Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sepasang Pengangkut Air Gunung Andong

image-gnews
Para pendaki yang bermalam di puncak Gunung Andong, di Kabupaten Magelang. TEMPO/Shinta Maharani
Para pendaki yang bermalam di puncak Gunung Andong, di Kabupaten Magelang. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang suami isteri bertubuh kurus memanggul jeriken berisi 20 liter di kepala. Hanya mengenakan sandal jepit, keduanya menapaki jalanan terjal dan licin di Gunung Andong, Magelang, Jawa Tengah. Kabut pekat menghajar tubuh mereka, Sabtu pagi, 1 Februari 2020. 

Tubuh Wahyu, perempuan pengangkut air hanya berbalut kaus lengan pendek dan celana kain tipis. Kain yang dia lipat di ujung kepala menjadi tumpuan jeriken air. Sesekali napasnya tersengal saat menuruni puncak Gunung Andong.
 
Suaminya, Wiryo juga melakukan pekerjaan yang sama setiap hari, memanggul air tanpa rasa takut tergelincir atau kepleset dan jatuh. Mereka mengambil air dari mata air puncak Gunung Andong.
 
Mereka satu-satunya pasangan pengangkut air dari Dusun Sawit, Girirejo, Ngablak, Magelang. Air-air bersih yang mereka angkut dari mata air puncak Andong digunakan untuk kebutuhan minum dan aktivitas di toilet pendaki maupun wisatawan di Gunung Andong. “Saya mengakut air setiap hari selama 7 tahun,” kata Wahyu kepada Tempo.
 
Gunung Andong memang tak seperti gunung-gunung yang memiliki sumber mata air di setiap pos. Mata air hanya terkonsentrasi di puncak gunung. 
 
Wahyu menyetor air-air itu di sekitar puncak dan pos-pos pendakian Gunung Andong. Di puncak terdapat pendaki yang mendirikan tenda-tenda, memasak air, dan makanan. Setiap pos-pos pendakian menyediakan warung-warung yang bisa pendaki gunakan untuk istirahat sejenak. Mereka bisa membeli teh dan kopi hangat untuk menghangatkan tubuh.
 
Warung berdinding bambu juga menyediakan tempe dan tahu goreng, mie rebus, dan nasi campur. Ada tiga pos yang harus dilewati pendaki untuk menuju puncak gunung yang memiliki ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut itu. Sedangkan, penjaga toilet yang merupakan penduduk sekitar membanderol ongkos air untuk setiap satu botol air kemasan seharga 5 ribu untuk kebutuhan aktivitas pendaki di toilet.
 
Wahyu yang ramah mengatakan mendapat upah Rp 25 ribu untuk setiap jeriken air dari hasil jerih payahnya. Setiap hari, ia mampu mengangkut 10 jeriken air. Bila libur akhir pekan tiba, maka Wahyu dan Wiryo mengangkut 20 jeriken air.
 
Pasangan yang berasal dari Dusun Sawit ini mengaku mendaki menjadi pekerjaan yang justru membuat tubuh mereka bugar. Wahyu menuturkan tak pernah sakit berat. Sesekali dia hanya sakit ringan, seperti flu dan pegal-pegal. Dia menyebut tidak punya rahasia tertentu untuk bisa mahir mendaki. Kebiasaan mendaki membuatnya berjalan cepat menapaki jalan terjal dan licin.
 
Ia tak pernah takut tergelincir atau jatuh. Wahyu hafal mana jalan yang aman dan berbahaya. “Saya merasa tubuh menyatu dengan Gunung Andong,” kata Wahyu.
 
Selain mengangkut air, pasangan ini juga bertani menanam sayur mayur, di antaranya sayur sawi, buncis, dan kubis. Luas lahannya tak seberapa. Mereka hanya menyewa lahan sempit dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jasa mengakut air itu, menurut Wahyu membantu menghidupi dia, suami, dan dua anaknya.
 
Pendamping pendaki Gunung Andong, Darno, mengatakan puncak gunung itu tak pernah sepi dari pengunjug. Mereka yang datang kebanyakan merupakan pendaki muda. Sebagian pendaki mendirikan tenda-tenda dan memasak di situ. Setiap libur akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 2 ribu orang. “Air menjadi kebutuhan paling penting untuk pendaki maupun wisatawan,” kata Darno.
 
Wahyu dan Wiryo menurut Darno pasangan yang tangguh. Dia melihat pasangan itu setiap hari bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air para pendaki. Di kawasan wisata itu, pasangan tersebut dikenal ulet.
 
Wiryo mengangkut air dalam jeriken untuk memenuhi kebutuhan air bagi pendaki dan wisatawan di Gunung Andong, Magelang, Jawa Tengah. TEMPO/Shinta Maharani
 
Untuk menjangkau puncak Gunung Andong perlu waktu dua jam hingga dua jam 30 menit dari base camp melalui jalur Dusun Sawit. Pendaki biasanya berangkat pada dini hari pukul 03.00 untuk mendapatkan pemandangan terbaik dari puncak gunung, yakni matahari terbit.
 
Bila cuaca cerah, maka pendaki bisa melihat keindahan pemandangan pegunungan di sekitar Magelang seperti Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Telomoyo dari puncak Andong.
 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

13 jam lalu

Pangeran Diponegoro. ikpni.or.id
194 Tahun Lalu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ini Kilas Peristiwanya

Pangeran Diponegoro ketika itu bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya yang tersisa dibebaskan.


Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

2 hari lalu

Pantai Dewa Ruci Jatimalang Purworejo. Dok.  Pemkab Purworejo
Ini Destinasi Wisata Menarik Searah Perjalanan Menuju Yogyakarta

Libur lebaran di Yogyakarta, ada banyak destinasi wisata yang searah kota Pelajar itu


6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

27 hari lalu

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong. Foto: Canva
6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong.


Puan Makan Bakso dengan Bambang Pacul di Magelang, Kenali 7 Kuliner Khas Magelang

55 hari lalu

Ilustrasi kupat tahu Magelang. cookpad.com
Puan Makan Bakso dengan Bambang Pacul di Magelang, Kenali 7 Kuliner Khas Magelang

Puan Maharani membagikan momen makan bakso di Magelang, ini dia kuliner khas kota tersebut.


Deklarasi Zero Knalpot Brong Digelar di Jepara dan Magelang

16 Januari 2024

Pemerintah dan Kepolisian Kota Yogyakarta memusnahkan knalpot brong atau blombongan sebagai upaya menciptakan suasana Pemilu 2024 yang nyaman. (Dok. Istimewa)
Deklarasi Zero Knalpot Brong Digelar di Jepara dan Magelang

Kepolisian Resor Jepara dan Magelang, Jawa Tengah, menggelar deklarasi larangan penggunaan knalpot brong. Simak selengkapnya di sini:


10 Rekomendasi Gunung untuk Pendaki Pemula, Ada yang Tingginya 700 Mdpl

4 Januari 2024

Rekomendasi gunung untuk pendaki pemula, di antaranya Gunung Nglanggeran dengan ketinggian mulai dari 700 mdpl. Berikut daftar gunung lainnya. Foto: Canva
10 Rekomendasi Gunung untuk Pendaki Pemula, Ada yang Tingginya 700 Mdpl

Rekomendasi gunung untuk pendaki pemula, di antaranya Gunung Nglanggeran dengan ketinggian mulai dari 700 mdpl. Berikut daftar gunung lainnya.


Sejarah Gunung Andong Magelang, Lokasi Wisata untuk Melihat Sunrise Indah

3 Januari 2024

Suasana puncak Gunung Andong, Magelang, pada pagi hari. TEMPO/Shinta Maharani
Sejarah Gunung Andong Magelang, Lokasi Wisata untuk Melihat Sunrise Indah

Gunung Andong telah menjadi destinasi hiking populer karena memiliki pemandangan matahari terbit yang memesona


Pengunjung Pertama Candi Borobudur di 2024 Dapat Suvenir dan Sarapan Gratis

1 Januari 2024

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Mohamad Nur Sodiq mengalungkan syal pada pengunjung pertama 2024. ANTARA/Heru Suyitno
Pengunjung Pertama Candi Borobudur di 2024 Dapat Suvenir dan Sarapan Gratis

Kegiatan penyambutan pengunjung pertama merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun oleh pengelola Candi Borobudur.


Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

20 November 2023

I Gusti Ngurah Rai. wikipedia.org
Profil I Gusti Ngurah Rai, Pemimpin Pasukan Ciung Wanara dalam Perang Puputan Margarana

I Gusti Ngurah Rai berteriak pimpin perang Puputan Margarana 77 tahun lalu. Ia dan 96 anggota pasukannya gugur dalam perang habis-habisan itu.


11 Rekomendasi Wisata di Magelang, dari yang Populer dan Terbaru

7 November 2023

Naik ke Candi Borobudur masih dibatasi 1.259 orang per hari (TEMPO/Arimbihp)
11 Rekomendasi Wisata di Magelang, dari yang Populer dan Terbaru

Magelang menawarkan pengalaman wisata, mulai dari situs bersejarah hingga destinasi alam yang menakjubkan.