Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pulau Ternate Hidupkan Wisata Jejak Naturalis Wallace

image-gnews
Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Tempo/Rully Kesuma
Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia mengenal dua naturalis sepanjang abad: Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace. Keduanya bersimpang arah dalam teori evolusi. Hingga suatu saat, Wallace singgah di Pulau Ternate. Dalam surat bertahun 1858 kepada seorang temannya, Alfred Russel Wallace yang juga seorang perwira militer, menulis bahwa ia melihat seekor serangga yang warnanya hampir tak terlihat di tanah berlumpur tempat ia berada.

Dari situlah teori evolusi diperkuat dan menempatkan Charles Darwin sebagai pionir -- dengan bahan-bahan penelitian Wallace. Kehidupan Wallace memang menarik, sebagai perwira militer ia bertugas di wilayah-wilayah pendudukan. Namun panggilan hatinya untuk meneliti kehidupan juga tak bisa ia abaikan. Berkarib dengan Charles Darwin pencetus teori evolusi – yang bahan-bahan penelitiannya banyak disuplai dirinya – Wallace seperti keranjingan menerabas hutan dan tinggal berhari-hari di dalamnya.

Dari kepulauan yang kini berada di wilayah  Indonesia dan Malaysia, ia terus mengumpulkan hasil penelitiannya. Ia tak seberuntung Darwin yang didukung komunitas ilmuwan, yang membuatnya didukung secara finansial dalam penelitiannya. Wallace harus tertatih-tatih membiayai penelitian. Ia bahkan harus menjual koleksi temuannya ke museum atau kolektor pribadi di Inggris untuk membiayai hidupnya selama di hutan.

Wallace menghabiskan hampir satu dekade meneliti satwa liar di rantai kepulauan terpencil di timur Sumatra, yang pada waktu itu adalah Hindia Belanda. Ia juga mempelajari dampak dari batas geografis alami pada dunia, yang kemudian dinamai The Wallace Line. Dia mengumpulkan puluhan ribu spesimen alami yang akan membantu mengarah pada perumusan teorinya.

Suasana Pantai Jikomalamo Ternate ketika sepi dari pengunjung. (indonesia-tourism.com)

Selama ekspedisinya, Wallace juga ke Indonesia Timur. Ia pernah setahun tinggal di Maros dan yang paling epik, saat ia terhenti di Pulau Ternate dan menyewa sebuah rumah sebagai pangkalan penelitian sekaligus tempat tinggal.

Pulau Ternate bagi Wallace adalah sebuah pulau vulkanik nan subur, yang menantangnya untuk sejumlah penelitian flora dan fauna. Di situlah ia banyak menulis makalah ilmiah dan surat-suratnya. Dari Ternate ia mengirim surat pada 9 Maret 1858 ke Darwin bersama dengan makalah terperinci yang menjelaskan teorinya.

Darwin telah sampai pada kesimpulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, dan didukung oleh banyak temuan Wallace. Mereka bersama-sama menerbitkan sebuah makalah yang memperdebatkan teori evolusi. Darwin menerbitkan The Origin of Species setahun kemudian, yang menjadi sensasi dan mendorongnya untuk terkenal.

Selama perjalanannya, Wallace memanfaatkan setiap waktu yang dihabiskannya di sebuah kota untuk mengirim temuannya kepada ilmuwan lain untuk ditulis dalam jurnal ilmiah. Dia juga mencatat temuannya dalam jurnal yang ia tuangkan dalam The Malay Archipelago, sebuah buku bio-geografis yang menguraikan penemuan dan perjalanan Wallace di pulau-pulau nusantara.

Wisatawan mengunjungi Benteng Tolukko di Ternate, Maluku Utara, Sabtu, 27 Desember 2014. Benteng ini dibangun oleh Francisco Serao dari Portugis tahun 1540. ANTARA/Widodo S. Jusuf

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, pulau-pulau ini berada di kedaulatan Malaysia atau Indonesia. Penelitian Wallace disebut-sebut sebagai “Bima Sakti” yang belum sepenuhnya ditemukan penjelajah Eropa saat itu. Wallace adalah penemu harta karun yang tersimpan dalam relung kepulauan nusantara.

