Bila wisatawan bertandang ke desa itu, mereka disambut bunga-bunga yang berjejer, yang ditempatkan di dalam polybag (kantong bekas) minyak goreng. Ada bunga pukul sembilan, seruni dan alamanda serta tanaman obat, juga krisan. Gang-gang di dalam lingkungan kelurahan Dasan Cermen ini terlihat bersih.
Semua objek wisata edukasi berada di lingkungan Dasan Cermen Timur. Waktu yang diperlukan untuk mengunjungi objek di sana sekitar dua jam. Diawali jalan kaki melihat atraksi peresean – adu ketangkasan saling memukul dengan rotan.
Untuk kegiatan pendidikan dan kesehatan, terdapat Posyandu Remaja dan Pos Kesehatan Desa. Posyandu ini melayani remaja usia 10 - 18 tahun, “Kegiatan ini terintegrasi dengan Puskesmas," ujar Henny Suyasih. Selain pemeriksaan kesehatan, para remaja itu diberi penyuluhan mengenai penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS dan masalah penyimpangan pada remaja.
Sementara untuk pilar kewirausahaan, pengunjung bisa melihat kandang kolekktif ternak Ayam Istiqomah, ternak Sapi Beriuk Taker (bersama berjuang), ternak bebek yang diusahakan oleh Kelompok Mong Gelemong (harapan atau mukjizat), ternak ikan kolam Kelompok Pado Girang. "Kesemua usaha ekonomi ini menempati tanah milik masjid yang disewakan," ucap Henny Suyasih.
Beriuk Taker yang menempati areal seluas 45 are ini, memelihara 45 ekor sapi milik 23 orang anggota. Sapi yang dipelihara terdiri dari berbagai jenis mulai dari sapi lokal Bali, jenis luar yaitu limousin, brangus dan simental. Sekretaris Beriuk Taker, Sahdan, mengatakan sejak 2012, ia mendirikan kelompok tersebut.
Kolam renang anak-anak milik warga Dasan Cermen. TEMPO/Supriyantho Khafid
"Kegiatannya melakukan penggemukan dan anakan," ujarnya. Peternakan itu pernah mendapatkan penghargaan terbaik Provinsi NTB 2017.
Sejak itu, mereka sering dikunjungi oleh sesama kelompok peternak dari lokal Sumbawa Nusa Tenggara Barat hingga Solo dan Bandung, bahkan dari luar negeri di antaranya asal Cina. Selain itu juga menjadi lokasi praktek kerja lapangan mahasiswa Fakultas Peternakan.