Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Saraswati Putri Merekonstruksi Tari Mistik Shangyang Dedari

Reporter

Editor

Ludhy Cahyana

image-gnews
Tari Sanghyang Dedari yang dipentaskan pada 2006. Foto: Casey Yancey/Flickr.com
Tari Sanghyang Dedari yang dipentaskan pada 2006. Foto: Casey Yancey/Flickr.com
Iklan
“Syukur tak sampai rusak total, namun pembangunan terhenti,” ujar Saras. Museum tersebut akhirnya benar-benar beres pembangunannya pada 2018, dengan menghabiskan biasa Rp400 juta atas bantuan FIB UI dan swadaya warga.

Tarian ini sempat tak dimainkan selama 30 tahun, karena warga dipaksa oleh pemerintah Orde Baru melaksanakan Revolusi Hijau. Padi rekayasa genetika, pupuk kimia, dan sistem bercocok tanam modern dipaksakan, hal itu membuat tercerabutnya akar budaya.

“Penanaman padi mase (padi organik lokal), sistem pengairan subak, dan semua ritual pertanian di Bali, terikat satu sama lain. Sehingga penghilangan salah satu komponennya, turut pula menghilangkan semuanya, termasuk Tari Sanghyang Dedari,” ujar Saras.

Akibat Revolusi Hijau itu, Nyoman Subratha mengenang desanya berkali-kali gagal panen, akibat wereng. Lalu muncul berbagai penyakit tanaman dan hama, padahal petani di desanya telah mengikuti prosedur dari penyuluh, “Percaya atau tidak,” ujar Subratha. Lalu tarian ritual itu dihidupkan lagi, dan warga sejak awal 2000 hingga kini belum pernah mengalami gagal panen.

Tari Sanghyang Dedari tak bisa dilihat setiap waktu ataupun dipublikasikan dengan mudah. Museum ini memberi gambaran yang jelas mengenai tarian langka itu. TEMPO/Ludhy Cahyana

Namun menurut Saras, pekerjaan rumah lanjutan adalah agar sawah-sawah organik ini tak berubah menjadi hotel, resor, ataupun vila yang mencaplok tanah produktif. Jangan sampai pariwisata merusak budaya di desa adat, “Itu yang bikin saya tak bisa tidur memikirkannya,” ujar Saras.

Namun ia berharap, seandainya masyarakat nanti menerima pariwisata, maka agrowisata dan ekowisata yang harus diterapkan di Desa Adat Geriana Kauh. Dengan begitu, alam, dan budaya dapat dilestarikan.

LUDHY CAHYANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

30 hari lalu

Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, 26 November 2017. ANTARA FOTO
61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

Erupsi Gunung Agung di Bali menewaskan ribuan nyawa dan abu vulkaniknya sampai ke Greenland pada 16 Maret 1963. Ini kilas balik bencana alam itu.


11 Tari Bali yang Populer Beserta Makna dan Sejarahnya

18 November 2023

Puluhan seniman tampil dalam pementasan Tari Kecak di Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu, Badung, Bali, Selasa 21 September 2021. Atraksi wisata tari kecak tersebut kembali dipentaskan perdana pada Selasa (21/9) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membatasi jumlah penonton 50 persen dari kapasitas serta untuk mempromosikan daya tarik pariwisata di Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
11 Tari Bali yang Populer Beserta Makna dan Sejarahnya

Tari Bali dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tari wali, tari bebali, dan tari balih-balihan.


Gunung Agung: Gunung Sakral di Bali yang Menarik untuk Dikunjungi

19 Maret 2023

Wisatawan menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2021 di Desa Pinggan, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat 1 Januari 2020. Kawasan wisata alam dengan pemandangan Gunung Agung, Gunung Batur dan Gunung Abang tersebut menjadi salah satu lokasi di Pulau Dewata yang dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2021. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Gunung Agung: Gunung Sakral di Bali yang Menarik untuk Dikunjungi

Gunung Agung di Bali memiliki beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi saat musim liburan nanti.


Apa Pengertian Gunung Erupsi dan Adakah Perbedaan dengan Gunung Meletus?

17 Maret 2023

Ilustrasi Gunung Meletus.
Apa Pengertian Gunung Erupsi dan Adakah Perbedaan dengan Gunung Meletus?

Istilah gunung erupsi dan gunung meletus tak asing bagi masyarakat Indonesia. Namun, adakah perbedaan di antara keduanya?


Sejarah Letusan Gunung Agung dan Karakteristik Letusannya

17 Maret 2023

Kawah Gunung Agung menyemburkan lahar di Karangasem, Pulau Bali, 29 Juni 2018. (AP Photo)
Sejarah Letusan Gunung Agung dan Karakteristik Letusannya

Sejak tahun 1800, terdapat empat kali letusan Gunung Agung Bali selain letusan tahun 1963. Letusan terbaru adalah tahun 2017 hingga 2018.


Letusan Dahsyat Gunung Agung 60 Tahun Lalu, Ribuan Orang Meninggal Dunia

17 Maret 2023

Seorang warga setempat menggunakan teropong untuk menyaksikan Gunung Agung meletus di dekat Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, 28 November 2017. REUTERS
Letusan Dahsyat Gunung Agung 60 Tahun Lalu, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Tepat pada 17 Maret 1963, Gunung Agung di Bali meletus dahsyat.


Fakta-Fakta Gunung Semeru Meletus: Status Awas hingga 2.000-an Warga Mengungsi

7 Desember 2022

Anggota TNI melihat jalur aliran lahar dan Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 5 Desember 2022. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai potensi perluasan awan panas guguran akibat meningkatnya aktivitas vulkanis Gunung Semeru yang kini berstatus Level IV (Awas). ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Fakta-Fakta Gunung Semeru Meletus: Status Awas hingga 2.000-an Warga Mengungsi

Masyarakat diimbau untuk tak beraktivitas di radius 5 kilometer dari puncak Semeru. Sedikitnya 2.000 warga mengungsi.


Tradisi Nyorog Betawi Menyambut Bulan Ramadan

31 Maret 2022

Rumah adat Betawi merupakan lambang multikultural, yang merupakan perpaduan berbagai etnik di Jakarta. TEMPO/Bram Setiawan
Tradisi Nyorog Betawi Menyambut Bulan Ramadan

Tradisi nyorog sudah ada sejak dulu. Orang Betawi zaman dahulu menjadikan tradisi nyorog sebagai pengingat untuk memasuki bulan Ramadan.


Hari ini, 59 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Menewaskan Ribuan Orang

16 Maret 2022

Seorang turis asal Rusia berpose saat seorang temannya memoto dirinya dengan latar Gunung Agung yang tengah bererupsi di Kabupaten Karangasem, Bali, 30 November 2017. REUTERS
Hari ini, 59 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Menewaskan Ribuan Orang

Salah satu erupsi Gunung Agung terdahsyat pada 16-17 Maret 1963. Ribuan orang tewas akibat awan panas.


Melihat Ritual Langka Tari Sanghyang Dedari dari Balik Museum

13 November 2019

Patung bocah perempuan yang memperagakan gerakan Tari Sanghyang Dedari berada di tengah Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha. TEMPO/Ludhy Cahyana
Melihat Ritual Langka Tari Sanghyang Dedari dari Balik Museum

Museum Sanghyang Dedari Giri Amertha menjadi ruang untuk melestarikan Tari Sanghyang Dedari yang nyaris punah.