Wallace mengkatalogkan tanaman dan hewan. Bahkan ia adalah pencicip durian sejati, dengan menyebutnya sebagai puding kaya mentega, yang kaya rasa dengan almond, “Rasanya berbaur yang mengingatkanku kepada krim-keju, saus bawang, sherry cokelat, dan keganjilan lainnya," tulisnya.

Meskipun berkali-kali Wallace menulis kekayaan alam Ternate, namun wisatawan yang berkunjung ke sana tak pernah diceritakan mengenai Wallace. Justru popularitas Ternate dibangun sebagai pulau yang diperebutkan Portugis, Spanyol, dan Belanda – bahkan Inggris.

Ternate juga dikenal memiliki wilayah yang bernama Morotai, pangkalan militer Amerika Serikat-Australia dalam Perang Pasifik. Rupanya, kesadaran mulai tumbuh. Pada 2019, sudah dimulai tur untuk menelusuri jejak kehidupan Wallace di Ternate.

Tur ini tak bakal menjemukan. Pasalnya wisatawan tak hanya diajak menelusuri tempat, tapi mencari apa yang didapatkan Wallace, seperti cenderawasih, burung lokal yang spektakuler. Burung itu dapat ditemukan mendiami pulau-pulau tetangga Halmahera dan Bacan, dinamai Semioptera wallacii. Ternate merupakan bagian dari perjalanan Wallace yang berhasil mengumpulkan lebih dari 100.000 spesimen, yang ia jual ke  ke museum dan kolektor Inggris.

Masjid Al Munawar terlihat di tepi pantai Ternate Maluku Utara, (5/6). Masjid yang diresmikan tanggal 5 Agustus 2010 tersebut sering disebut masjid apung karena mempunyai 4 pilar dan 2 diantaranya tertanam di laut. ANTARA/Prasetyo Utomo

Sayangnya, tidak ada plakat yang menghormati Wallace di Ternate. Menurut sejarawan mengenai Wallace, Dr. George Beccaloni, kemungkinan rumah di mana Wallace tinggal dan bekerja sudah tidak ada lagi. Namun, Pulau Ternate memang mempesona seperti catatan Wallace, “Pulau itu indah dari berbagai sisi dan memiliki gunung berapi yang terus menerus mengeluarkan asap, tenang dan indah.”

Di Pulau Ternate, benteng-benteng tersebar di pusat kota. Sebagian terawatt dengan baik, sebagian lagi tinggal puing-puing. Terdapat pula Fort Oranje, benteng pertama VOC di Indonesia dan dijadikan pusat perdagangan Belanda, sebelum memindahkan markasnya ke Batavia.

Nah, kayaknya antara Dinas Pariwisata Ternate dan agen perjalanan Eropa harus berlomba atau bahkan bersinergi menghidupkan jejak Alfred Russel Wallace di Pulau Ternate.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Honda Buka Dealer Baru di Ternate, Pertama di Maluku Utara

31 Agustus 2023

Dealer Honda di Ternate. (Foto: HPM)
Honda Buka Dealer Baru di Ternate, Pertama di Maluku Utara

Dealer bernama Honda Selaras Ternate ini menjadi jaringan dealer resmi pertama Honda di Provinsi Maluku Utara. Catat lokasinya!


Harga Beras di Ternate Naik hingga Rp 16 Ribu per Kg

16 Agustus 2023

ilustrasi beras
Harga Beras di Ternate Naik hingga Rp 16 Ribu per Kg

Harga beras di Ternate dua bulan terakhir naik mencapai Rp 15-16 ribu per kilogram atau melebihi harga eceran tertinggi Rp 11.800.


