Salak madu
Disebut salak madu karena rasanya yang manis. Ciri lainnya, daging buah salak madu ini warnanya bercampur putih agak kekuningan, teksturnya elastis serta lembut. Warna kulit salak madu ketika masih muda cokelat agak kehitaman. Namun saat tua warnanya cokelat mengkilat. Salak madu banyak dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Sleman.
Salak gading
Salak gading juga tumbuh di daerah Sleman. Salak gading mudah diketahui dari tampilan warna kulitnya yang cerah. Daging buah salak gading ini cukup tebal. Ada rasa manisnya, tapi bercampur dengan sepat serta agak asam.
Salak pondoh
Salak pondoh adalah yang paling umum banyak diketahui. Salak pondoh juga banyak tumbuh di wilayah Sleman. Salak pondoh ukurannya termasuk paling kecil dibandingkan jenis lainnya. Rasanya pun manis sejak buahnya masih muda.
Perkebunan salak pondoh di desa ekowisata Pancoh, Sleman, Yogyakarta. Tempo/Dini Pramita
Salak gula pasir
Seperti penyebutan namanya, salak ini memang memiliki rasa yang manis. Bila dikonsumsi masih muda, salak ini rasanya cenderung asam. Tapi bila sudah agak tua, salak ini dominan rasa manis. Salak gula pasir ukuran bijinya kecil jika dibandingkan dengan tekstur daging buahnya yang tebal. Salak gula pasir banyak ditanam di wilayah Karangasem, Bali.
Salak Sidempuan
Padang Sidempuan, Sumatera Utara ini dijuluki Kota Salak. Julukan tersebut karena wilayah ini memang banyak ditumbuhi salak. Namun yang memikat perhatian dari salak sidempuan ini adalah daging buahnya yang bercampur warna merah dan putih. Rasanya perpaduan asam dan manis.