TEMPO.CO, Jakarta - Setelah 200 tahun, untuk pertama kalinya Katedral Notre Dame tak menyelenggarakan Misa Natal. Usai kebakaran hebat pada 15 April 2019 lalu, bangunan paling bersejarah di Prancis itu belum direstorasi. Dan kemungkinan tak akan pernah kembali ke wujudnya semula.
Pada 25 Desember 2019, pada pagi hari, Rektor Landmark Katedral Notre Dame, Patrick Chauvet mengatakan kepada Associated Press peluang mengembalikan kondisi bangunan yang berusia 850 tahun itu, hanya 50 persen. Katedral dari abad pertengahan itu tidak akan sepenuhnya bisa diselamatkan.
Chauvet menjelaskan tonggak atau perancah yang dipasang sebelum kebakaran mengancam keuntuhan kubah bila digeser. Ia juga mengungkapkan, pekerjaan untuk mengembalikan landmark tersebut tidak akan dimulai sampai 2021, “Sampai hari ini kubah tak akan runtuh. Namun bila perancah tersebut digeser atau diambil, kubah akan runtuh,” ujarnya. Menurut Chauvet kondisi Katedral Notre Dame saat ini sangat rapuh.
Salib di dalam altar Katedral Notre Dame utuh ketika sekeliling hangus terbakar. Salib tersebut kini dipindahkan ke Gereja Saint-Germain l'Auxerrois .[REUTERS]
Katedral Notre Dame merupakan ikon kota Paris, ibu kota Prancis. Situs suci umat Katolik Prancis itu, menarik sekitar 13 juta pengunjung per tahun dan telah menjadi pusat kehidupan agama dan budaya di Paris sejak selesai dibangun sekitar 1365.
“Kami mungkin akan memulai memulihkan kondisi katedral pada 2021," kata Chauvet. "Setelah perancah dihilangkan, kami perlu menilai keadaan katedral, jumlah batu yang harus dilepas dan diganti."
Chauvet mengatakan butuh waktu sekitar tiga tahun setelah perancah dihilangkan dan membuat gereja cukup aman bagi pengunjung untuk memasuki katedral. Memulihkan katedral seperti dulu kala membutuhkan waktu yang lama. Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron menginginkan pembangunan katedral itu selesai, pada saat Paris menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2024. Akan tetapi para ahli percaya pemulihan total akan memakan waktu lebih dari lima tahun.
Sebelum kebakaran, gereja sedang mengalami renovasi senilai US$6,8 juta (Rp94,3 miliar). Pada hari Rabulalu, katedral Paris tidak mengadakan misa Natal tengah malam tahunan untuk pertama kalinya dalam 200 tahun karena kebakaran pada April.
Ini menandai pertama kalinya sejak Revolusi Perancis bahwa Katedral Notre Dame tidak mengadakan misa Natal, menurut Chauvet. Sebaliknya, pengunjung gereja memiliki pilihan untuk menghadiri layanan Natal di Gereja Gotik Paris, Saint-Germain l'Auxerrois, pada malam Natal di tengah malam. Ini adalah tempat ibadah di mana umat paroki Notre Dame telah hadir sejak September.
Langit-langit katedral berisi ribuan balok kayu ek, beberapa di antaranya berasal dari abad ke-12.[CNN]
Pejabat Katedral memilih Gereja Saint-Germain l'Auxerrois karena kedekatannya dengan Notre Dame dan karena sejarah kerajaannya. Gereja itu pernah menjadi lokasi ibadah dan menyambut raja-raja Prancis yang tinggal di Istana Louvre.
Beberapa item simbolis telah ditambahkan atau diciptakan kembali di Gereja Saint-Germain l'Auxerrois untuk membuat para pengunjung gereja Notre Dame merasa betah, termasuk platform liturgi kayu baru yang menyerupai katedral Paris. Patung “The Virgin of Paris”, yang diselamatkan dari api, juga telah dipajang di dalam Gereja Saint-Germain l'Auxerrois.
Sejak April, lebih dari US$1 miliar sekitar Rp13,8 triliun telah disumbangkan untuk perbaikan Notre Dame.