Harga Cengkeh Tembus Rp 120 Ribu Per Kg di Ternate, Ini 6 Manfaat Cengkeh untuk Kesehatan

16 Agustus 2023

Cengkeh.
Harga Cengkeh Tembus Rp 120 Ribu Per Kg di Ternate, Ini 6 Manfaat Cengkeh untuk Kesehatan

Saat ini, harga rempah cengkeh di Kota Ternate tembus Rp 120 ribu per kilogram. Berikut 6 manfaat cengkeh bagi kesehatan, obat sakit gigi hingga stres


Peringatan 200 Tahun Alfred Russel Wallace Jadi Forum Pertukaran Riset Keanekaragaman Hayati

15 Agustus 2023

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
Peringatan 200 Tahun Alfred Russel Wallace Jadi Forum Pertukaran Riset Keanekaragaman Hayati

Sesi diskusi dilakukan agar peserta bisa mendalami pemahaman tentang evolusi, keanekaragaman hayati, dan kontribusi Wallace.


200 Tahun Alfred Russel Wallace: Kawasan Wallacea Sisakan Banyak Ilmu Pengetahuan

15 Agustus 2023

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
200 Tahun Alfred Russel Wallace: Kawasan Wallacea Sisakan Banyak Ilmu Pengetahuan

Perayaan 200 tahun Alfred Russel Wallace: kawasan Wallacea meninggalkan legasi ilmu pengetahuan.


Kisah Calon Paskibraka yang Merasa Digugurkan Sebelum ke Istana

21 Juli 2023

Nanda Maulidya. Twitter/justicefornanda
Kisah Calon Paskibraka yang Merasa Digugurkan Sebelum ke Istana

Dari tahun ke tahun, selalu muncul kasus calon paskibraka yang sudah lolos kemudian disebut gagal menjelang keberangkatan. Siapa saja mereka?


Nanda Maulidya Calon Paskibraka Asal Ternate Gagal Kibarkan Bendera Pusaka di Istana, Mengapa Keluarga Kecewa?

21 Juli 2023

Nanda Maulidya. Twitter/justicefornanda
Nanda Maulidya Calon Paskibraka Asal Ternate Gagal Kibarkan Bendera Pusaka di Istana, Mengapa Keluarga Kecewa?

Calon paskibraka 2023 Nanda Maulidya asal Ternate dinyatakan gugur oleh BBPIP. Apa penyebabnya dan mengapa keluarga kecewa?


Alquran Kuno Kulit Kayu Ratusan Tahun di Alor NTT, Ini Kisahnya

5 April 2023

Al Quran Kulit Kayu di Kabupaten Alor. kebudayaan.kemdikbud.go.id
Alquran Kuno Kulit Kayu Ratusan Tahun di Alor NTT, Ini Kisahnya

Kabupaten Alor di NTT punya banyak daya tarik bagi wisatawan, salah satunya terdapat Alquran tua yang terbuat dari kulit kayu. Ratusan tahun umurnya.


Nasi Jaha, Menu Buka Puasa Favorit Warga Ternate saat Ramadan

2 April 2023

Sejumlah pedagang menjajakan nasi jaha sebagai menu buka puasa, karena menu yang terbuat dari bahan beras ketan, dicampur dengan santan kelapa cara masak dengan dibakar di dalam bambu sangat diminati warga dan dijual di sekitar Masjid Raya Al-Munawwar Ternate, Minggu 2 April 2023. ANTARA/Abdul Fatah
Nasi Jaha, Menu Buka Puasa Favorit Warga Ternate saat Ramadan

Sahria Laila, seorang warga Ternate mengatakan nasi jaha menjadi menu favorit buka puasa karena nikmat jika dimakan dengan ikan panggang


Keistimewaan 5 Masjid Terapung di Indonesia, Salah Satunya Masjid Al Jabbar Bandung

21 Februari 2023

Suasana Masjid Terapung Amirul Mukminin di Anjungan Pantai Losari yang telah ditutup untuk umum di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 17 April 2020. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam percepatan penanganan COVID-19 di Kota Makassar akan diterapkan pada 24 April mendatang. ANTARA
Keistimewaan 5 Masjid Terapung di Indonesia, Salah Satunya Masjid Al Jabbar Bandung

Beberapa daderah di Indonesia memiliki masjid terapung, antara lain di Kendari, Makassar, Ternate, Kalimantan Barat, dan Masjid Al Jabbar Bandung.