Di ujung timur menuju utara kamar kelima, terdapat Sanapir Kamutar atau dapur. Kemudian di sebelah barat memanjang yang pertama adalah Repan Salat. Ruangan ini merupakan kamar atau ruangan khusus ibadah salat bagi penghuni istana yang tidak ke masjid.
Kemudian ada kamar besar Repan Kaca Puri merupakan ruang kamar peraduan raja. Kamar tidur raja dan permaisuri besar ruangannya, karena di dalam kamar ada meja kerja, meja saji untuk tempat makan, dan tempat khusus permaisuri menerima tamu istri-istri pejabat kesultanan/istana. Bagian ujung itu adalah kamar putri-putri yang belum menikah.
Di bawah juga ada ruangan besar yang paling depan adalah Lunyuk Agung - ruangan untuk upacara istana khusus untuk tamu laki-laki. Di antara kamar-kamar itu terdapat ruang besar memanjang, Lunyuk Emas, tempat permaisuri dan seluruh tamu perempuan bila ada hajatan di istana. Pada malam hari abdi wanita sebagaian tidur di situ. Di sudut Lunyuk Emas ke arah barat dekat tangga ada gudang persenjataan dan pusaka.
Pada lantai dua istana, terdapat ruangan memanjang seperti panggung setinggi 125 sentimenter yang disebut Ambin. Di bawah kolong Ambin ditempatkan perbekalan untuk menyimpan padi, jagung dan kacang hijau untuk makan sultan. Makanan itu berasal dari persembahan rakyat. Kemudian di atas ambin terdapat tempat para putri bercengkerama dan menenun. Pada perayaan atau keramaian, mereka menyaksikan keramaian dari jendela lantai dua -- beralas lantai Ambin.
Keunikan Istana Dalam Loka adalah arsitekturnya yang menyimbolkan syariat Islam. Hasanudin menyebut konsep arsitektur istana terdapat Bangkung yaitu hiasan ujung atap dari mahluk perlambang Heraldis. Ornamen berbentuk kepala manusia berbadan kuda, tapi distilisasi dengan ornamen tumbuh-tumbuhan sehingga tidak tampak apakah manusia atau hewan -- mengikuti ajaran Islam untuk tidak membuat patung hewan atau manusia. ''Inilah perlambangan sebagai hablun minaallah. hubungan antar manusia dengan Allah,'' katanya kemudian.
Sedangkan pada sisi atap bagian luar terdapat ukiran buah nanas, ujungnya menghadap ke bawah sebagai simbol hablun minannas -- hubungan antar manusia. Atap istana yang kembar merupakan simbol dari Syahadain dan syahadat Rasul. Secara konsep dilihat dari pinggir timur, bentuknya seperti lafas Allah. Dari ruang dapur yang disebut Sanapir atau Kandawari itu bangunan induk sampai ke ujung tangga bentuknya lafas Allah.
Istana Dalam Loka memiliki pintu besar berjumlah 17 yang menyimbolkan jumlah rakaat salat sehari semalam. Sementara jendela berjumlah 44 adalah angka keramat kehidupan Tau Samawa (etnis Sumbawa).
Istana menghadap arah ke selatan ini merupakan konsep tata ruang Sumbawa. Maksudnya agar, aktivitas istana yang terus menerus tidak mengganggu kegiatan ibadah di masjid. Makanya ada ruang Repan Salat, mereka yang tidak sempat ke masjid bisa salat di ruangan tersebut, "Ini sebagai pengejawantahan adat basandi syara, syara basandi kitabullah," ucap Hasanudin.
SUPRIYANTHO KHAFID