TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menginginkan Indonesia memiliki peta geospasial pariwisata. Di peta pariwisata tersebut tidak hanya menyajikan ragam potensi pariwisata, tapi juga potensi bencana alam yang bisa terjadi.
Harapan itulah yang mendorong Wishnutama berkunjung ke kantor Badan Informasi Geospasial (BIG) di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (20/2/2020).
Menurutnya, peta tersebut dibutuhkan agar rencana pengembangan pariwisata ke depan, yang tertuang dalam Rencana Induk Pariwisata Nasional Terpadu (Ripandu) bisa terdata dengan baik. Untuk itu, ia sangat berharap BIG bisa mewujudkan hal tersebut.
“Ini menurut saya sangat strategis sehingga pembangunan pariwisata ke depan dapat terancang dengan detail potensi dan segala kemungkinannya, baik potensi wisata yang belum diketahui maupun kemungkinan bencana alam, sehingga dapat diantisipasi. Sebab, hal itu berkaitan dengan aspek kenyamanan dan keamanan para wisatawan,” kata Wishnutama.
Geospasial atau ruang kebumian merupakan aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
“Banyak potensi wisata yang belum kami ketahui. Tetapi apabila kami dapat informasi data dari BIG, tentunya kami bisa membuat langkah strategis bagaimana menghubungkannya, menggali potensinya, dan memasarkannya. Untuk itu, pembangunan pariwisata harus dilakukan secara komprehensif, tidak boleh parsial,” kata Wishnutama.
Sementara itu, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia Hasanuddin Zainal Abidin menjelaskan pihaknya sudah banyak bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan ini akan menjadi kerja sama perdana BIG dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Sebelumnya sudah ada 85 peta geospasial tematik, akan ditambah kurang lebih bisa sampai seratusan, kemaritiman bisa juga menambah 51 tema, kebencanaan 45 tema, sosial dan ekonomi dan segala macam juga akan ada penambahan. Semakin bagus juga bila penambahannya nanti ada peta-peta pariwisata,” kata Hasanuddin Zainal.
Pemandangan wisata Batu Sindu di kawasan Tanjung Senubing, Bunguran Timur, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu, 16 Februari 2020. Tempat wisata ini menawarkan pemandangan batuan yang membentuk morfologi unik dan dikenal sebagai Tor granit. Peta pariwisata dari BIG, memungkinkan untuk mengeksplorasi destinasi baru. ANTARA
Hasanuddin menjelaskan, pemetaan nantinya akan tersaji tidak hanya dalam bentuk cetak tapi juga digital. Sebab, selain akan menarik perhatian wisatawan, aplikasi yang diciptakan akan mempermudah wisatawan mengakses informasi saat berkunjung ke Indonesia.