TEMPO.CO, Bangkok - Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA) merilis data, bahwa Asia Pasifik bakal dikunjungi hampir satu miliar pengunjung internasional (international visitor arrivals/IVA) selama lima tahun ke depan. Laporan tersebut terangkum dalam Ringkasan Eksekutif Prakiraan Pengunjung Asia Pasifik 2020-2024.
Laporan tahunan itu mencakup data dari tahun 2019 hingga 2024, di 39 destinasi di kawasan Asia Pasifik. PATA memprediksi pada 2024, kawasan Asia Pasifik didatangi 971 juta orang. Peningkatan IVA itu diasumsikan dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (AAGR) sebesar 5,3 persen antara 2014 dan 2019, dan momentum itu diperkirakan akan meningkat pada lima tahun ke depan, menjadi rata-rata 6,3 persen per tahun antara 2019 dan 2024.
Dalam hitungan PATA, antara 2019-2024 terjadi pertambahan 256 juta wisatawan – bila rata-rata pertambahan 6,3 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding 2014-2019 dengan rata-rata pertumbuhan 5,3 persen, pertambahan turis di Asia Pasifik mencapai 162 juta orang.
PATA memperkirakan Asia masih menjadi destinasi utama, dan bakal menjadi tren ke depan – dengan 77 persen sebaran wisatawan pada 2024. Benua Amerika berada pada urutan kedua, dengan sedikit penurunan kunjungan wisatawan antara 2019-2024.
Selain menjadi destinasi, Asia juga bakal jadi penyumbang IVA hampir 68 persen dari total wisatawan yang pelesiran ke Asia Pasifik pada tahun 2024. Cina tetap menjadi penyumbang wisatawan terbesar. Negeri itu mengirim 38,2 juta lebih banyak kedatangan IVA, dan meningkatkan volume agregat menjadi hampir 208 juta turis pada 2024.
Alhasil, peningkatan kunjungan warga Asia ke Asia Pasifik ini bakal mengurangi kunjungan ke Amerika Serikat dan Eropa. Aliran wisatawan ke Asia Pasifik, menyebabkan 11 negara mendapat kenaikan 10 juta IVA.
Untuk destinsi, Jepang menjadi salah satu destinasi yang paling disukai bersama dengan Korea Selatan, diikuti oleh Makau, Cina dan kemudian Meksiko. Masing-masing negara akan memperoleh lebih dari 20 juta tambahan IVA hingga 2024. Selain itu, diperkirakan bahwa sembilan dari 10 destinasi antara 2019-2024 tumbuh lebih dari 10 persen. Sedangkan Maladewa hingga 21 persen.
Pada foto Sabtu, 18 Agustus 2018, wisatawan asal Cina melihat pemandangan kaldera Gunung Paektu dekat Samjiyon di Korea Utara. (Foto AP / Ng Han Guan)
“Dari prediksi tersebut, perlu manajemen yang lebih baik, agar wisatawan menerima pengalaman superlatif dan tak terlupakan,” ujar CEO PATA, Mario Hardy. Mengelola pariwisata butuh tindakan nyata, seperti membangun infrastruktur dan pola pikir yang baik dari para pelaku usaha pariwisata.