TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar 1.200 kakak-kakak pembina Pramuka dari 17 provinsi berkumpul di Bumi Perkemahan Dewa Ruci, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Mereka adalah Pramuka dari Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN), yang menggelar Silaturahim Pembina Nasional (Silbinas) pada 21-24 November 2019.
“Pemilihan lokasi Bumi Perkemahan Dewa Ruci, berdekatan dengan Pantai Patehan. Kami ingin mendekatkan para peserta dengan alam dan masyarakat,” ujar Ketua Panitia Silbinas, Isnan Lasti Mulyo. Acara itu dibuka Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kakak Laksamada Muda (Purn) Kingkin Suroso. Ia mengapresiasi kemajuan Sako SPN yang berdiri sejak 2013.
Dalam perhelatan itu Sultan Hamengku Buwono X diwakili staf ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan Tri Mulyono, Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam, Bupati Bantul Suharsono yang juga Mabicab Gerakan Pramuka Bantul, Mabisakonas SPN Prasetyo Sunaryo dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
GKR Mangkubumi Ketua Kwarda Pramuka DI Yogyakarta dan para undangan melepas merpati sebagai simbol dibukanya perkemahan Silbinas 2019. LINES/Sako SPN
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam perkemahan itu, menurut Isnan, untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Lokasi yang dipilih berdekatan dengan pantai, agar peserta lebih mencintai keindahan alam Indonesia. Selain wisata pantai, para peserta juga menanam pohon di sekitar bumi perkemahan.
Pembukaan dimeriahkan dengan beberapa penampilan pencak silat Persinas ASAD juga flash mop berupa tarian Hanoman yang merupakan tarian khas dari DI Yogyakarta. Pertunjukan silat itu untuk memperkenalkan kepada peserta tentang budaya dari DI Yogyakarta.
Menurut Isnan, daerah pantai yang panas di dekat Pantai Pantehan bisa direduksi dengan pepohonan. Untuk itu, panitia memilih penanaman pohon di sekitar bumi perkemahan. Acara penanaman pohon dilakukan di halaman Bumi Perkemahan Dewa Ruci. Sekitar 241 bibit pohon sudah ditanam dan 2.200 bibit pohon diserahkan pada warga sektar.
“Semangat konservasi dan menjaga lingkungan, dengan mengajak para peserta Silbinas Sako SPN turut melakukan bersih-bersih pantai sebagai bagaian dari kampanye Indonesia Bebas Sampah 2025,” imbuh Isnan. Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi dan Bupati Bantul Suharsono, turut pula menanam pohon.
Kwarda Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi turut dalam gerakan penanaman pohon oleh Sako SPN. Dok. LINES/Sako SPN
Selaras dengan misi perkemahan untuk meningkatkan cinta budaya bangsa, para peserta mengunjungi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Di istana yang berdiri sejak tahun 1755, para peserta disambut GKR Mangkubumi. Ia menceritakan sejarah keraton dan pendiri Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I hingga sejarah keraton modern di bawah kepemimpinan Hamengku Buwono IX.
“Diharapkan para peserta dapat menjadi Pembina yang selalu mengenalkan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Terus melestarikan budaya Indonesia agar tidak mati dimakan zaman. Karena di zaman milenial ini sulit untuk anak-anak mengenal sejarah dan kebudayaan Indonesia,” ujar Isnan.
Saat kunjungan peserta Silbinas, GKR Mangkubumi berpesan menjadikan pemuda sukses dalam hal karier atau bisnis itu mudah. Namun membuat pemuda itu berkualitas sangat sulit, “Maka dari itu, ini akan menjadi PR kita bersama untuk membuat generasi Pembina yang berkualitas, dan berperan utama dalam pembinaan Pramuka yang dapat memberikan pengetahuan dan pelatihan yang dapat membentuk karakter termasuk yang cinta budaya,” ujar GKR Mangkubumi.
Peserta Silbinas mengunjungi keraton Yogyakarta untuk belajar mengenai bagian dari sejarah Jawa. Dok. LINES/Sako SPN
Gayung bersambut, Sako SPN sebagai Pramuka berbasis masjid dan majelis taklim, memiliki program membentuk karakter generasi muda, agar menjadi Pramuka yang alim-faqih, berakhlak mulia, dan mandiri. Mereka dituntut cinta tanah air dan turut melestarikan alam, begitu ujar Edwin Sumiroza Ketua Sako SPN.