TEMPO.CO, Medan - Festival Danau Toba (FDT) ke-7 diklaim akan digelar lebih meriah dan menarik. Salah satu bentuk kemeriahannya, yakni dengan memecahkan rekor Museum Republik Indonesia (MURI). Seribuan orang akan mengenakan bulang sulappei, kain tenun yang biasa dijadikan penutup kepala perempuan Suku Simalungun.
Dipilihnya bulang sulappei karena kain khas ini sudah jarang digunakan warga Simalungun, walhasil pemecahan rekor MURI ini, untuk melestarikan kearifan lokal. Sejalan dengan tujuan FDT yang ingin menunjukan budaya asli satu daerah kepada masyarakat dan wisatawan.
“Tidak hanya sekadar dipakai, nanti ada atraksi seni melipat bulang sulappei,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Telaumbanua, dalam konferensi pers pelaksanaan FDT 2019 di kantor gubernur Sumut pada Kamis, 5 Desember 2019.
Pemandangan Danau Toba yang terlihat dari The Caldera Toba Nomadic Escape. TEMPO | Iil Askar Mondza
Acara lain, yang menurut Ria tidak kalah menarik adalah, lomba Ucok-Butet, koor raksasa, tari kolosal saoan, tari kolosal multi etnik, pelepasan balon dan lampion, hiburan rakyat, lomba paduan suara, lomba solu bolon, pameran UKM, dan lainnya. Tidak hanya kegiatan seni dan budaya, ada agenda lomba lari 10K yang pesertanya tidak hanya berasal dari dalam negeri.
Acara akan digelar di di pinggir Danau Toba, tepatnya di Parapat, Kabupaten Simalungun pada 9-12 Desember 2019. Mengusung tema “Inspiring Danau Toba”, akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Rencananya dihadiri Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif (Menparekraf) Wishnutama, bupati sekawasan Danau Toba, dan peserta dari provinsi lain.
“Kami harapkan wisatawan mancanegara dan domestik banyak jumlahnya. September 2020 di Jeju Korea Selatan, kami akan menerima sertifikat UNESCO Global Geopark. Danau Toba menjadi destinasi pariwisata internasional berbasis geopark,” ucapnya.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah berpesan agar gencar melakukan publikasi untuk menarik wisatawan. Menurutnya, meski banyak yang beda dari tahun lalu, jika tidak dikabarkan kepada khalayak, tidak akan diketahui orang.
Sambil menyelam minum air, FDT bisa jadi ajang promosi pariwisata Danau Toba, yang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi pariwisata superprioritas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Telaumbanua meminta Festival Danau Toba disosialisasikan dengan gencar. TEMPO/Mei Leandha
"Produk-produk unggulan Sumut bisa dipamerkan di sini, misalnya kopi, andaliman, dan teh. Selain itu, jangan sepele dengan hal-hal kecil seperti petunjuk arah, detail kegiatan, parkir, harus dipastikan.
Ini bisa mengganggu kenyamanan pengunjung kalau tidak diatur dengan benar. Penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya harus menjadi bahan evaluasi,” kata Musa.
MEI LEANDHA