TEMPO.CO, Tabanan - Puri Anom di Kabupaten Tabanan, Bali, melihat potensi wisata yang bisa dihasilkan dengan menggairahan seni lukis. Pameran tunggal pun digelar di Puri Anom dengan menampilkan karya seniman I Ketut Suasana atau yang akrab disapa Kabul.
Perhelatan tersebut digelar sejak mulai 9-29 Februari 2020, diminati wisatawan mancanegara namun kurang diminati warga lokal, “Masyarakat lokal masih minim, hanya ada beberapa dari komunitas anak muda yang datang,” kata penjaga Puri Anom, Putu Arya Wiguna, Sabtu, 22 Februari 2020.
Setiap harinya, ada puluhan pengunjung yang datang ke Puri Anom untuk melihat pameran lukisan, selain itu, ada yang berkegiatan lain seperti foto sebelum menikah, sesekali melihat pameran lukisan. “Wisatawan asing dari Rusia antusias dengan pameran ini, ada beberapa rombongan yang sempat datang,” ujar Arya.
Selain berpameran, pelukis kelahiran Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan ini juga menjual karyanya. Ada 15 lukisan yang dipamerkan olehnya, “Ada satu yang terjual, harganya Rp 20 juta. Judul lukisannya gunung emas,” ujar Arya.
Puri Anom juga berencana membuat pelatihan melukis berbarengan dengan pameran ini. Namun, saat ini masih menentukan jadwal, “Sebenarnya rencananya pekan ini, tapi karena hari Raya Galungan akhirnya diundur,” kata Arya.
I Ketut Suasana beberapa waktu sebelumnya menyebutkan, pameran lukisannya digelar karena kegelisahannya dalam berkarya. “Semua berawal dan tercipta dari lekukan dan tarian garis atau line dance,” ujarnya.
Ia mengambil lokasi pameran di Tabanan karena merupakan tempat kelahirannya. “Sudah sering berpameran di berbagai tempat dan event di luar (Bali),” ujarnya.
Kurator pameran, I Made Susanta Dwitanaya menyebutkan, Kabul menghadirkan karya lukis dengan eksplorasi garis yang dominan. Secara visual tampak memperlakukan garis sebagai elemen penting.
“Melalui permainan dan eksplorasi garisnya Kabul seperti sedang menari nari dalam panggung kanvasnya. Tarian garis itu membentuk dunianya sendiri,” ujarnya.