TEMPO.CO, Jakarta - Shelly Karcegis seorang pegawai perbankan asal Atlanta, empat tahun lalu, mengambil paket perjalanan khusus wanita ke Kenya bersama Global Heart Journeys. Perjalanan itu mengubah hidupnya. Sebagai pelancong wanita, ia menemukan banyak hal yang menggugah semangat feminisnya.
Dinukil dari National Geographic Travel, alih-alih mengikuti jadwal wisata yang unik, Kacergis menghabiskan waktu dengan penduduk setempat, menjalin ikatan dengan petani teh dan penduduk desa di sekolah, panti asuhan, dan pasar kerajinan.
Tergerak oleh kisah-kisah yang didengarnya, dia pulang ke Atlanta dan pensiun lebih awal dari karier di perbankan, untuk memulai usaha dengan salah satu teman barunya.
Mereka membuat program, yang membantu perempuan di Kenya agar mandiri secara finansial. Misalnya, sebagai peternak ayam dengan hampir 100 peternak wanita sebagai mitra, “Perjalanan itu membuka dunia yang sama sekali baru bagi saya,” katanya. Seperti banyak pelancong Barat, Kacergis merasa diubah hidupnya oleh perjalanan ke Afrika.
Kini, paket-paket wisata khusus untuk wanita sedang trendi. Lihatlah kampanye gerakan #MeToo dan gelombang perempuan yang berkeliling dunia untuk wisata special interest.
“Pelesiran wanita dengan wanita lainnya, adalah salah satu perbatasan terbesar yang belum dijelajahi,” tegas pendiri Global Heart Journeys, Linda Higdon. Sekitar 17 tahun yang lalu, ia menukar kariernya yang sukses sebagai pianis klasik untuk bekerja dengan wanita di negara berkembang. "Itu sepenuhnya bisa mengubah cara kita berpikir tentang perjalanan."
Dengan kata lain, masa depan traveling ada di tangan wanita. Para wanita itu, mulai dari CEO hingga para aktivis, yang dalam perjalanan di negeri-negeri berkembang, mendorong perjuangan wanita setempat untuk mengubah hidupnya.
Wisatawan berbicara dengan seorang wanita relawan saat belajar tentang Ramadan dan budaya Emirat selama bulan suci puasa Ramadan, di Pusat Pemahaman Budaya Sheikh Mohammed untuk Pemahaman Budaya (SMCCU) di Dubai, UEA 17 Mei 2019. REUTERS/Satish Kumar
Pelancong Wanita yang Terus Berkembang
Perusahaan perjalanan yang berfokus pada wanita telah ada dalam industri pariwisata sejak akhir 1970-an. Namun, ketika Wild Women Expeditions memulai dengan perjalanan kano yang seluruh pesertanya perempuan di Ontario pada tahun 1991, dunia pariwisata mulai melihat potensi pasar pada diri wanita.
“Perjalanan khusus bagi wanita adalah bahan tertawaan bagi dunia perjalanan petualangan outdoor,” kata pelancong Jennifer Haddow, pemilik toko retail pakaian kepada National Geographic. Namun, menurutnya, sekarang segmen perjalanan wisata wanita, telah menjadi arus utama.
Operator wisata yang mengkhususkan membuat program perjalanan bagi wanita bermunculan. Tiga tahun lalu, REI Adventures melansir beragam paket perjalanan untuk wanita — semua dipimpin oleh pemandu wanita lokal. Lalu, pada tahun 2018, MT Sobek, retail pakaian merayakan hari jadinya yang ke-50 dengan menawarkan program wisata petualangan khusus wanita.
Saat ini terdapat lebih banyak perusahaan yang khusus melayani pelancong wanita, misalnya dari operator tur, destinasi, pakaian, dan bahkan maskapai penerbangan yang berusaha keras untuk melindungi wanita yang terbang sendirian.
Informasi mengenai destinasi wisata bagi wanita juga kian mudah. Unearth Women, menjadi rujukan yang mendalam bagi pelancong wanita, "Kami menyadari pasar untuk majalah wisata khusus wanita sedang kosong, dan kekosongan perlu diisi," ujar Elise Fitzsimmons, salah satu pendiri, penerbit, dan redaktur eksekutif Unearth Women, kepada Travel and Leisure.
Mempertemukan Pelancong Wanita dengan Wanita Pebisnis Wisata
Kekosongan terbesar, yang ditemukan tim redaksi Unearth Women, adalah kebutuhan mengisi konten perjalanan, tetapi juga mengarahkan para pelancong wanita kepada wanita lain di wilayah yang jauh. Jadi, kesimpulannya Unearth Women adalah ide cemerlang mengenai: Panduan Kota Feminis.
“Panduan Kota Feminis merupakan usaha mempertemukan pelancong wanita dengan wanita lainnya, untuk memberdayakan masyarakat lokal,” kata Fitzsimmons. Bukan sekadar menulis hotel yang nyaman, resto yang enak, atau destinasi yang menyenangkan, namun benar-benar membantu seorang musafir wanita.
Peselancar wanita yang mengenakan kebaya berfoto sebelum berselancar untuk memeriahkan peringatan Hari Kartini di Pantai Kuta, Bali, Sabtu, 20 April 2019. Kegiatan tersebut digelar untuk membangkitkan semangat perjuangan Kartini serta mengenalkan kebaya kepada wisatawan mancanegara. ANTARA/Fikri Yusuf
Unearth Women bahkan menghubungkan para wanita itu, menemukan bisnis wisata milik para wanita lainnya di berbagai belahan dunia. Nama-nama para wanita pemilik usaha wisata itu, ada di setiap hotel, restoran, hingga kota-kota yang ramah kepada wanita.
Dalam situsnya, pembaca dapat menemukan panduan lebih dari 20 destinasi, termasuk tujuan populer seperti London, Johannesburg, Jaipur, Portland, Seoul, dan banyak lagi.