TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai sektor ekonomi mulai melambat setelah virus corona mewabah. Salah satu bidang yang terkena imbas signifikan adalah industri pariwisata.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Rizki Handayani Mustafa mengatakan dalam masa kewaspadaan virus corona baru atau COVID-19 ini, para pemangku kepentingan pariwisata berkesempatan menyusun kembali strategi yang diterapkan setelah wabah ini berlalu.
"Mungkin saat ini kita sedang break (istirahat) sebentar, untuk menguatkan tujuan industri pameran atau asosiasi kita," kata Rizki dalam acara Rapat Kerja Nasional Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat, 6 Maret 2020.
Dengan tiadanya kepastian kapan wabah virus corona ini akan berakhir, Rizki melanjutkan, menjadi momentum untuk membangkitkan kegiatan yang akan datang. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dia mengatakan, sedang mendiskusikan bentuk dukungan pemerintah supaya ekshibisi atau konferensi internasional (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran atau MICE), dilaksanakan ada di Indonesia.
Hanya saja, pengajuan untuk pelaksanaan itu bisa jadi bukan untuk tahun ini melainkan pada 2021. "Karena mulai Juni - Juli 2020 kami sudah menyusun anggaran untuk 2021," katanya.
Ketua Umum ASPERAPI, Hosea Andreas Runkat mengatakan sekarang industri pameran sedang mencari strategi yang tepat dalam situasi wabah virus corona. "Saya berharap 2020 ini menjadi tahun emas karena dari tahun 2018 industri pameran berkembang pesat. Tapi (saat ini) tidak boleh berharap terlalu banyak, ternyata (ada) musibah virus corona," katanya. Hosea menjelaskan tantangan dihadapi oleh penyelenggara MICE adalah perizinan acara (events) karena dihadiri banyak orang.