TEMPO.CO, Jakarta - Travel blogger Febrian berbagi pengalaman selama menekuni hobi pelesiran. Bermula sebagai penyanyi acara pernikahan atau wedding singer, ia mengisi waktu liburan dengan traveling.
Kini hobi berpelesir itu membuatnya menjadi travel blogger serta pembawa acara "Jurnal Indonesia Kaya", sebuah tayangan YouTube.
Ketika menjadi pembawa acara perjalanan itu, ia semakin rutin melancong. "Dalam satu bulan, saya bisa pergi ke dua sampai empat tempat di Indonesia. Ini sudah tahun kelima saya jadi pembawa acara Jurnal Indonesia Kaya," kata Febrian saat berbagi cerita di bilangan Jakarta Pusat, dalam acara yang diadakan Kementerian Keuangan, Jumat, 28 Februari 2020.
Menurut Febrian, selama rutin melancong ia mengamati perubahan infrastruktur penunjang pariwisata di Indonesia. Ia mencontohkan, antara lain bandar udara dan tol, "Bandara yang kurang nyaman, sekarang sudah menjadi lebih baik semua fasilitasnya," tuturnya.
Perubahan infrastruktur, kata dia, tampak dalam kurun rentang tahun, "Infrastruktur di Indonesia lebih baik, misalnya dibandingkan lima tahun lalu atau (baru) tahun lalu," katanya.
Kemudian, ia juga menyebutkan tentang tol yang ia anggap aksesnya semakin mudah. "Tol baru di Pulau Jawa, ini sekitar tiga jam saja Cirebon-Semarang," ucapnya.
Kementerian Keuangan pun memandang melancong telah menjadi gaya hidup. Perkembangan media sosial juga mendorong minat berwisata atau traveling. Kementerian Keuangan memandang, bahwa infrastruktur perlu untuk sektor pariwisata.
"Maka kalau bicara infrastruktur jangan cuma di Jakarta atau Jawa," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman.
Luky membandingkan Indonesia dengan Cina dan Australia. Ia menjelaskan, Cina dan Australia negara yang besar, namun dalam satu daratan. "Tapi di sini (Indonesia), kita punya 17.000 pulau. Bagaimana (infrastruktur) menghubungkan seluruh pelosok Indonesia dari segi geografisnya," ujarnya.