TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menginstruksikan manajemen lalu lintas menjadi fokus penuh jajarannya menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini.
“Harus ada manajemen lalu lintas efektif karena Jogja ini sempit. Kita tidak bisa melebarkan jalan, solusinya hanya manajemen lalu lintas yang baik,” ujar Sultan di sela rapat koordinasi forum komunikasi pimpinan daerah DIY Jelang Nataru di Kepatihan, Yogyakarta Jumat 20 Desember 2019.
Sultan menuturkan momen akhir tahun menimbulkan potensi kepadatan lalu lintas, karena wisatawan dari luar daerah menjadikan Yogya sebagai destinasi utama menghabiskan liburannya.
Tak hanya di pusat kota saja, wisatawan pun memiliki kecenderungan menyambangi berbagai obyek wisata yang tersebar di empat kabupaten DIY lain. Akses akses penghubung antar kabupaten/kota pun, menjadi titik pemicu paling sering potensi kepadatan yang berdampak kemacetan itu.
Sultan pun meminta agar manajemen lalu lintas juga terkoordinir antar kabupaten/kota, sehingga saat mulai terjadi kepadatan kendaraan bermotor ada upaya jelas untuk mengurainya dengan cepat.
“Perlu diberi pemberitahuan juga sejak awal soal kendaraan kendaran bak terbuka. Kalau saya, kendaraan bak terbuka tetap harus dilarang untuk mengangkut orang,” ujar Sultan.
GOR Amongrogo jadi salah satu titik parkir alternatif Yogya sambut libur Natal dan akhir tahun. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapta Raharja mengatakan untuk kelancaran lalu lintas libur Nataru ini, pihaknya telah menyiapkan beberapa opsi sebagai bagian manajemen lalu lintas.
Pertama pihaknya akan mengoptimalkan pengaturan alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL, dan memaksimalkan area traffic contol system. Selain itu, pihaknya mengaktifkan sejumlah jalur alternatif menuju destinasi utama.
“Yang jelas kami mengimbau warga yang sedang berlibur, tidak parkir di ruang jalan. Kantong-kantong parkir saat ini sudah banyak tersedia,” ujar Sigit.
Sigit mencontohkan, untuk kawasan terpadat di pusat Kota Yogyakarta seperti Malioboro sudah tersedia tak kurang 11 titik parkir yang bisa dimanfaatkan. Mulai parkir Abu Bakar Ali, Ketandan, Besakalan, Sultan Agung, dan Ngabean, Lalu area parkir yang disediakan seperti Stasiun Tugu, Malioboro Mall,Ramai Mall, eks Bioskop Indra, selatan Pasar Beringharjo (Pasar Sore), juga di area halaman Benteng Vredeburg.
“Namun jika titik parkir itu masih tidak cukup, kami sudah menyiapkan beberapa lokasi alternatif,” ujar Sigit. Lokasi parkir alternatif yang cukup lega di pusat kota Yogya itu seperti Stadion Amongrogo, Stadion Kridosono dan kawasan parkir timur kebun binatang Gembira Loka.
Walau secara jarak tiga lokasi titik parkir alternatif itu agak jauh dari destinasi yang dituju, Dishub DIY menyediakan shuttle bus. Sehingga wisatawan bisa ke titik-titik lokasi pusat wisata, seperti Malioboro dengan nyaman, “Tarif shuttle bus ini sama dengan tarif Trans Jogja,” ujarnya.
Borobudur akan ramai pada liburan akhir tahun, perlu manajemen lalu lintas agar Yogyakarta dan sekitarnya tidak macet. ANTARA
Untuk awalan sebanyak 10 shuttle bus disiapkan di kantor parkir alternatif itu. Jika kurang akan ditambah armadanya. “Kami juga sudah meminta pihak Organda (Organisasi Angkutan Daerah) DIY untuk ikut membantu menyediakan shuttle bus dari parkir alternative itu,” ujarnya.
Dinas Perhubungan DIY memperkirakan peningkatan kunjungan wisatawan dan volume kendaraan yang masuk Yogyakarta, diprediksi mulai terjadi mulai 23 Desember 2019.
PRIBADI WICAKSONO