Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cara Chesapeake Bay Hadapi Invansi Ikan Lele Biru

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Chef David Thomas menyediakan 50 kg lele biru per minggu di Resto Baltimore Soul Food. Edwin Remsberg/VW Pics/Getty Image
Chef David Thomas menyediakan 50 kg lele biru per minggu di Resto Baltimore Soul Food. Edwin Remsberg/VW Pics/Getty Image
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesies lele biru dilepaskan ke perairan Virginia untuk olahraga memancing pada 1970-an. Namun akibatnya, sangat merusak ekosistem lokal. Ikan lele biru memakan apa saja yang di hidup di perairan Chesapeake.

"Anda memotong perut lele biru dan bakal melihat enam kepiting biru di perut mereka," kata ahli ekologi Dr. Howard Townsend sebagaimana dinukil dari Atlas Obscura, "Masalahnya adalah mereka makan segalanya." Ketika mereka makan cukup, berat mereka mencapai 100 pon atau sekitar 50 kg per ekor.

Baca Juga:

Sekitar 150 sungai yang bermura di Tanjung Chesapeake tak memiliki predator tangguh, yang mampu menghentikan lele biru. Walhasil, lele biru mendominasi sekitar 75 persen dari total ikan yang menghuni sungai-sungai yang bermuara ke Chesapeake Bay.

Bahkan curah hujan yang tinggi di Virginia, membuat lele biru kian luas wilayah jelajahnya. Sebagai tanggapan, penduduk Chesapeake menggunakan cara termudah untuk mengendalikan mereka: memasukkan mereka ke dalam menu restoran dan rumah.

Warga Virginia menangkap Ikan lele biru bisa seberat 30 kg. Foto: Departemen Sumber Daya Alam Virginia

Baca Juga:

Menurut warga Chesapeake, daging lele biru tak diragukan lagi, adalah hidangan yang lezat, "Ini produk yang luar biasa," kata John Shields, koki sekaligus pemilik Chesapeake Kitchen milik Gertrude. Dia dengan bangga mengklaim sebagai restoran pertama di Baltimore yang menyajikan ikan lele biru. “Dan kami sudah cukup berhasil dengannya. Kami telah mengubah begitu banyak persepsi orang tentang lele biru.  

Tidak seperti lele umumnya, yang kerap berada di dasar sungai, lele biru hidup di semua tingkatan air dalam memburu mangsa. Ia memakan siput atau kepiting di dasar sungai, dan bisa di tengah sungai memburu ikan besar, atau di permukaan air untuk memangsa ikan kecil – inilah yang membuatnya jadi predator rakus.

Namun, karena kepiawaiannya itu, daginya terasa lezat, tak seperti lele umumnya yang berbau lumpur, “Nenek saya harus merendam ikan lele dalam susu selama 24 jam untuk mengeluarkan rasa berlumpur itu, tetapi sekarang saya tidak perlu melakukan itu,” kata Shields. “Lele biru memiliki rasa yang jauh lebih bersih dengan tekstur yang bagus, tegas, namun berserat lebar.”

Lele biru dilepas di perairan Chesapeake Bay untuk olahraga pada 1975 namun tumbuh jadi predator. Warga pun memburu ikan lele biru sebagai santapan. Foto: @modernoutdoormedia

Resto The Cheerleader menawarkan lele biru yang disajikan bersama nasi dan udang kreol. Lele-lele biru sangat mudah pula menangkapnya, karena stoknya berlimpah dan kerap berada di permukaan. Bahkan, untuk mengendalikan lele biru, Wide Net Project, lembaga nirlaba yang memberi subsidi untuk penangkapan ikan invansif termasuk lele biru.

Hasilnya disalurka ke wilayah-wilayah yang kesulitan pangan di berbagai kota, "Anda memiliki masalah lingkungan, Anda memiliki masalah akses pangan, ini adalah solusi yang sangat baik untuk keduanya," kata salah satu pendiri dan direktur Wide Net Project, Wendy Stuart.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bersama dengan Departemen Sumber Daya Alam Maryland, Stuart dan para pendirinya, pada 2015 mempopulerkan daging lele biru hingga memperoleh peringkat hijau keberlanjutan (Green Rating of Sustainability) dari Monterey Bay Seafood Watch pada tahun 2015.

Dengan rating itu, ikan lele biru bisa dijumpai hampir di seluruh toko-toko penjaja bahan pokok di Maryland dan Virginia. Bahkan daging fillet lele biru masuk ke dalam daftar menu di Philadelphia, kantin universitas, restoran, dan kafetaria stadion baseball di Atlantik Tengah.

Sejak perburuan dimulai pada 2014, panen lele biru pertama di Chesapeake menghasilkan 250.000 kg ikan lele biru, namun pada 2017, panen lele biru mencapai 2.500 ton.

Warga Chesapeake Bay memburu ikan lele biru untuk dikonsumsi dan dijual, melalui Wide Net Project. Foto: @slimeandscalesguideservice

Namun, menjadikan lele biru sebagai ikan konsumsi, pada awalnya juga dicemooh, "Awalnya tidak seorang pun yang saya sarankan untuk memakannya," kata John Shields. Namun, di Resto Ida B's Table di Baltimore, pelanggan Chef David Thomas, mengudap 50 kg ikan lele biru per minggu.

“Mulanya orang-orang tidak menganggap ikan lele sebagai sesuatu yang dapat dinikmati bersama segelas anggur, tak seperti ikan besar lainnya,” kata Shields kepada Remsberg Studios. Namun kini, hampir semua restoran yang menyajikan ikan di daerah Washington, DC.

Lalu berhasilkah warga Chesapeake menghentikan invasi lele biru? Belum ada laporan dari Departemen Ekologi Sumber Daya Alam Maryland. Wakil dari lembaga tersebut Dr. Joseph Love, mengatakan, memburu lele biru tak ada masalah. Namun pada satu titik, ia meminta warga menjaga keanekaragaman hayati Chesapeake.

Chef David Thomas menyiapkan kari Madras ikan lele biru. Foto: Edwin Remsberg/Alamy Stock Photo

Namun ke depan, perburuan yang invansif terhadap lele biru juga harus dibatasi, untuk menjaga agar pasokan lele biru terjaga. Pasalnya, sudah menjadi menu tradisional warga Chesapeake. 

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada