TEMPO.CO, Bandung - Jawa Barat memiliki tradisi kuliner yang unik. Selain kuliner daun lalapan yang dihadirkan masyarakat di pegunungan, Jawa Barat juga memiliki kuliner peranakan. Sementara di pesisir utara, seperti Cirebon, Jawa Barat memiliki koleksi hidangan bersantan yang lezat.
Keragaman kuliner di wilayah barat Jawa itu mendorong Komunitas Kompakers Bandung, menggelar pameran foto aneka kuliner Jawa Barat. Anggotanya yang seluruhnya perempuan berjumlah 122 orang berburu ragam kuliner itu sejak September lalu. Hasilnya dipamerkan dengan judul TA5TE di Museum Kota Bandung, 7-9 Desember 2019.
Pameran itu mengajak pengunjung menjelajah dan mengetahui 100 lebih makanan dan minuman di Jawa Barat dalam satu ruangan. Ada penampakan kue koci penganan khas Cirebon, gurandil, dan jojongkong. Terbuat dari tepung beras yang dicampur tepung tapioka, jojongkong memakai gula aren, kelapa muda, santan. Pewanginya ekstrak daun pandan dan daun suji, yang dikukus bersama dalam balutan daun pisang,
Foto lain mengabadikan tauco, karedok, opak, pais atau pepes tahu, dan leupeut. Muncul juga ladu, kudapan khas daerah Malangbong, Garut, yang terbuat dari beras ketan, santan, gula merah, dan kelapa. Berbentuk seperti dodol, tekstur ladu agak kasar di lidah. Kemudian ada yang mirip gemblong, namanya jalabria. Bahan utamanya tepung ketan hitam yang dibentuk seperti donat. Bagian luarnya kemudian dilumuri gula hingga kering.
Dari Kuningan, Jawa Barat, ada rujak kangkung berupa tumisan sayur yang disiram bumbu rujak. Untuk obat dahaga, beberapa minuman ditampilkan seperti bandrek, bajigur, es cincau, dan sirup tjampolay. Semua kuliner itu dipotret dengan pengaturan khusus sesuai fotografi makanan.
"Kebanyakan dikerjakan di rumah masing-masing," kata Puti Alya Dewi, ketua sekaligus pendiri komunitas Kompakers Bandung di lokasi pameran, Ahad, 8 Desember 2019.
Setiap karya foto dilengkapi dengan narasi seperti asal kuliner dan bahan pembuatannya. Beberapa seperti kue saroja atau kembang goyang di Betawi, tahu Sumedang, dan awug ikut dipajang di meja dan bisa dinikmati pengunjung.
Menurut Puti, proses berburu kuliner Jawa Barat itu dimulai September lalu. Sebelum dipamerkan, karya setiap anggota diunggah ke akun Instagram komunitas yang tertutup. "Bagi peminat harus jadi anggota dulu," katanya.
Ciwang atau aci bawang dari Garut karya Ayang Amalia anggota komunitas Kompakers Bandung. TEMPO/Anwar Siswadi
Pameran TA5TE itu merupakan perayaan ulang tahun komunitas yang kelima. Sebelumnya, tahun lalu mereka juga menggelar acara serupa dengan tema yang sama.
"Kami memang cenderung ke food photography," ujar Puti. Seorang anggota Widaningsih mengatakan, memotret kuliner jadi hobi yang asyik. Minatnya baru tumbuh setelah bergabung komunitas pada 2015.
Tidak hanya dipamerkan ke publik, sebagian foto dokumentasi kuliner pilihan dicetak dalam bentuk buku berjudul TA5TE juga. Cetakannya ada yang disampaikan ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.