TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan wisatawan Turki terus meningkat. Pertumbuhannya mencapai 10 persen setiap tahun. Untuk terus meningkatkan minat warga Turki ke Indoneisa, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengikuti ajang East Mediterranean International Tourism & Travel (EMITT) 2020.
EMITT 2020 berlangsung di Istambul, Turki, pada 30 Januari-2 Februari 2020. Dalam ajang tersebut, Kemenparekraf mempromosikan lima destinasi
superprioritas.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenparekraf Nia Niscaya di Istanbul, Sabtu (1/2/2020) mengatakan, pihaknya melakukan branding pariwisata untuk lima destinasi superprioritas dan berharap mendapat aliran potensi transaksi maksimal dari edisi ke-24 EMITT 2020 di Turki.
EMITT 2020 Turki digelar empat hari di Pusat Pameran dan Kongres Tuyap, Buyukcekmece, Istanbul, Turki. Memikat publik Mediterania Timur, Kemenparekraf menyajikan eksotisnya destinasi Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), serta Likupang (Sulawesi Utara).
“Melihat besarnya respon publik, dan menurut pengakuan industri, potensi transaksinya makin positif. Akan terus kami pantau hasilnya,” ungkap Nia.
Secara profil, EMITT 2020 menawarkan konsep business to business (B2B) dan business to consumer (B2C). Pada 2020, peserta pameran EMITT mencapai 1.021 orang yang datang dari 94 negara. Pameran ini didatangi 57.470 pengunjung. Nia menambahkan, EMITT 2020 sudah dieksplorasi secara maksimal.
Menjaring pasar Turki bahkan global, Kemenparekraf menyertakan enam industri pariwisatanya di EMITT 2020. Komposisinya, ada empat travel agen/tur operator (TA/TO) dan dua hotel/resort yang menempati paviliun seluar 63 meter persegi di Hall 2.
Para pelaku wisata Indonesia yang berpameran di Turki berasal dari lima destinasi seperti Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan. Jakarta dan Bali tetap dilibatkan karena menjadi destinasi utama wisatawan Turki.
“Ada beberapa daerah yang dilibatkan. Mereka tampilkan potensi terbaik dari tiap destinasi. Secara umum, jejaring bisnis yang terbentuk dari EMITT 2020 sangat bagus,” tegas Nia.
Mengusung tema Living Culture, Kemenparekraf menarik perhatian pasar melalui beragam konten unik. Dengan background kemegahan kapal pinisi, paviliun Indonesia menggelar aktivitas B2B dan B2C. Ikut disajikan juga tarian tradisional, kopi, dan kuliner khas Indonesia.
Paviliun pun semakin ramah dengan kehadiran Tourism Information Counter dengan petugas berbahasa Turki, dan interaksi yang baik dengan pengunjung.
Selain aktivitas bisnis di booth, Kemenparekraf juga ambil bagian dalam konferensi yang digelar EMITT 2020. Dalam diskusi panel, tema yang diambil Kemenparekraf adalah Focus Market: Explore The Opportunities of Overseas Destinations. Diskusi panel tersebut juga diikuti oleh negara lain dari Amerika Serikat, Timur Tengah, Afrika Selatan, hingga Brazil.
“Semua elemen yang terlibat dalam EMITT 2020 memang sangat aktif. Sebab, ini momentum terbaik untuk menguatkan pasar pariwisata Indonesia khususnya dari Turki. Pasar Turki tetap potensial karena aliran wisatawannya bagus dalam beberapa tahun terakhir,” kata Nia.
Menjadi salah satu pasar menjanjikan di zona Mediterania, pergerakan wisatawan Turki ke Indonesia pun kompetitif. Sepanjang Januari-Oktober 2019, pergerakan wisatawan Turki mencapai 20.096 orang. Angka ini meningkat 11 persen dari 2018 yang mencapai 18.087 wisatawan. Dan, sepanjang 2019, pasar Turki ditarget hingga 25.080 orang wisatawan.
Pengunjung East Mediterranean International Tourism & Travel (EMITT) 2020 antusias menyaksikan penari tradisional. Dok. Kemenparekraf
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional IV (Eropa) Kemenparekraf Agustini Rahayu mengatakan EMITT 2020 memiliki posisi strategis untuk menaikan arus kunjungan wisman.
“Peserta pameran dari berbagai negara, selain potensi pasar Turki sendiri yang bagus. Dengan profil yang ada, potensi transaksi dari EMITT 2020 juga ternyata besar. Jumlahnya akan semakin tumbuh dalam jangka panjang karena ada lini pasar dari negara lainnya,” kata Agustini.