Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mau Tahu Koleksi Wayang Keraton Yogyakarta Kini Tak Repot Izin

image-gnews
Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan wayang koleksi Keraton Yogyakarta di Keraton Kilen. TEMPO | Shinta Maharani
Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan wayang koleksi Keraton Yogyakarta di Keraton Kilen. TEMPO | Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melakukan digitalisasi wayang kulit kuno agar masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang koleksi keraton Yogyakarta. Keraton sedang mendata 14 kotak koleksi wayang yang masing-masing berisi 300-500 wayang.

Dari 14 kotak itu, baru dua kotak yang sudah melewati proses digitalisasi di websitekapustakan.kratonjogja.id. Dalam situs tersebut, muncul informasi detail tentang koleksi wayang purwa, misalnya jenis wayang, ciri khusus, nama tokoh wayang, ukuran, kotak, dan lokasi penyimpanan.

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Krido Mardhowo atau kepala departemen yang bertugas melestarikan kesenian keraton, Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan koleksi wayang keraton kepada rombongan staf Jenius, aplikasi layanan perbankan milik Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Dia mengeluarkan sejumlah wayang kulit yang disimpan di dalam kotak di Keraton Kilen Yogyakarta, Jumat, 8 November 2019

Kanjeng Pangeran Haryo atau KPH Notonegoro yang juga suami Gusti Kanjeng Ratu Hayu, anak keempat Raja Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menjelaskan digitalisasi ini dilakukan karena masih kurangnya informasi tentang kebudayaan Jawa yang sebagian bersumber dari keraton. Kebudayaan yang dia maksud di antaranya wayang, gamelan, dan tarian.

Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro menunjukkan wayang koleksi Keraton Yogyakarta di Keraton Kilen. TEMPO | Shinta Maharani

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Informasi tentang wayang kulit gaya Yogyakarta di internet minim, lebih banyak gaya Solo," kata KPH Notonegoro di Yogyakarta, Jumat 8 November 2019. Sebelum digitalisasi, masyarakat harus datang ke keraton, meminta izin, dan membongkar kotak-kotak wayang untuk bisa melihat wayang koleksi keraton Yogyakarta. Proses digitalisasi ini diharapkan memudahkan akses informasi tentang wayang koleksi keraton yang bisa menjadi inspirasi untuk dalang, mahasiswa pedalangan, dan perajin tatah sungging.

Butuh waktu berbulan-bulan untuk mendigitalisasi data wayang koleksi keraton. Wayang yang didigitalisasi dari kotak pertama misalnya, menurut KPH Notonegoro, perlu waktu empat bulan. Belum lagi kondisi sejumlah wayang yang sudah rapuh karena usia dan terkena gempa pada 2006.

Kepala Tepas Tandha Yekti, divisi yang bertanggung jawab atas informasi dan teknologi serta dokumentasi keraton, GKR Hayu menyebutkan beberapa koleksi keraton yang sudah rapuh dan rusak, misalnya wayang dan kereta zaman Raja Hamengku Buwono I.

Abdi dalem keraton, menurut GKR Hayu, tidak berani membuka koleksi yang rapuh itu. Anak-anak sultan, satu di antaranya GKR Hayu berinisiatif menginventarisasi koleksi keraton bersama suaminya. Selain wayang, keraton juga telah melakukan digitalisasi manuskrip-manuskrip kuno yang diperoleh dari British Library. Baru sekitar 70-an manuskrip kuno yang telah didigitalisasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

24 menit lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

9 jam lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

13 jam lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

14 jam lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

17 jam lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

19 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

23 jam lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

1 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.