TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya wabah virus corona berdampak pada sejumlah sektor, termasuk industri meeting, incentive, conference dan exhibition (MICE) di Indonesia. Ketika negara lain sedang ketar-ketir menangani virus corona dan mulai meberlakukan travel banned, Indonesia justru melakukan sebaliknya.
Pemerintah Indonesia bahkan menganggarkan Rp72 miliar untuk mendanai pengguna media sosial atau influencer dalam paket insentif pariwisata, untuk menangkal dampak negatif penyebaran virus Corona.
Namun menurut Dr. Christina L Rudatin, Kepala MICE Center Politeknik Negeri Jakarta, influencer saja tidak cukup untuk menangani kasus ini.
“Kalau dalam kondisi sekarang influencer saja tidak cukup. Influencer harus memiliki kapabilitas dalam bidang pariwisata, jadi memang berkaitan. Bisa tokoh ataupun yang terkait dengan bidang kesehatan,” ujar Dr Christina saat dihubungi oleh TEMPO, Jumat, 28 Februari 2020.
Menurut Christina, akan ada benefit dari kedatangan wisatawan mancanegara untuk ekonomi devisa, tetapi insentif itu akan lebih bermanfaat untuk menggerakan wisatawan, jika ditambah dengan testimoni influencer yang meyakinkan bahwa Indonesia aman.
“Kita bisa juga memberikan gambaran seperti bukti dan publikasi yang baik-baik di semua pemberitaan. Jangan seperti Indonesia masuk Arab distop, muncul lagi hoax jemaah kita, itu kan udah jadi berita negatif,” kata Dr. Christina.
Karena merebaknya wabah virus corona, beberapa event MICE di Indonesia menjadi ditunda. Tetapi event ini bisa saja tetap berlangsung, namun jumlah delegasinya berkurang.
“Kondisi di negara lain yang sudah terkena virus corona itu lebih parah, banyak event yang batal. Seperti Singapura yang kondisinya memburuk, nah itu bisa ditarik ke Indonesia event-nya,” kata Dr. Christina.
Dampaknya virus corona terhadap MICE tidak terlalu berat untuk conference, namun sebaliknya untuk pameran, “Kalau conference kan bisa ditunda dan disepakati bersama lagi dan masih tetap dilaksanakan di Indonesia, meskipun jumlahnya sedikit. Untuk pameran kan lebih berat karena dari berbagai negara,” ungkap Dr. Christina.
Pavilun Indonesia dalam pasar wisata F.re.e Munich. Pameran diprediksi bertumbangan berkaitan dengan merebaknya virus corona. Dok. Kemenparekraf
Dr.Christina menekankan kembali bahwa Indonesia harus menunjukkan tindakan antisipasi dan siaga dengan mempublikasikan video yang memperlihatkan hal positif dari Indonesia, seperti disediakannya dispenser disinfectant, masker gratis di pusat-pusat keramaian dan tempat wisata yang indah.
ALFI SALIMA PUTERI