TEMPO.CO, Jakarta - Tersembunyi di gang buntu, di pusat Kota Taipei, Taiwan, dengan tengkorak bersantai di kursi bar menyambut Anda. Di tangannya terdapat gelas anggur dan rokok. Sambil menyeringai kosong, dia bersandar pada dinding yang dihiasi dengan kutipan dari Franz Kafka: "Ada banyak sekali harapan di alam semesta ... tetapi tidak untuk kita."
Itulah sambutan suram di bar The Misanthrope Society. Menukil CNN Travel, The Misanthrope Society merupakan bar pada umumnya, namun mengangkat tema kematian – atau berbagai hal yang anti kehidupan manusia.
Nama-nama koktail yang ditawarkan juga terdengar suram: "Ghost Island Tea" berkomposisi Spring Taiwan Vodka dan Kavalan Whiskey, ditambah sedikit tequila, kahlua, vermouth, dan jus lemon. Lalu adapula minuman yang dinamai "No Longer Human", berisi campuran Midori, Mikanshu berbasis sake, brendi ceri, dan Absolut Vodka.
Jika memesan minuman yang dinamai "Last Words" yang berbasis gin, bartender dengan sopan meminta Anda untuk menuliskan, kata-kata terakhir yang ingin diucapkan di ranjang kematian. Rupanya minuman beralkohol itu lumayan digemari. Buktinya, banyak kartu yang terkumpul usai menenggak Last Words.
The Misanthrope Society memang dimeriahkan dengan humor dan dekorasi gelap: dinding hitam, menu hitam, piring hitam - bahkan ayam goreng hitam. Cara mengolahnya, setelah direndam dalam dadih fermentasi tradisional Taiwan, lalu disiram dengan alkohol dan dibakar.
Menu ayam goreng hitam ayam goreng hitam. Cara mengolahnya, setelah direndam dalam dadih fermentasi tradisional Taiwan, lalu disiram dengan alkohol dan dibakar. Dok. The Misanthrope Society
Pengunjung dibiarkan menonton api menjilat ayam goreng, yang tampak seperti sisa-sisa pembakaran berbentuk potongan ayam -- yang membangkitkan citra neraka. Lalu di dinding, terdapat lukisan kutipan filsuf Prancis abad 20, Jean-Paul Sartre: "Neraka adalah orang lain," dan "Kamu bisa membenci dunia ini sebanyak yang kamu mau".
Tema anti-sosial ini seperti bertolak belakang dengan keterbukaan bar ini terhadap para tamu. Kabarnya, sang pemilik, pernah menderita depresi berat, sehingga ingin memberikan ruang yang ramah kepada orang lain yang membutuhkan.
"Kami menyebutnya The Misanthrope Society, yang secara harfiah berarti Anda dapat membenci dunia ini sebanyak yang Anda inginkan di sini," kata pemilik The Misanthrope Society, Chen Xiaoguai. "Saya ingin menarik orang dari sisi gelap, sehingga mereka dapat saling membantu dan mengalami "kehangatan dari orang yang berbeda," tambahnya.
"The Misanthrope Society" terletak di Distrik Gongguan, di jantung Taipei. Lokasinya terletak di tengah pasar malam yang ramai dengan penjaja pakaian dan makanan ringan, dan kurang dari satu menit berjalan kaki dari stasiun metro Gongguan.
Bagian bar The Misanthrope Society yang memiliki koktail dengan nama-nama suram. Dok. The Misanthrope Society
Di antara hiruk-pikuk itu, Chen telah berhasil menemukan ruang yang sempurna untuk sebuah bar bagi para “pembenci manusia”, di sudut jalan yang gelap yang tak dijangkau sinar matahari. Namun di dalamnya, ada kehangatan manusia yang tersembunyi.
Chen terinspirasi untuk membuka bar setelah menghabiskan satu bulan di rumah sakit bagi penyandang sakit mental. Di sana ia menerima perawatan spesialis dari psikolog dan profesional kesehatan lainnya, tetapi merasa lingkungan tak memberi dukungan saat ia dipulangkan.
"Saya pikir hal terpenting dalam kasus saya untuk keluar dari sisi gelap adalah bantuan dari orang-orang, teman-teman yang saya temui di rumah sakit," kata Chen, yang dulunya seorang insinyur. "Aku ingin mereplikasi kelompok dukungan seperti itu."
Namun, banyak orang dengan depresi memilih untuk tidak minum alkohol, karena itu membuat gejala sakit psikis mereka menjadi lebih buruk – atau karena efek alcohol bercampur dengan obat-obatan yang wajib mereka konsumsi.
Di The Misanthrope Society, Anda bisa mendapatkan rasa kebersamaan tanpa minuman keras, karena bar juga merupakan kedai kopi dan toko buku, menawarkan buku-buku psikologi, otobiografi, dan novel tentang episode-episode gelap dalam kehidupan manusia. Buku-buku yang berjejer di bar kopi termasuk "The Museum of Broken Relationships" dan "Poetry About How Much I Hate My Life."
Sejak membuka ruang pada Februari tahun 2019, Chen mengatakan orang-orang "datang ke sini untuk menangis, untuk berbicara dengan saya, hanya untuk tinggal, membaca buku-buku saya."
Menurutnya, lebih dari selusin pelanggan tetap yang mengalami masalah kesehatan mental yang serupa, harus saling mengenal dan membentuk jaringan untuk saling mendukung.
Di Taiwan, kesehatan mental tidak banyak dibicarakan dan seringkali masih disalahpahami dan distigmatisasi.
"Sebelumnya, orang-orang ini mungkin hanya dapat berbicara dengan keluarga mereka, teman-teman mereka, yang tidak dapat benar-benar memahaminya, terutama orangtua kami, generasi yang lebih tua, yang tidak memiliki gagasan atau pengetahuan tentang masalah kesehatan mental," kata Chen.
Stan coffee shop bagi pengunjung yang menyukai kopi. Dok. The Misanthrope Society
Generasi yang lebih tua mungkin menyarankan masalah dapat diselesaikan dengan berbicara dengan pendeta di kuil, atau melalui takhayul. Masalah komunikasi inilah, yang membuat Chen, akhirnya mendirikan The Misanthrope Society.
Sebuah bar yang menawarkan outlet untuk semua peminum dan pengunjung, agar mereka dapat mengekspresikan suasana hati. Dan nama-nama menu makanan dan minuman itu, mewakili perasaan Anda saat datang.