TEMPO.CO, Jakarta - Singapore Airlines (SIA) dan sayap regionalnya SilkAir dikabarkan akan menangguhkan beberapa penerbangan ke Cina setelah kekhawatiran atas wabah virus corona. Wabah yang menyebar ke berbagai negara dari Cina itu, menurunkan permintaan penerbangan Cina-Singapura.
Wabah virus corona mengakibatkan penurunan permintaan tiket "secara signifikan", kata Singapore Airlines, Senin, 10 Februari, kepada Channel News Asia. Namun perusahaan nasional Singapura itu, tetap mempertahan konektivitas dengan kota-kota utama Cina.
Akibatnya, layanan ke beberapa tujuan Cina akan "sementara ditangguhkan sampai situasi membaik". Beberapa penerbangan SIA antara Singapura dan Beijing, Shanghai dan Guangzhou akan ditangguhkan antara 4 Februari sampai 29 Maret.
Sementara, anak perusahaan SIA, SilkAir, juga menghentikan penerbangan antara Singapura dan Shenzhen, Xiamen, Chengdu dan Chongqing selama periode tersebut.
Namun, untuk keperluan lalu lalang warga Singapura, SIA mengoperasikan tujuh penerbangan masing-masing ke Beijing dan Shanghai setiap minggu, tiga kali seminggu ke Guangzhou dan seminggu sekali ke Chongqing.
"Masih banyak warga Singapura yang bekerja dan tinggal di Cina sekarang, banyak dari mereka masih akan membutuhkan konektivitas antara Singapura dan Cina," kata SIA.
"Sebagai maskapai nasional, kami akan terus mempertahankan konektivitas minimum ke kota-kota utama Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Chongqing untuk saat ini meskipun permintaan berkurang," tambah SIA.
Sementara itu, Scoot maskapai berbiaya rendah juga menangguhkan penerbangan ke 11 kota Cina dari awal Februari hingga akhir Maret. Scoot juga mengurangi frekuensi ke delapan tujuan kota di Cina lainnya.
Rute Singapura-Cina adalah jalur yang gemuk. Selain itu daratan Cina adalah pasar penerbangan terbesar ketiga di dunia — menerbangkan penumpang terbanyak ke dalam dan ke luar negeri — setelah Amerika Serikat dan Inggris.
Mengutip Quartz, dalam upaya global untuk menahan virus korona, pemerintah di seluruh dunia mulai menolak penerbangan dari Cina. Jumlah kursi yang rata-rata 1,4 juta penumpang per minggu, turun dalam hitungan minggu. Sekarang lalu lintas udara masuk dan keluar dari pasar yang terjangkit virus menempati urutan ke-16 di dunia, di belakang Kanada, Belanda, dan Singapura.
Silk Air mengikuti langkah Singapore Airlines untuk menutup beberapa penerbangan ke Cina.[REUTERS / Edgar Su]
Penerbangan ke dan dari Cina menyumbang sekitar 5,2 persen dari semua kapasitas internasional sebulan yang lalu. Saat ini menjadi 1,8 persen. Menurut OAG, perusahaan yang melacak dan menganalisis jadwal maskapai global, skala pengurangan lalu lintas udara internasional sebesar itu, belum pernah terjadi sebelumnya.