TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Yogyakarta mencemaskan perkembangan kasus virus corona. Menurut mereka, bisnis pariwisata sangat terdampak dengan menyebarnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
"Kami salah satu industri yang cukup terdampak, karena wisatawan untuk melakukan perjalanan pasti mencari keamanan dan kenyamanan, tanpa dihinggapi rasa khawatir," ujar Ketua ASITA DIY Sudiyanto Selasa 28 Januari 2020.
Sudiyanto menjelaskan meskipun kasus utama terjadi di Wuhan Tiongkok, namun berdampak terhadap traffic wisatawan yang juga khawatir terhadap sebaran virus Corona tersebut.
"Memang pesanan pada anggota ASITA belum banyak terjadi pembatalan yang signifikan, akan tetapi jumlah permintaan untuk bulan ini dan ke depan cukup lamban dibanding bulan sebelumnya," ujarnya.
Artinya, ujar Sudiyanto, wisatawan saat ini masih menunggu perkembangan mengenai kasus virus ini. Untuk menyikapi kasus itu, Asita mengeluarkan enam sikap dan berharap pemerintah memberi perhatian khusus pada kasus itu.
"Pertama, untuk di airport kami berharap tidak hanya thermo scanner tetapi untuk wisman (wisatawan manca) yang berasal dari negara yang terjangkit untuk mengecek lebih teliti atau perlu di cek oleh tim medis juga," ujarnya.
Kedua, khusus untuk wisman dari Cina, ASITA berharap pemerintah lebih serius untuk menanganinya. Atau memberikan pengawasan khusus kedatangan hingga kepulangan mereka. Supaya apabila terjadi kasus, bisa segera tertangani dengan benar dan cepat.
"Ketiga, kami berharap pemerintah lebih tegas untuk melindungi warga Indonesia dari kasus virus Corona ini," katanya.
Keempat, terkait keberadaan bandara baru Yogyakarta International Airport atau YIA di Kulon Progo, yang menjadi salah satu modal bagi pariwisata Yogyakarta, ASITA mendorong mencari pasar wisatawan mancanegara (Wisman) baru.
"Dan kami sangat berharap bahwa YIA menjadi pintu utama wisman untuk Jogja dan Jawa Tengah. Dengan demikian perlu kreativitas dari semua stakeholder pariwisata," ujarnya.
Kelima, Sudiyanto menuturkan pihaknya mendesak pemerintah melakukan langkah-langkah kesiagaannya terhadap wisman juga wisatawan nusantara, serta masyarakat Yogyakarta sehingga mereka yang berwisata di Yogyakarta merasa nyaman.
Keraton Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata yang paling diminati wisatawan. Namun merebaknya virus corona membuat pesanan perjalanan wisata melambat. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Terakhir, Asita mendorong semua pihak terkait untuk lebih meningkatkan kesiagaan dalam penanganan kasus virus corona ini, "Perlu langkah kongkrit untuk membentuk Yogyakarta crisis center, sehingga masyarakat dapat mengakses informasi yang benar dan akurat," katanya.
"Kami sangat menyadari bahwa pasar Cina merupakan salah satu pasar yang besar bagi Yogyakarta," kata Sudiyanto.
Menurutnya kasus ini akan menjadi sebuah tantangan sendiri bagi pelaku industri wisata. Karena dengan adanya kasus virus corona ini, Yogyakarta harus mencari market baru sebagai market pengganti.
PRIBADI WICAKSONO