Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

100 Tahun Lebih Gereja Immanuel Malang Mewarnai Toleransi

image-gnews
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Immanuel di Kota Malang, Jawa Timur, terlihat pada Rabu sore, 11 Desember 2019. Gereja Immanuel dijuluki juga Gereja Jago karena di puncak menara gereja terdapat lambang ayam jago. Gereja Immanuel bertetangga dekat dengan Masjid Agung Jami', masjid pertama dan tertua di Kota Malang. Keduanya dibangun oleh pemerintah Belanda untuk membangun politik toleransi beragama. TEMPO/Abdi Purmono
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Immanuel di Kota Malang, Jawa Timur, terlihat pada Rabu sore, 11 Desember 2019. Gereja Immanuel dijuluki juga Gereja Jago karena di puncak menara gereja terdapat lambang ayam jago. Gereja Immanuel bertetangga dekat dengan Masjid Agung Jami', masjid pertama dan tertua di Kota Malang. Keduanya dibangun oleh pemerintah Belanda untuk membangun politik toleransi beragama. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Kegairahan menyambut Hari Natal di Kota Malang, mulai tampak sepekan sebelum 25 Desember. Sejumlah Gereja Protestan dan Katolik mulai berhias.

Malang merupakan salah satu kota tertua di Jawa Timur. Jejak riwayatnya sudah ada sejab abda pertengahan, ketika Singasari berkuasa. Saat Belanda menguasai nusantara, Malam merupakan salah satu kota besar di Jawa Timur milik Belanda.

Dalam kurun waktu itu, setidaknya terdapat tiga gereja kuno, yang telah seabad lebih menjadi pusat peribadatan umat Kristiani di Malang. Secara berurutan sesuai usianya, ketiga gereja itu ialah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Immanuel atau disebut pula Gereja Jago.

Kemudian, Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) alias Gereja Kayutangan, serta Gereja Santa Theresia alias Gereja Katolik Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel yang populer dengan sebutan Gereja Katedral Ijen. 

Ketiganya merupakan gereja pertama yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda dan kini jadi landmark Kota Malang yang kemudian ditetapkan oleh Pemerintah Kota Malang sebagai bangunan cagar budaya. Penetapannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Cagar Budaya. Dengan demikian, tidak boleh mengubah maupun menambah bangunan baru di tiga gereja itu. 

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel Malang alias Gereja Immanuel semula hanya digunakan sebagai tempat ibadah khusus bagi orang-orang Belanda dan Eropa. Gereja itu juga dijadikan sebagai tempat rapat pejabat dan pengusaha Belanda supaya segala kerahasiaan Belanda terjaga. Di tempat itu pula Belanda menyimpan persenjataan dan logistik pangan. TEMPO/Abdi Purmono

Gereja Immanuel mulai dibangun 30 Juli 1861 dan resmi digunakan sejak 31 Oktober tahun yang sama dengan nama Protestanche Gemente te Malang sebagai tempat ibadah orang-orang Belanda dan Eropa. Pendeta pertamanya bernama JFG Brumund yang meninggal di Malang pada 1863.

Gereja Kayutangan dibangun pada 1905. Sedangkan Gereja Ijen mulai dibangun 11 Februari 1934 dan diresmikan penggunaannya pada 28 Oktober 1934. 

Arsitektur Gereja Immanuel dan Gereja Kayutangan bergaya gotik, yang merupakan ciri khas gereja-gereja masa pertengahan abad 19, baik Gereja Protestan maupun Gereja Katolik. Sedangkan Gereja Ijen bergaya neogotik atau neo-gothic, perkembangan dari arsitektur gereja sesudah abad 19. 

Lokasi Gereja Immanuel dan Gereja Kayutangan terpisah jarak sekitar 250 meter. Berbeda dengan Gereja Immanuel, Gereja Kayutangan tidak langsung berhadapan dengan Alun-alun Merdeka Kota Malang, melainkan menghadap Jalan Basuki Rahmat (dulu Jalan Kayutangan), jalan protokol yang menghubungkan Malang-Surabaya. 

Sebaliknya, Gereja Immanuel merupakan jiran terdekat Masjid Agung Jamik, masjid yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda sepanjang 1890-1903. Kedua tempat ibadah Protestan dan Islam ini sangat berdekatan, hanya dipisahkan sebuah bangunan perusahaan asuransi milik negara, serta sama-sama menghadap alun-alun atau persisnya di barat alun-alun. 

“Gereja ini dibangun setelah alun-alun dibangun lebih dulu pada tahun 1700 oleh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau Persatuan Dagang Hindia Timur). Setelah VOC bubar (31 Desember 1799), maka kendali pemerintahan dan kegiatan perdagangan diambil alih oleh Pemerintah Hindia Belanda, termasuk mendirikan gereja ini dan Masjid Agung Jamik,” kata Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Pendeta Richard Agung Sutjahjono kepada Tempo, Jumat, 20 Desember 2019. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Immanuel di Kota Malang menyimpan dua buah Alkitab Bibel berusia hampir 500 tahun, dengan angka cetakan tahun 1618 Masehi. Alkitab tersebut bersampul kulit domba Belanda dan dilengkapi pengait sampul depan dan belakang yang terbuat dari logam kuningan berkadar emas muda. Ketebalannya sekitar 10 sentimeter dan seberat hampir 5 kilogram. TEMPO/Abdi Purmono

Menurut Richard, pembangunan Gereja Immanuel oleh Pemerintah Hindia Belanda berhubungan erat dengan pembangunan pusat kota sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian yang dicirikan oleh, antara lain, pembangunan alun-alun, gereja, masjid, bank, penjara, kantor pos, tempat hiburan, serta pertokoan yang memenuhi kebutuhan sandang dan pangan warga kota, khususnya bagi warga Belanda dan warga Eropa lainnya. 

