TEMPO.CO, Jakarta - Gempa di Pulau Lombok pada 2018 dan erupsi Gunung Agung pada 2019, membutuhkan waktu untuk memulihkan kunjungan wisatawan mancanegara di dua destinasi itu. Meskipun mengganggu target kunjungan, angka kunjungan wisatawan mancanegara naik secara nasional.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Oktober 2019 naik 4,86 persen yakni dari 1,29 juta menjadi 1,35 juta wisman dibanding jumlah kunjungan bulan yang sama pada tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif dari Januari-Oktober 2019 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 13,62 juta wisman atau naik 2,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik, Kemenparekraf Guntur Sakti, di Jakarta, Rabu (4/12/2019) mengatakan, ada kenaikan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia selama Oktober 2019 bahkan kenaikan juga terjadi selama periode Januari–Oktober 2019.
Wisatawan menanti matahari terbit di Gunung Telomoyo, Desa Sepakung, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Ahad, 10 November 2019. Gunung ini menjadi salah satu destinasi wisata alam favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. ANTARA/Aji Styawan
“Secara kumulatif Januari sampai Oktober 2019 ada kenaikan, namun jika dibandingkan September 2019, jumlah kunjungan wisman Oktober 2019 memang turun,” katanya.
Ia mengatakan, penurunan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dari bulan sebelumnya, itu dikarenakan di berbagai negara memiliki musim dan kendala yang berbeda dan tren penurunan tersebut juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Dampak penurunan juga, lanjut Guntur, terjadi lantaran faktor bencana alam maupun non-alam seperti, beberapa daerah terjadi isu yang terkait dengan keamanan dan kondisi politik. Indonesia bahkan menjadi sorotan negara, semisal Australia menerbitkan travel advice bagi warganya terkait sejumlah peraturan yang dianggap kurang menguntungkan wisatawan.
Bahkan dari hasil kajian dengan menggunakan data sentimen menunjukkan bahwa terkait sejumlah isu di Indonesia, hampir 90 persen dari crawling data media sosial Australia menunjukkan sentimen negatif. Kerusuhan di Wamena misalnya menjadi salah satu perhatian bagi Australia. Dalam kerusuhan itu, sejumlah warga Australia ditangkap dengan dugaan terlibat dalam aksi tersebut.
Lalu tren wisatawan global juga sedang mengalami penurunan terutama dari Eropa, lantaran sedang terjadi perlambatan ekonomi seperti kasus Brexit di Inggris, Yellow vaste di Prancis, dan isu integrasi di Spanyol.
Wisatawan Eropa ada yang lebih tertarik ke negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam karena dianggap lebih murah paket wisatanya.
Meskipun begitu ada beberapa destinasi yang mengalami kenaikan seperti dari pintu Bali dan Lombok. Kenaikan diperkirakan karena faktor kesiapan amenitas, aksesibilitas, dan atraksi (3A) sudah tersedia dengan baik, sehingga memudahkan wisatawan untuk melakukan perjalanan.
Ramayana Suites & Resort Kuta, Bali.
Hal tersebut juga, lantaran Bali dan Lombok memiliki letak geografis yang tidak jauh dari Australia, destinasi yang sesuai dengan karakteristik Australia dan memiliki sejumlah penerbangan langsung. Sementara, Jakarta masih menjadi tujuan utama business traveler.
Catatan lainnya, kenaikan pada Oktober 2019 dibandingkan 2018 dikarenakan adanya pembukaan rute baru, maskapai Virgin Australia dari Darwin – Denpasar, lalu maskapai Malindo Air Adelaide – Denpasar, dan Sydney – Denpasar. Serta maskapai Air Asia dari Perth menuju Lombok.
“Ada penurunan lantaran tren atau seasonality tiap negara berbeda-beda, ada yang masanya sudah selesai musim liburan ada yang baru akan berlibur. Dan biasanya akan meningkat pada Desember,” katanya.
Lalu kendala juga terjadi bagi wisatawan India, penurunan wisatawan yang mendominasi Bali itu lantaran tidak adanya penerbangan langsung dari India ke Indonesia seperti tahun lalu. Lalu di India juga sedang banyaknya festival keagamaan pada periode Agustus – Oktober 2019 dimulai dari Ganesh Chaturhi dan Diwali.
Sama seperti India, pasar Tiongkok juga mengalami penurunan. Hal itu terjadi karena banyak charter flight ke Indonesia yang batal terbang selama 2019 -- terutama sejak 8 bulan terakhir.
Selain Bali, kawasan Mandalika mulai digemari wisatawan asal Timur Tengah terutama dari Uni Emirat Arab. Dok. Kemenparekraf
Guntur juga menjelaskan, secara kumulatif (Januari–Oktober 2019), wisman yang datang dari wilayah ASEAN naik persentasenya paling tinggi, yaitu sebesar 17,78 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan wilayah Asia selain ASEAN memiliki persentase penurunan paling besar, yaitu sebesar 10,28 persen.
Sementara menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2019 paling banyak berasal dari wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2,58 juta kunjungan (18,94 persen), Tiongkok 1,77 juta kunjungan (13,01 persen), Singapura 1,55 juta kunjungan (11,38 persen), Australia 1,15 juta kunjungan (8,42 persen), dan Timor Leste 1,02 ribu kunjungan (7,48 persen).
Sejumlah wisatawan mengamati Patung Garuda Dewa Wisnu di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Kamis 7 November 2019. atung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
“Kami terus berkoordinasi dengan para stakeholder pariwisata untuk mengoptimalisasikan pencapaian target wisman pada sisa akhir tahun. Seperti melakukan joint promotion dengan maskapai, mengundang influencer asal Australia, dan menggelar FGD Penyusunan Paket Wisata Beyond Lombok sebagai Hub Air Asia," katanya.