Di bagian samping bangunan utama gereja dibangun sebuah ruang tambahan yang difungsikan sebagai tempat pengajaran umat.
Alkitab Kuno
Di masa lalu, Gereja Immanuel mempunyai halaman luas nan hijau, dipenuhi banyak pohon sampai seolah-olah menyatu dengan alun-alun di seberang gereja. Namun, karena posisinya persis di persimpangan jalan utama, halaman gereja ikut menyempit saat Kota Malang makin berkembang maju dan mapan. Kondisi serupa juga dialami bangunan-bangunan di sekitarnya.
Menurut Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Malang Pendeta Richard Agung Sutjahjono Agung, selain keaslian bentuk bangunan, Gereja Immanuel menyimpan sejumlah ornamen dan peninggalan kuno Belanda.
Salah satu peninggalan terpenting berupa dua buah Alkitab Protestan yang berangka cetakan tahun 1618 dan 1715 Masehi atau sudah berusia 401 dan 304 tahun. Bahasa dalam Alkitab menggunakan bahasa Belanda kuno.
Alkitab tersebut bersampul warna cokelat yang terbuat dari kulit domba jantan Belanda. Terdapat pengait sampul depan dan belakang yang terbuat dari logam berkadar emas muda. Ketebalannya sekitar 10 sentimeter dengan berat hampir 5 kilogram.
Tempo melihat kedua Alkitab Protestan disimpan dalam sebuah lemari kaca berbingkai kayu jati. Kedua Alkitab disinari lampu untuk mencegah kelapukan.
Menurut Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Malang Pendeta Richard Agung Sutjahjono, kedua Alkitab pernah diminta oleh Pemerintah Kota Malang untuk disimpan. Pernah pula wisatawan Belanda hendak membeli kedua Alkitab untuk dikembalikan ke Belanda.
Namun, permintaan pemerintah kota dan keinginan pembeli ditolak dengan alasan kedua Alkitab merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah Gereja Immanuel, serta “saksi” pertumbuhan dan perkembangan Kota Malang, “Enggak ada artinya sejarah gereja ini tanpa dua Alkitab Protestan tersebut,” ujar Richard.
Selain Alkitab, Gereja Immanuel juga mempunyai sebuah brankas besi setebal 5 sentimeter. Di dalam brankas terdapat berkas-berkas penting dan berharga milik gereja, termasuk berkas notulensi Belanda.
Di lantai dua terdapat piano klasik yang bisa dipakai untuk mengiringi prosesi peribadatan. Namun, pianonya sudah tidak bisa digunakan lagi sehingga dijadikan pajangan di sisi ruang serbaguna.
Keunikan lain Gereja Immanuel ada di puncak menara yang dilengkapi jam dan lonceng yang masih asli sejak gereja selesai dibangun dan resmi difungsikan. Loncengnya berbahan besi dengan diameter sekitar 1 meter dan setebal 5 sentimeter.
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Immanuel di Kota Malang menyimpan dua buah Alkitab Bibel berusia hampir 500 tahun, dengan angka cetakan tahun 1618 Masehi. Alkitab tersebut bersampul kulit domba Belanda dan dilengkapi pengait sampul depan dan belakang yang terbuat dari logam kuningan berkadar emas muda. Ketebalannya sekitar 10 sentimeter dan seberat hampir 5 kilogram. TEMPO/Abdi Purmono
Siapa pun yang ingin ke puncak menara harus melewati tangga besi berbentuk spiral yang umurnya sebaya dengan usia gereja. Antara lantai dua dan menara dihubungkan dengan dengan sebuah tangga kayu jati.
“Sebenarnya, yang lebih unik lagi, di pucuk menara terdapat ornamen ayam jago terbuat dari besi. Itulah sebabnya gereja kami disebut Gereja Jago,” ujar Richard.