.00 WIB.

Raja dan Ratu Belanda akan blusukan di kampung ini, karena kampung itu tak bisa dilalui kendaraan roda empat dengan gang senggolnya.

Kampung ini sebelumnya populer karena pernah disambangi pendiri Facebook Mark Zuckerberg tahun 2014 silam, karena sukses mendigitalisasi layanan rutin kampung seperti jadwal ronda, informasi arisan, kematian dan kelahiran dalam platform online.

Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima bersama anak-anak Putri Amalia, Putri Alexia, dan Putri Ariane saat pemotretan musim panas keluarga kerajaan di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda pada 19 Juli 2019.[REX/Daily Mail]

Dari Kampung Cyber Tamansari, Raja dan Ratu Belanda akan bertolak ke Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengunjungi Pameran Inovasi.

Lalu jelang malam hari pukul 17.30 WIB Raja dan Ratu Belanda bertolak ke Candi Prambanan, menyaksikan pentas kolosal sendratari Ramayana sebelum pukul 19.10 WIB meninggalkan Yogyakarta.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

2 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

3 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

6 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

7 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

16 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Tak Beri Wejangan Khusus soal Kemenangan Prabowo-Gibran, Sultan HB X: Semoga Sukses Jalankan Tugas

29 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Tak Beri Wejangan Khusus soal Kemenangan Prabowo-Gibran, Sultan HB X: Semoga Sukses Jalankan Tugas

Gubernur DIY Sultan HB X turut memberi selamat kepada Prabowo-Gibran atas kemenangan pemilu presiden 2024.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

37 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

38 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

47 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

Simak peran empat tokoh Deklarasi Ciganjur Megawati, Gus Dur, Amien Rais, Sultan HB X untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Berikut 8 pemikirannya.