TEMPO.CO, Mataram - Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar lomba Puteri Indonesia. Dari serangkaian seleksi, terpilih 20 orang finalis. Mereka mulai menjalani tahap pra karantina di Hotel Holiday Resort, Ahad 1 Desember 2019. Dijadwalkan berlanjut hingga 5 Desember 2019 dan mencapai puncaknya pada grand final 6 Desember 2019.
Calon terpilih akan mengikuti pemilihan nasional dan nantinya menjadi calon duta wisata NTB. Ke-20 orang finalis tersebut dipilih oleh Empat Bunda Muda (4B), selaku penyelenggara pemilihan di NTB. 4B melakukan seleksi terhadap 53 peserta audisi, yang berasal dari seluruh daerah kota dan kabupaten di pulau Lombok dan pulau Sumbawa.
"Penyaringan dilakukan melalui kelas penampilan, perkenalan, tampil, bicara lantang," kata Farida Istiarini - dari 4B - selaku Ketua Penyelenggara, yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter gigi di Mataram.
Mereka yang berusia 18 - 25 tahun, umumnya berstatus mahasiswi dan karyawati, akan tampil mengenakan berbagai model gaun dan kebaya yang disiapkan oleh desainer Lombok dan Jakarta. Di antaranya mengggunakan bahan tenunan lokal Lombok - Sumbawa. Selain 4B, juri tamu adalah Ketua Dewan Kerajinan Daerah NTB Niken Saptarini Widyawati - istri Gubernur NTB Zulkiflimansyah - dan Erica Majdi - istri Gubernur NTB periode lalu, Zainul Majdi.
Para penyelenggara Puteri Indonesia NTB 2020. TEMPO/Supriyantho Khafid
"Ini bukan fashion show. Paketnya adalah cantik, pintar, berpengetahuan luas, dan beretika," ujar Farida Istiarini kepada TEMPO, di Hotel Lombok Astoria, Ahad 1 Dsember 2019 sore.
Menurut Farida Istiarini, saat menjalani grand final, para juri akan menggali kemampuan dan pengetahuan mereka. Sebelumnya, selama menjalani karantina, mereka diberikan pembekalan tentang wisata dan peranan wanita, yang akan bisa menjadi bahan untuk menjawab pertanyaan.
Puteri Indonesia NTB 2019 tidak hanya akan mewakili, provinsi ke ajang pemilihan Puteri Indonesia di Jakarta. Namun kelak akan menjadi garda depan pariwisata Lombok dan Sumbawa, sebagai duta wisata di NTB. Mereka selain cantik dan pintar, kata Farida Istiarini, juga harus tahu isu yang terjadi di NTB maupun nasional. Tidak hanya tahu obyek wisata di Lombok saja tetapi juga tahu di Sumbawa Bima dan Dompu, "Harus tahu obyek wisata di NTB," ucapnya.
Misalnya jika ada kegiatan promo wisata di Australia, duta wisata NTB harus bisa menjelaskan, "Mereka tidak hanya cantik dan bukan pajangan. Mereka bukan pagar ayu," katanya kemudian.
Puteri Indonesia dari NTB nantinya menjadi duta wisata NTB, untuk memperkenalkan berbagai destinasi di pulau Lombok-Sumbawa. TEMPO/Supriyantho Khafid
Kelak, wakil-wakil Puteri Indonesia NTB diharapkan bisa masuk 10 besar nasional, agar bisa mengangkat NTB. Mereka memiliki potensi dan pengetahuan yang luas, tinggal diasah saja.
SUPRIYANTHO KHAFID
