TEMPO.CO, Yogyakarta - Di kalangan wisatawan nusantara, popularitas destinasi wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta, lambat laun malampaui pamor kawasan wisata mapan, semisal Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko.
Padahal Tebing Breksi yang berada di Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman itu awalnya hanya bekas lokasi penambangan batu alam untuk material bangunan. Penambangan batu itu kemudian ditutup pemerintah setempat sejak 2014, demi pelestarian lingkungan.
Pada 2016, penduduk setempat menyulap bekas penambangan itu menjadi sebuah spot wisata unik nan instagramable. Popularitasnya mampu mendatangkan lebih dari 15 ribu wisatawan saat akhir pekan.
Pendapatan Asli Desa (PAD) Sambirejo pun terdongkrak. Awalnya per tahun hanya Rp10 juta, setelah Breksi beroperasi, per tahun PAD-nya mencapai Rp500 juta atau melonjak 10 kali lipat.
“Kami tak mau sekadar menunggu wisatawan datang, kami sekarang siapkan paket-paket wisata baru agar wisatawan tak hanya terfokus mengunjungi Breksi tapi juga destinasi Sambirejo lainnya,” ujar Kepala Desa Sambirejo Mujimin.
Wisatawan menikmati suasana sore di atas Tebing Breksi, Sleman, DI Yogyakarta, 1 Jnauari 2018. Destinasi wisata bekas penambangan batuan breksi endapan dari abu vulkanik Gunung Api Purba Nglanggeran tersebut menjadi destinasi favorit wisatawan menghabiskan libur tahun baru 2018. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Hal tersebut dikatakan Mujimin di sela-sela penerimaan penghargaan sebagai salah satu Desa Kategori Maju dalam Lomba Desa Wisata Nusantara 2019, yang dihelat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi di Tebing Breksi, Selasa 10 Desember 2019.
Mujimin menuturkan, di sekitar Tebing Breksi, yang masih masuk kawasan Desa Sambirejo itu, ada banyak destinasi yang tak kalah menarik. Mulai Batu Papal, Watu Payung, juga Spot Riyadi. Selain itu banyak juga candi seperti Candi Ijo, Candi Banyunibo, juga Candi Barong. Tak sampai 15 menit ke utara wisatawan juga bakal menemui Candi Ratu Boko dan Candi Prambanan.