Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Festival Budaya Kalteng, Sukses Tembus CoE Kemenparekraf

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Seorang awak kapal sedang membersihkan kapal klotok di Sungai Sekonyer, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Senin pagi, 19 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Seorang awak kapal sedang membersihkan kapal klotok di Sungai Sekonyer, Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, Senin pagi, 19 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga festival budaya di Kalimantan Tengah (Kalteng) masuk dalam Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2020, yang meliputi Festival Budaya Isen Mulang (FBIM), Babukung, dan Tanjung Puting.

“Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan 2019 yang hanya dua festival budaya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Guntur Talajan di Palangka Raya pada Kamis (9/1/2020).

Setelah masuk pada 2019, FBIM dan Babukung kembali masuk dalam 100 CoE, sedangkan Festival Tanjung Puting baru pertama kali masuk dalam agenda milik Kemenparekraf.

Festival Tanjung Puting merupakan agenda rutin di Kabupaten Kotawaringin Barat. Acara ini diapungkan sebagai agenda wisata nasional oleh Pemprov Kalteng, yang mempromosikan serta mengusulkannya kepada pemerintah pusat.

Selain itu, pada 2020 Kalteng masih akan menjadi salah satu tujuan kegiatan Wonderful Sail to Indonesia, tepatnya ke Kumai, Kotawaringin Barat, yang terlaksana sejak 2018. Masuknya tiga festival budaya ke tingkat nasional dan pelaksanaan agenda pariwisata internasional tersebut, membuktikan bidang kebudayaan dan pariwisata di Kalteng terus mengalami peningkatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kondisi saat ini membuktikan, budaya dan pariwisata yang ada di Kalteng sudah mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional," ujar Guntur. Untuk itu, Pemprof Kalteng meminta, perhelatan tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai pihak, guna meningkatkan perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat.

Ibu orangutan menggendong anaknya di hutan Taman Nasional Tanjung Puting, Senin, 19 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

Selain itu, Pemprov bersama pemerintah kabupaten dan kota menyusun CoE budaya dan pariwisata tingkat provinsi pada 2020. Festival Tanjung Puting merupakan miniatur seni budaya, kehidupan warga Dayak, bahkan beragam atraksi yang berkaitan dengan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Wisatawan bisa menyaksikan seni pahat, tarian lokal suku Dayak dan Melayu, sumpitan, dan susur sungai.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

2 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.


Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

5 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.


BMKG: Kalimantan Tengah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang 19-21 Maret

36 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
BMKG: Kalimantan Tengah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang 19-21 Maret

Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang selama tiga hari merata di Kalimantan Tengah.


Menyentuh 3,45 Meter, Banjir di Kalimantan Tengah Berangsur Surut

40 hari lalu

Dua warga menggunakan perahu saat keluar rumahnya yang terendam banjir di Desa Sungai Rangas Ulu, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Ahad, 5 Maret 2023. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar mencatat sejak 25 Februari hingga 4 Maret 2023, sebanyak 65.784 jiwa dan 17.257 rumah di 99 desa dan kelurahan terdampak banjir di Kabupaten Banjar. ANTARA/Bayu Pratama S
Menyentuh 3,45 Meter, Banjir di Kalimantan Tengah Berangsur Surut

Banjir di Kabupaten Barito Selatan mencapai 3,45 meter. Pemerintah Kota Palangkaraya mulai memberi bantuan kepada warga korban banjir.


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

52 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


4 Destinasi Wisata di Kota Sampit

20 Februari 2024

Suasana Terowongan Nur Mentaya di Jalan Tjilik Riwut yang menjadi ikon baru Kota Sampit. ANTARA/Norjani
4 Destinasi Wisata di Kota Sampit

Kota Sampit menawarkan pengalaman wisata yang penuh sejarah dengan suasana alam yang asri.


5 Kuliner Khas Kota Sampit

20 Februari 2024

Dami kuliner khas Sampit. Twitter
5 Kuliner Khas Kota Sampit

Di tengah-tengah hutan Kalimantan Tengah yang hijau, terselip ragam hidangan lezat yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Sampit.


Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

18 Februari 2024

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas


Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

18 Februari 2024

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.