Dua kepentingan ini akhirnya menyepakati: Guido dipersilakan berkarya di Yarriambiack Shire. Melukis di tembok raksasa memang sulit, namun birokrasi juga kadang lebih menyulitkan – meskipun keduanya telah bersepakat. Setelaha memilih berbagai lokasi, terutama di perempatan desa, keduanya akhirnya memilih empat silo milik Grain Corp. Empat silo itupun akhirnya diizinkan dijadikan kanvas untuk proyek tersebut.
Sebelum melukis, Guido tinggal selama beberapa bulan untuk mengenal masyarakat di Desa Brim. Dia kemudian melukis empat potret yang menampilkan beberapa generasi petani lokal. Mereka dilukis dengan sangat rinci, dengan gaya lembut yang menonjolkan kerutan pada pakaian dan wajah mereka.
Ini menghasilkan karya seni yang menakjubkan yang menjulang di atas lanskap tembok berwarna krem. Mural itu menjadi sangat populer sehingga Yarriambiack Shire menambah lima mural lagi dengan mengundang berbagai seniman. Karya seni itu sekarang tersebar dalam radius 124 mil (200 kilometer) jalan pedesaan. Mereka telah dikenal sebagai Silo Art Trail.
Mural-mural di Desa Brim membuat wisatawan singgah di desa itu. Foto: @ashy_lee
Walhasil pemerintah Yarriambiack Shire merasakan Desa Brim dan sekitarnya menjadi persinggahan para wisatawan dari Taman Nasional Grampians. Dengan begitu, mereka pun beristirahat sambil mengudap makanan lokal, yang membuat desa menjadi hidup. Tak sekadar lewat dan meninggalkan debu kendaraan.