Pembangunan Gereja Immanuel dan Masjid Agung Jamik juga merupakan strategi politik imperialisme Pemerintah Hindia Belanda demi menjaga kenyamanan dan ketenangan, serta kemapanan Malang yang sudah tercipta pada 1729. Dulu, Malang masih bagian dari Karesidenan Pasuruan. 

Strategi serupa diterapkan Pemerintah Hindia Belanda di Jakarta dan Semarang untuk mengantisipasi munculnya pemberontakan rakyat jajahan, termasuk pemberontakan yang bermuatan agama melawan Belanda maupun konflik horisontal antarumat beragama. Dengan demikian Belanda tetap bisa tenang dan berkonsentrasi menjalankan politik imperialisme mereka. 

“Belanda juga memainkan politik toleransi agama-agama untuk melindungi kepentingan imperialisme mereka. Namun ada positifnya juga bahwa politik toleransi yang digunakan Belanda merupakan momentum yang mempersatukan keragaman atau kebinekaan seperti yang kita kenal sekarang. Dulu, orang yang sengaja mengganggu atau merusak toleransi berarti telah melakukan tindakan makar terhadap pemerintahan Belanda,” kata Richard. 

Richard menekankan bahwa toleransi antarumat beragama seperti tercermin oleh posisi Gereja Immanuel dan Masjid Agung Jamik yang berdampingan tidak melulu harus diekspresikan lewat kegiatan gotong-royong maupun saling bantu-membantu.

 Ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel Malang Pendeta Richard Agung Sutjahjono menunjukkan buku sejarah Gereja Immanuel Malang yang segera dicetak, Jumat, 20 Desember 2019. TEMPO/Abdi Purmono

Sudah jamak diketahui, jemaat Gereja Immanuel rutin membantu menyediakan parkir bagi para jemaah salat Jumat atau salat Idul Fitri dan Idul Adha, maupun saat pelaksanaan acara keagamaan Islam. Begitu pula sebaliknya. 

Namun, toleransi bukan hanya sebatas saling bersilaturahim maupun saling memberikan fasilitas. Lebih dari itu, toleransi harus terwujud dalam pola hidup yang praksis melalui lembaga-lembaga ukhuwah keagamaan, misalnya lewat Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan forum-forum dialog tentang agama.

ABDI PURMONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

1 jam lalu

Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia yang didirikannya di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@ivan_gunawan
Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.


Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

16 jam lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK


Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

20 jam lalu

(Ki-ka) Ketua Dewan Pengawas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, bersama anggota empat Dewas Harjono, Albertina Ho, Artidjo Alkostar dan Syamsuddin Haris, dan Ketua KPK baru Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, mengikuti acara serah terima jabatan Pimpinan dan Dewan Pengawas KPKdi gedung KPK, Jakarta, Jumat, 20 Desember 2019. TEMPO/Imam Sukamto
Albertina Ho Nilai Pelaporan Dirinya oleh Nurul Ghufron karena Dewas KPK Proses Dugaan Pelanggaran Etik

Anggota Dewas KPK Albertina Ho menduga ada indikasi lain di balik pelaporan terhadap dirinya oleh Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewas KPK.


Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

2 hari lalu

Korea Siap Menerima Wisatawan Muslim
Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.


Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

5 hari lalu

Masjid Indonesia by Ivan Gunawan di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@hamza.tamimy
Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.


Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

7 hari lalu

Ivan Gunawan. Foto: Instagram/@ivan_gunawan
Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

Ivan Gunawan akan ke Uganda untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Bagaimana rute dari Indonesia ke Uganda?


Sekilas Tentang Lebaran Basuki Hadimuljono, Salat Ied di Masjid PUPR hingga Berziarah ke Para Senior

15 hari lalu

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama sang istri, Kartika Nurani, ketika ditemui di Komplek Kementerian PUPR. Keduanya baru saja menunaikan salat Ied di Masjid As-Salam Kementerian PUPR, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
Sekilas Tentang Lebaran Basuki Hadimuljono, Salat Ied di Masjid PUPR hingga Berziarah ke Para Senior

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono merayakan Idul Fitri di Jakarta. Ia menunaikan salat Ied di Masjid As-Salam Kementerian PUPR.


8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

16 hari lalu

Pemain Al Nassr, Sadio Mane. (Instagram/@alnassr)
8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.


Taruh Daging Babi di Masjid, Singapura Hukum Pria Ini 3 Bulan Penjara

19 hari lalu

Daging Babi dan Daging Sapi. shutterstock.com
Taruh Daging Babi di Masjid, Singapura Hukum Pria Ini 3 Bulan Penjara

Singapura menghukum seorang kurir makanan 3 bulan penjara karena menaruh daging babi kaleng di rak masjid.


Ketahui Waktu yang Paling Utama untuk Itikaf di Bulan Ramadan

20 hari lalu

Seorang muslim membaca Al-Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. TEMPO/Subekti
Ketahui Waktu yang Paling Utama untuk Itikaf di Bulan Ramadan

Itikaf merupakan salah satu amalan baik yang dapat dilaksanakan pada bulan Ramadan. Ketahui waktu yang paling utama untuk Itikaf berikut ini.