TEMPO.CO, Jakarta - Bila wabah virus corona berkepanjangan, pariwisata bisa saja mati. Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau ASITA Sumatera Utara, Solahuddin Nasution. Menurut Solahudin, jika kelesuan akibat virus corona ini terjadi sampai Juni 2020, maka bisnis pariwisata bakal mati.
"Sekarang saja sudah banyak calon wisatawan yang langsung membatalkan dan ada pula yang menunda perjalanan dari dan ke Sumatera Utara," kata Solahuddin di Medan, Sabtu 29 Februari 2020, sebagaimana dikutip dari Antara.
Virus corona memang membuyarkan panen pendapatan dunia dari booming wisatawan Cina. Travel and Leisure menyebut, sejak laporan tentang virus corona muncul pada akhir Desember, lebih dari 83.000 orang telah terinfeksi dan hampir 3.000 orang telah meninggal di seluruh dunia. Karena virus corona berdampak global, pemerintah AS mengeluarkan travel advisories, yang mengarah terhadap berbagai pembatalan penerbangan dan pelayaran kapal pesiar.
Kota-kota di Cina - khususnya Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, tempat virus itu berasal - telah dikarantina. Amerika Serikat pun tak terbebas dari jangkauan virus corona. Negeri itu dipastikan mendapat kasus kematian akibat infeksi virus corona pada Sabtu 29 Februari.
Berikut berbagai hal yang perlu diketahui saat pelesiran di tengah merebaknya wabah virus corona, dinukil dari Majalah Travel and Leisure.
Apa itu virus corona?
Virus corona pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada 12 Februari bahwa nama resmi untuk jenis spesifik virus corona adalah Covid-19.
“Virus corona adalah keluarga besar virus, beberapa menyebabkan penyakit pada manusia dan lainnya yang bersirkulasi di antara hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar,” menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC). Baik Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) disebabkan oleh virus corona, tetapi bukan jenis yang saat ini mewabah.
Dokter yang pertama kali menemukan jenis virus corona ini adalah Li Wenliang. Ia meninggal pada usia 34 tahun akibat penyakit itu pada 7 Februari. Cina dengan cepat meneliti kematiannya, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi Xinhua.