Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengelola Hotel Virtual Tak Lagi Bebas Beroperasi di Yogyakarta

image-gnews
Kampung Prawirotaman Yogyakarta selama ini menjadi surga bagi turis asing yang berkunjung ke Yogyakarta.
Kampung Prawirotaman Yogyakarta selama ini menjadi surga bagi turis asing yang berkunjung ke Yogyakarta.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta berjanji bakal menindak tegas maraknya sebaran hotel virtual, yang belakangan makin merambah ke perkampungan Kota Yogyakarta.

"Mereka (hotel virtual) ini usaha manajemen yang bergerak di bidang layanan seperti hotel, menyewa bangunan penduduk tapi tidak berizin usahanya," ujar Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti usai bertemu perwakilan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Senin 13 Januari 2020.

Hotel virtual yang dimaksud, ujar Haryadi, yakni penyedia layanan manajemen perhotelan sejenis RedDoorz, Oyo, Airy Rooms, dan sebagainya. Usaha yang ditawarkan berbasis usaha jasa pengelolaan penginapan, namun menggunakan bangunan yang sudah ada. Bisa hotel dan non hotel.

Pemerintah Kota Yogya berjanji akan menerapkan regulasi serupa pada pelaku usaha hotel virtual itu. Sehingga sama kedudukan dan kewajibannya seperti usaha hotel yang beroperasi resmi, "Dasarnya kami meregulasi hotel virtual ini apa? Dasarnya IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dong," ujar Haryadi.

Sebab, ujar Haryadi, tak bisa serta merta bangunan yang perizinannya berfungsi sebagai tempat tinggal, tiba tiba berubah menjadi badan usaha. Tentu ada perlakuan berbeda karena dampak yang ditimbulkan.

Haryadi menuturkan hotel virtual di Yogyakarta belakangan masif merambah perkampungan. Mereka tak melalui prosedur usaha layanan yang biasa ditempuh pelaku usaha perhotelan, tapi bisa menangguk keuntungan maksimal dari bidang yang sama.

Pertumbuhan hotel di Yogyakarta yang pesat, membuat bisnis hotel di kota itu seret. Pada haris biasa, okupansi hanya 40 persen dari target 70 persen. Selain itu, mereka juga harus bersaing dengan hotel virtual. TEMPO/Pribadi Wicaksono

"Tiba tiba ada bangunan di kampung sudah terdaftar di RedDoorz, di Oyo, dan sebagainya. Padahal ketika mereka beroperasi itu kan juga harus ada proteksi kepada konsumen," ujarnya.

Haryadi mencontohkan, saat orang menginap 1 x 24 jam di perkampungan ada aturan harus lapor RT/RW. Hal ini tak terjadi pada layanan hotel virtual ini.

Dikhawatirkan ketika hotel virtual ini tanpa pengawasan dan jaminan perlindungan pada konsumen, terjadi hal hal tak diinginkan pada konsumen dan tak ada penanggungjawab.

"Misalnya di hotel virtual itu ada kejadian konsumen keracunan makanan, atau hal-hal lain yang tak diinginkan yang merugikan masyarakat, siapa yang menanggung?" ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih jauh, Haryadi menilai, tanpa prosedur perijinan dan kewajiban yang jelas, hak hak konsumen yang memanfaatkan layanan hotel virtual ini rentan diabaikan.

Lebih jauh, masifnya pelaku hotel virtual mengubah atau menyewa bangunan tak resmi untuk usaha perhotelan, dikhawatirkan meluas ke arah mengubah fungsi atau mempermak bangunan heritage yang sebagian masih dikelola perorangan.

Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo menuturkan keberadaan hotel virtual ini sebenarnya sudah mulai meresahkan dalam kurun setahun terakhir, "Pendataan kami sementara ada empat pelaku (brand) hotel virtual ini di Yogya," ujar Deddy.

Hotel virtual ini, ujar Deddy, biasanya saat peak season menerapkan tarif berkisar Rp 500 ribu bahkan ada yang sampai Rp. 1,25 juta per malam seperti hotel berbintang di Yogyakarta pada umumnya.

Deddy menuturkan dampak paling terasa dari hotel virtual ini ketika wisatawan membeludak ke Yogyakarta, namun ternyata serapannya ke hotel yang ada tak sebanding. Karena sebagian wisatawan terserap ke hotel virtual itu.

Keraton Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata yang paling diminati wisatawa. Saat wisatawan membludak, hotel justru pendapatannya tak signifikan. TEMPO/Pribadi Wicaksono

"Ketika capaian PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari pajak hotel turun, tetap kami yang dikejar kejar pemerintah, padahal wisatawan memilih hotel virtual yang tak bayar pajak," ujarnya.

Deddy mengatakan, dampak hotel virtual saat ini di Yogyakarta berpotensi mencaplok sekitar 15 persen dari okupansi yang seharusnya menjadi pasar perhotelan.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

7 jam lalu

Sejumlah kendaraan melewati jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta yang mulai dibuka untuk pemudik Lebaran 2024 mulai hari ini, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

Akses keluar yang menjadi favorit pengguna Jalan Tol Yogya-Solo adalah arah Ngawen sebanyak total 40.965 kendaraan.


126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

18 jam lalu

Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Jawa Timur (TEMPO/Lourentius EP)
126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

Destinasi yang paling banyak dikunjungi di Banyuwangi selama libur Lebaran salah satunya Pantai Marina Boom


Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

19 jam lalu

Wisatawan memadati kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

Pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyambangi Kota Yogyakarta selama 10 hari libur Lebaran, 5-15 April 2024 totalnya bekisar 277 ribu lebih wisatawan.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

1 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

1 hari lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

1 hari lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

2 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

2 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.