TEMPO.CO, Jakarta - Kejayaan Kerajaan Inca telah berakhir ratusan tahun silam. Namun Suku Inca pada masa lampau mewariskan pengetahuan ihwal prasarana, berupa jembatan. Sistem perantara jalan itu dinamai Jembatan Q'eswachaka, atau Keshwa Chaca, yang melintasi ngarai Sungai Apurimac di Peru, seperti dikutip dari Atlas Obscura.
Jembatan Q'eswachaka dibuat dari anyaman rumput. Sejak 500 tahun lalu, pengetahuan membuat jembatan itu diwariskan ke generasi seterusnya. Menurut laporan Atlas Obscura, Jembaran Q'eswachaka membentang sepanjang 35 meter dan menggantung 18 meter di atas sungai.
Jembatan itu merupakan hasil gotong-royong. Para perempuan Suku Inca menjalin anyaman yang kecil dan tipis. Kemudian dijalin lagi oleh para laki-laki menjadi lilitan yang besar.
Setiap tahun, jembatan yang melintasi Sungai Apurimac di wilayah Cusco, Peru, itu diturunkan. Kemudian diganti dengan yang baru. Wasiat terakhir Suku Inca adalah jembatan kembali dibuat sebagai upacara tahunan.
Dahulu ketika jembatan rusak, kemudian kembali dibuat adalah kewajiban sosial di bawah pemerintahan Kerajaan Inca. Sekarang dilestarikan sebagai cara untuk menghormati sejarah Suku Inca. Kini jembatan itu dibuat warga di Quehue, Peru.
Setiap Juni, penduduk Quechua berkumpul di tepi Sungai Apurimac untuk membuat jembatan. Mereka menyampaikan penghormatan untuk Pachamama atau Ibu Bumi. Ketika pekerjaan selesai, orang-orang mengucapkan terima kasih kepada Apu, yang dipercaya sebagai dewa atau roh yang menguasai pegunungan.
Setelah pembuatan jembatan rampung, mereka merayakan sambil bermusik, serta bersantap bersama.
Bangsa Spanyol melakukan penyerbuan untuk penaklukan Kerajaan Inca, pada abad ke-16. Pada masa itu para conquistador Spanyol berjejak di bentang daratan wilayah Suku Inca.
Menurut ahli arsitektur Massachusetts Institute of Technology, John Ochsendorf, bahan pembangunan jembatan oleh Suku Inca dianggap ganjil oleh bangsa Spanyol. Karena, teknik pembangunan jembatan Eropa bersumber dari teknologi Romawi berbasis batu.
Jembatan Q'eswachaka dibangun dengan anyaman rumput oleh Suku Inca. Foto: @qeswachakaperutours
Bentuk itu sangat berbeda jauh dari jembatan anyaman rumput. Jembatan Q'eswachaka meski menggunakan material ringan, tapi membentuk struktur yang kencang.
"Itu adalah kebalikan dari konsep jembatan Eropa abad ke-16," seperti yang dijelaskan John Ochsendorf, dikutip dari Smithsonian Magazine.
ATLAS OBSCURA | SMITHSONIAN MAGAZINE