TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mewaspadai daerah-daerah rawan bencana alam, termasuk adanya bahaya longsor saat hujan yang bisa saja menimpa rel kereta api.
Untuk menangani musibah longsor, PT KAI menambah kekuatan personel sebagai antisipasi bahaya yang mengganggu perjalanan kereta api, “Seluruh Daop (daerah operasi) kami tambah kekuatannya. Dan di titik-titik rawan kota juga kami tambah kekuatannya. Rawan ini maksudnya rawan bencana alam, atau rawan di dalam kejahatan,” kata Direktur Operasi PT KAI, Apriyono Wedi Chresnanto, usai apel pembukaan Posko PT KAI di Stasiun Tugu Yogyakarta, Kamis, 19 November 2019.
Ia menyatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengantisipasi adanya tindak laku kejahatan. Termasuk mengerahkan dua anjing pelacak (K9).
Ia menyebut, salah satu lokasi rawan bencana berupa tanah longsor ada di Gombong, Jawa Tengah dan beberapa lokasi di Sumatera. Namun sudah diantisipasi oleh kesiapan dan kesigapan para personel yang bertugas, “Petugas kami sudah siap, pasti akan tertanggulangi,” kata dia.
Salah atau tim yang menangani kalau ada kerusakan kereta api dan kerusakan rel yang berat akibat bencana dan lain-lain adalah tim yang dijuluki “flying gang”, yaitu tim reaksi cepat yang terdiri dari sekitar tujuh orang yang memang ahli di bidangnya.
Stasiun Tugu Yogyakarta. dok.TEMPO/Pius Erlangga
Tugas mereka adalah memperbaiki rel kereta yang rusak berat. Masing-masing tim ditempatkan di tiap-tiap resor stasiun. Tim ini berbeda dengan petugas pemeriksa jalan atau PPJ.
PPJ bertugas secara rutin memeriksa kondisi rel. Pemeriksaan dilakukan berjalan kaki. Kerusakan rel ringan seperti baut kendor langsung bisa diperbaiki. Jika ada batu yang berada di rel juga bisa disingkirkan. Jika ada kerusakan berat, maka flying gang-lah yang bertindak.
Sementara itu, untuk melayani libur akhir tahun, PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta menyiapkan lima kereta api tambahan. Penambahan tersebut untuk mengatasi lonjakan jumlah penumpang kereta api yang akan melakukan perjalanan Yogyakarta, untuk Natal dan Tahun Baru 2020.
Apriyono mengatakan, pihaknya menyiapkan posko mulai 19 Desember 2019 sampai dengan 5 Januari 2020. Sebenarnya untuk sistem pengamanan tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, sejak tanggal 1 Desember 2019 terjadi penambahan kereta api yang melewati jalur ganda. Seperti di Daerah Operasi 6 dan 7. Ada penambahan jalur ganda yang artinya bisa menambah kapasitas lintas.
Kepala PT KAI Daerah Operasi 6, Eko Purwanto menyatakan, penambahan kereta untuk Natal dan Tahun Baru mengalami penurunan dari tahun lalu, yang mencapai delapankereta api. Sementara tahun ini hanya lima kereta, "Ini bukan berarti berkurang. Karena kereta yang kemarin fakultatif, sekarang menjadi kereta api reguler," kata dia.
Anggota polisi dengan anjing pelacak melakukan penyisiran di area Stasiun Tugu Yogyakarta, DI Yogyakarta, 23 Desember 2016. Penyisiran menggunakan dua anjing pelacak tersebut untuk mengantisipasi teror bom di area Stasiun Tugu Yogyakarta jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2017. ANTARA FOTO
Untuk Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, baik yang dari antarkota maupun yang dari bandara untuk Daerah Operasi 6 Yogyakarta sudah dilayani penuh. Sedangkan penumpang kereta api tambahan dari dan ke wilayah Yogyakarta, dalam terjadi penambahan 4.800 penumpang.
"Minggu ini juga sudah terjadi peningkatan penumpang. Rata-rata sehari yang naik dari Daop, baik itu kereta api lokal maupun jarak jauh mencapai 31.000 dan diperkirakan akan mengalami kenaikan terus," kata Eko.
MUH SYAIFULLAH